Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Pada proses pembuatan mie memerlukan berbagai bahan tambahan yang masing- masing bertujuan tertentu, antara lain menambah bobot, menambah volume, memperbaiki mutu ataupun cita rasa serta warna. Banyak pabrik yang menggunakan tepung tapioka atau aci untuk memperoleh adonan dengan mutu tertentu. Tabel 4. Syarat Mutu Tapioka No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan a. Bentuk - Serbuk halus b. Bau - Normal c. Warna - Putih, khas tapioka 2 Kadar air bb Maks. 14 3 Abu bb Maks. 0,5 4 Serat kasar bb Maks. 0,4 5 Kadar pati bb Min. 75 6 Derajat putih MgO = 100 - Min. 91 7 Derajat asam ml NAOH 1 N100 g Maks. 4 8 Cemaran logam a. Cadmium Cd Mgkg Maks. 0,2 b. Timbal Pb Mgkg Maks. 0,25 c. Timah Sn Mgkg Maks. 40 d. Merkuri Hg Mgkg Maks. 0,05 9 Cemaran arsen As Mgkg Maks. 0,5 10 Cemaran mikroba a. Angka lempeng total 35 o C, 48 jam Kolonig Maks. 1 x 10 6 b. Escherichia coli APMg Maks. 10 c. Basillus cereus Kolonig 1 x10 4 d. Kapang Kolonig Maks. 1 x10 4 Sumber : SNI. 3451:2011

2.3 Pati

Pati merupakan salah satu jenis karbohidrat. Pati masuk dalam golongan polisakarida yang banyak terkandung di dalam serealia dan umbi-umbian. Menurut Winarno 1991, pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α– glikosidik. Pati terdiri dari beberapa jenis yang tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C – nya, serta lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari 2 fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua fraksi hanya dapat dipisahkan dengan air panas. Amilosa atau fraksi terlarut mempunyai struktur lurus dengan ikatan α– 1,4 – D– glukosa. Sedangkan amilopektin atau fraksi tidak terlarut mempunyai cabang deng an ikatan α– 1,4 – D– glukosa sebanyak 4 – 5 dari berat total. Pati mempunyai bentuk granula butir yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari bentuk, ukuran, dan letak heliumnya. Granula tersebut dapat dibuat membengkak apabila dimasukkan ke dalam air dengan suhu 55 o – 65 o C. Dalam peristiwa pembengkakan granula pati, memungkinkan terjadinya granula pati pecah dan tidak dapat kembali lagi pada kondisi semula, apabila suhu air sampai suhu gelatinisasi. Suhu gelatinisasi berbeda-beda tergantung jenis pati. Misalnya pada jagung 62 – 70 o C, beras 68 – 78 o C, gandum 54,5 – 64 o C, kentang 58 – 66 o C, dan tapioka 52 – 65 o C. Suhu gelatinisasi juga dipengaruhi oleh pH larutan dan penambahan gula. Bila pH larutan terlalu tinggi maka pembentuan gel makin cepat tercapai tapi cepat turun lagi, sedangkan jika pH terlalu rendah pembentukan gel akan berjalan lambat. Pembentukan gel optimum berada pada kisaran pH 4 – 7. Penambahan

Dokumen yang terkait

Pembuatan Mie Kering Dari Tepung Terigu Dengan Tepung Rumput Laut Yang Difortifikasi Dengan Kacang Kedelai

1 41 5

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU TERHADAP LAJU PENGERINGAN DAN SIFAT FISIK MIE SEHAT KERING

2 21 47

Pemanfaatan Tepung Singkong (Manihot utilissima) sebagai Bahan Substitusi Tepung Terigu dan Pnambahan Tepung Kedelai sebagai Sumber Protein dalam Pembuatan Mi Basah (Boiled Noodle)

7 59 131

Mempelajari Pengaruh Substitusi Tepung Singkong, Tepung Kedele dan Penambahan Gliserin Monostearat terhadap Sifat-Sifat Roti Tepung Terigu

0 11 152

SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING TERHADAP Substitusi Tepung Labu Kuning Terhadap Elongasi Dan Daya Terima Mie Basah.

0 1 17

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU DARI ELASTISITAS DAN DAYA Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan Mie Basah Ditinjau Dari Elastisitas Dan Daya Terima.

0 1 15

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan Mie Basah Ditinjau Dari Elastisitas Dan Daya Terima.

0 1 16

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Ambon Terhadap Elastisitas Dan Daya Terima Mie Basah.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Ambon Terhadap Elastisitas Dan Daya Terima Mie Basah.

0 2 5

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG AMBON TERHADAP ELASTISITAS DAN DAYA TERIMA MIE BASAH Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Ambon Terhadap Elastisitas Dan Daya Terima Mie Basah.

0 3 13