BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perokok Pasif
Perokok pasif atau s econd hand smoke
SHS istilah pada orang lain bukan perokok, terpapar asap rokok secara tidak sadar dari perokok aktif.
Sidestream Smoke SS adalah
asap rokok sampingan hasil pembakaran rokok itu sendiri sedangkan
Mainsteam Smoke MS adalah asap rokok
utama dihembuskan kembali ke udara oleh perokok aktif.
6
Kedua keadaan ini merupakan masalah penting bagi kesehatan lingkungan terutama di
Indonesia karena meningkatnya pengkonsumsi rokok. Data WHO menyatakan, Indonesia mengalami peningkatan tajam pengkonsumsi rokok
dalam 30 tahun terakhir, dari 33 milyar batang per tahun pada tahun 1970 menjadi 217 milyar batang pada tahun tahun 2000.
1,2
Prevalensi perokok aktif di kalangan orang dewasa terus meningkat dari 26.9 pada tahun 1995 menjadi 32.5 pada tahun 2001. Pria pedesaan
dengan tingkat pendidikan dan pendapatan rendah memiliki prevalensi perokok lebih tinggi.
1,2
Data ini didukung oleh penelitian di Liverpool, tingkat sosioekonomi rendah merupakan faktor risiko signifikan terpapar asap
rokok.
15
Hasil penelitian di Jawa Barat juga menyimpulkan, tingkat pendidikan dan pendapatan rendah memiliki prevalensi perokok lebih tinggi.
16
Suatu penelitian melaporkan, lebih dari setengah anak-anak di Inggris dan Wales pada tahun 1994 terpapar asap rokok di rumah.
17
Pada tahun 4
Universitas Sumatera Utara
1998, 42 anak British terpapar asap rokok setidaknya dari satu orang perokok aktif di rumah.
18
2.2. Efek Perokok Pasif pada Fungsi Paru Anak
Dari berbagai hasil penelitian cross sectional
dan analisis longitudinal terbukti, baik paparan asap rokok aktif maupun pasif selama masa anak akan
mengganggu mempengaruhi fungsi paru. Dari hasil analisis 21 penelitian cross sectional
tahun 1979-1997 melaporkan, terjadi pengurangan volume puncak ekspirasi pada detik pertama atau
Force Expiratory Volume One second
FEV
1
pada 18 dari 21 penelitian. Analisis ini menyimpulkan, umumnya ibu perokok
maternal smoking semasa hamil mungkin berkaitan
dengan pengurangan fungsi paru janin secara signifikan.
19
Penelitian-penelitian lain melaporkan ada efek terpisah pada anak perokok pasif. Hasil penelitian di Turki pada 360 anak usia 9-13 tahun, bapak
perokok paternal smoking
sangat erat kaitannya dengan pengurangan kapasitas vital paksa atau
Force Vital Capacity FVC, laju ekspirasi paksa
pada 25 sampai 75 kapasitas vital atau Force Expiratory Flow between
25 and 75 of FVC FEF
25-75
dan laju ekspirasi puncak. Keadaan ini terjadi karena di Turki lebih banyak pria perokok dibandingkan wanita.
20
Penelitian di Cina juga meaporkan bapak yang merokok lebih dari 30 batang sehari berkaitan dengan pengurangan signifikan pada FEV
1
dan FVC pada
Universitas Sumatera Utara
keturunannya. Di Cina, prevalensi pria perokok 61, sedangkan wanita hanya sekitar 7.
21
Penelitian internasional skala besar pada anak usia berkisar antara 6 hingga 12 tahun melaporkan, paparan asap rokok berpengaruh pada FEV
1
dan laju midekspirasi maksimal atau Maximal Mid Expiratory Flow MMEF, pengaruh ini semakin nyata pada paparan prenatal.
22
Penelitian-penelitian lain membuktikan kontribusi perokok pasif prenatal dan postnatal pada fungsi paru anak akan terjadi terutama apabila
ibu perokok semasa hamil. Penurunan fungsi paru pada usia remaja dilaporkan berkaitan dengan paparan dini dari ibu perokok pada 5 tahun
pertama kehidupan anak.
23
2.3. Mekanisme Paparan Asap Rokok pada Pengurangan Fungsi Paru