Uji Hedonik TINJAUAN PUSTAKA

3.3.2 Pembuatan Mie Herbal Basah

Mula-mula sebanyak 300 g bahan campuran tepung terigu dan tepung tapioka dengan perbandingan komposisi tepung sesuai dengan Tabel 7, dimasukkan ke dalam mangkok. Campuran bahan tepung tapioka dan tepung terigu ditambahkan bahan lainnya, seperti garam 6 g, garam alkali 1,8 g, bubur bayam 60 g, telur 20 g, dan air 75 ml aduk semua bahan hingga tercampur rata selama 5 menit untuk aerasi agar air bisa terserap maksimal. Komposisi campuran yang digunakan berdasarkan hasil uji pendahuluan dan jumlahnya sama untuk semua perlakuan. Campuran bahan tersebut diuleni secara terus menerus sampai adonannya kalis ±15 menit. Kemudian adonan didiamkan di dalam mangkuk dan ditutup menggunakan kain selama ± 5 – 10 menit untuk memberi kesempatan penyebaran air dan pembentukan gluten sehingga adonan mengembang. Adonan tersebut kemudian dimasukkan ke alat pencetak agar berbentuk lembaran dengan pengulangan 4 sampai 5 kali untuk menghaluskan serat-serat gluten agar mudah saat pencetakan. Lembaran didiamkan ± 5 – 10 menit agar pada proses pembentukkan mie tidak mudah putus dan kenyal serta warna mie akan lebih seragam. Lembaran mie dicetak menjadi mie ukuran 2 mm. Mie yang telah jadi diletakan pada lembaran plastik transparan yang telah ditaburi tepung tapioka agar mie tidak lengket. Mie direbus selama ± 9 menit karena waktu optimum tepung terigu lokal untuk rehidrasi adalah 6,36 – 9,36 menit Ratnaningsih, dkk., 2010. Mie herbal basah dianalisis sifat fisiknya, meliputi : kadar air, daya serap air, uji pengembangan mie, uji tensile strength, uji warna, uji hedonik, uji lama simpan mie herbal basah. Gambar 2. Skema pembuatan mie herbal basah Tepung tapioka dan tepung terigu dicampurkan selama 5 menit Campuran bahan diuleni hingga adonan kalis ± 15 menit Adonan didiamkan 5-10 menit dan ditutup menggunakan kain lap Bubur bayam, telur, dan air Garam dan garam alkali Na 2 CO 3 Mulai Selesai Adonan dicetak menjadi lembaran mie 4 – 5 kali pengulangan Mie direbus ± 9 menit pada suhu 100 o C Lembaran mie didiamkan 5 – 10 menit Lembaran mie dicetak menjadi mie Mie Kadar air Daya serap air Uji pengembangan mie Uji tensile strength Uji warna Uji hedonik Uji lama simpan mie herbal basah Analisis

Dokumen yang terkait

Pembuatan Mie Kering Dari Tepung Terigu Dengan Tepung Rumput Laut Yang Difortifikasi Dengan Kacang Kedelai

1 41 5

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU TERHADAP LAJU PENGERINGAN DAN SIFAT FISIK MIE SEHAT KERING

2 21 47

Pemanfaatan Tepung Singkong (Manihot utilissima) sebagai Bahan Substitusi Tepung Terigu dan Pnambahan Tepung Kedelai sebagai Sumber Protein dalam Pembuatan Mi Basah (Boiled Noodle)

7 59 131

Mempelajari Pengaruh Substitusi Tepung Singkong, Tepung Kedele dan Penambahan Gliserin Monostearat terhadap Sifat-Sifat Roti Tepung Terigu

0 11 152

SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING TERHADAP Substitusi Tepung Labu Kuning Terhadap Elongasi Dan Daya Terima Mie Basah.

0 1 17

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU DARI ELASTISITAS DAN DAYA Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan Mie Basah Ditinjau Dari Elastisitas Dan Daya Terima.

0 1 15

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN MIE BASAH DITINJAU Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan Mie Basah Ditinjau Dari Elastisitas Dan Daya Terima.

0 1 16

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Ambon Terhadap Elastisitas Dan Daya Terima Mie Basah.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Ambon Terhadap Elastisitas Dan Daya Terima Mie Basah.

0 2 5

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG AMBON TERHADAP ELASTISITAS DAN DAYA TERIMA MIE BASAH Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Ambon Terhadap Elastisitas Dan Daya Terima Mie Basah.

0 3 13