BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk mendukung pemahaman dengan melihat berbagai aspek
kehidupan.
Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip autoaktifitas, prinsip apresiasi dan prinsip motivasi Nuryani, 2010 : 32-34.
Dengan prinsip pembelajaran IPA di atas, diharapkan pembelajaran IPA sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap-sikap disiplin,
kemampuan bekerjasama, menghargai pendapat orang lain, dan sikap positif lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis di SDN 2 Fajar Baru Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan, baru sebagian kecil guru menerapkan
prinsip dasar pembelajaran IPA yang dikemukakan di atas. Metode ceramah yang sering digunakan oleh guru belum sepenuhnya memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari, melainkan guru terlebih dahulu memberi contoh atau mendemonstrasikan cara melakukan
eksperimen.
2 Penekanan belajar IPA yang diterapkan oleh guru masih terpaku pada pendekatan
konsep sehingga proses belajar mengajar IPA terkesan guru yang aktif, sedangkan siswa pasif. Akibat pembelajaran seperti ini adalah konsep yang diterima siswa
bersifat abstrak dan rata-rata prestasi belajar IPA masih dibawah KKM yaitu 65, yang diterapkan di sekolah, sehingga guru dituntut untuk lebih aktif mencari
solusi dalam memecahkan masalah tersebut.
Dengan menggunakan lingkungan sebagai media belajar diharapkan akan membangkitkan minat belajar siswa, serta siswa lebih aktif dan kreatif sehingga
dalam proses pembelajaran tidak menoton dan pasif seperti yang selama ini terjadi di SDN 2 Fajar Baru Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan Tahun
Pelajaran 20112012.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua
peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam.
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan saja penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan agar memahami alam sekitar secara ilmiah.
3 Pendidikan IPA diarahkan untuk ikuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah science inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman langsung
melalui penggunaan dan ketrampilan proses dan sikap ilmiah KTSP 2006.
Dalam bidang studi IPA pada pelaksanaannya harus diupayakan dalam pembelajaran yang kondusif dalam arti pembelajaran itu bersifat aktif, kreatif, dan
inovatif, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penanaman dan fungsi guru menjadi inti penyelenggaraan menjadi warna dan bentuk terhadap
proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mencari strategi yang dianggap dapat menciptakan situasi yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat
ditingkatkan.
Menurut KTSP SD 2006 : 2 bahwa tujuan pembelajaran IPA agar peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik IPA adalah adanya sifat coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan coba lagi. IPA tidak menyediakan semua jawaban untuk masalah yang kita
ajukan. Dalam IPA anak-anak harus bersifat aktif sehingga guru memodifikasi model-model pembelajaran. Selain itu materi IPA harus dimodifikasi dan
4 ketrampilan-ketrampilan proses IPA yang dilatihkan juga harus disesuaikan
dengan perkembangan anak.
Pada kenyataannya di lapangan saat ini, proses pembelajaran yang dilakukan belum optimal dalam pelaksanaannya di Sekolah Dasar, seperti belum dapat
mengantisipasi keadaan dan keperluan siswa. Adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru, meskipun mereka belum mengerti materi yang
disampaikan guru. Masih kurangnya memanfaatkan sumber belajar atau objek yang diamati secara langsung. Hal tersebut, mempengaruhi aktivitas dan hasil
belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan melibatkan siswa secara langsung sehingga dengan melibatkan siswa secara aktif akan lebih terkesan dan
bermakna di hati, sekaligus mendorong kreativitas siswa dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus fasilitator yang baik, sehingga
proses pembelajaran yang dirancang akan terlaksana dengan baik.
Menurut Uzer 2003:31 menyatakan bahwa “belajar yang efektif harus dimulai dengan pengalaman yang lebih abstrak. Belajar yang lebih efektif jika dibantu alat
peraga pengajaran.
Kenyataan diperoleh bahwa, aktivitas belajar siswa di SDN 2 Fajar Baru Kecamatan Jatiagung
masih rendah dan hasil pencapaian nilai rata-rata mata pelajan IPA tidak mencapai KKM 65. Berdasarkan hasil observasi pada
pembelajaran IPA diantaranya: 1 belum inovatif dalam belajar; 2 siswa kurang
5 bersemangat; 3 siswa tidak menerapkan langsung pelajaran yang sudah didapat;
4 pembelajaran yang dilakukan sifatnya monoton.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan peneliti, masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang terjadi di kelas IV tersebut dikarenakan guru
belum mengoptimalkan penggunaan media, sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang terlibat langsung secara aktif dan kreatif dan kurang memberikan
kesan mendalam dalam hati siswa. Hal tersebut yang menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa, serta menjadikan siswa kurang banyak
melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainnya sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
dilakukan dengan melakukan pendekatan kepada siswa agar melakukan proses learning by doing, agar siswa merasa tidak bosan dalam belajar.
Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran IPA kelas IV di SDN 2 Fajar Baru Kecamatan
Jatiagung Lampung Selatan melalui penggunaan alat peraga.
Dengan alat peraga yang disesuaikan dengan materi dan perkembangan siswa SD diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi untuk dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran IPA kelas IV SDN 2 Fajar Baru Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan.
6
B. Identifikasi Masalah