Mekanisme Paparan Asap Rokok pada Pengurangan Fungsi Paru Uji Fungsi Paru

keturunannya. Di Cina, prevalensi pria perokok 61, sedangkan wanita hanya sekitar 7. 21 Penelitian internasional skala besar pada anak usia berkisar antara 6 hingga 12 tahun melaporkan, paparan asap rokok berpengaruh pada FEV 1 dan laju midekspirasi maksimal atau Maximal Mid Expiratory Flow MMEF, pengaruh ini semakin nyata pada paparan prenatal. 22 Penelitian-penelitian lain membuktikan kontribusi perokok pasif prenatal dan postnatal pada fungsi paru anak akan terjadi terutama apabila ibu perokok semasa hamil. Penurunan fungsi paru pada usia remaja dilaporkan berkaitan dengan paparan dini dari ibu perokok pada 5 tahun pertama kehidupan anak. 23

2.3. Mekanisme Paparan Asap Rokok pada Pengurangan Fungsi Paru

Asap rokok merupakan campuran kompleks antar 4700 bahan kimia, termasuk radikal bebas dan oksidan O 2 - dalam konsentrasi tinggi. 24,25 Beban oksidan bertambah dalam paru akibat pelepasan Reactive Oxygen Species ROS dari makrofag dan neutrofil. Disatupihak peningkatan sekuestrasi neutrofil pada sirkulasi mikro paru akibat paparan asap rokok dapat meningkatkan oksidan. Dipihak lain asap rokok juga mengurangi kapasitas antioksidan di plasma berkaitan dengan penurunan protein sulfhydryl di plasma atau glutathione GSH. Penurunan GSH ini Universitas Sumatera Utara menyebabkan peningkatan lipid peroksidase dan transkripsi gen sitokin proinflamasi yang berperan pada obstruksi paru. 25 Banyak penelitian mengenai mekanisme efek perokok pasif dilakukan pada binatang. Penelitian pada manusia dilaporkan, terjadi peningkatan signifikan ketebalan dinding dalam saluran respiratorik pada anak meninggal tiba-tiba sudden infant death syndrome akibat terpapar asap rokok pasif. Tidak dijumpai perubahan pada lapisan muskular, mukosa bronkus atau epitel saluran respiratorik. Peneliti menyimpulkan, perubahan struktural ini akibat peningkatan pembentukan kolagen. 26

2.4. Uji Fungsi Paru

Uji fungsi paru pada anak digunakan untuk mendeteksi disfungsi mekanik, menentukan derajat disfungsi, dan menentukan apakah jenis disfungsi obstruktif, restriktif, atau gabungan keduanya. Uji fungsi paru juga berguna untuk pemantauan proses perjalanan penyakit dan menilai efek intervensi pengobatan akut maupun jangka panjang. 11-13 Peak Flow Meter, salah satu alat yang digunakan untuk menilai Arus Puncak Ekspirasi APE atau Peak Flow Rate PFR dengan satuan liter per menit, mengetahui sedini mungkin adanya penurunan fungsi paru dan penyempitan ataupun sumbatan saluran respiratorik. 27 Sampai saat ini, alat baku yang dipakai untuk mengukur APE adalah wright peak flow meter . Cara kerja alat ini berdasarkan asas mekanika, Universitas Sumatera Utara seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Deras arus udara diukur dengan gerakan piston yang terdorong oleh arus udara yang ditiupkan melalui pipa peniup. Piston akan mendorong jarum penunjuk marker. Karena piston dikaitkan dengan sebuah pegas, maka setelah arus berhenti, oleh gaya tarik balik recoil piston tertarik ke kedudukan semula dan jarum penunjuk tertinggal pada titik tunjuk jarum penunjuk. 14 Gambar 2.1 Mekanika kerja wright peak flow meter 14 Dari beberapa penelitian dengan menggunakan spirometri, nilai APE berkorelasi erat dengan FEV 1 . Pengukuran APE di rumah dengan menggunakan PFM lebih mudah dibandingkan mengukur FEV 1 , sehingga pengukuran APE setiap harinya direkomendasikan secara internasional untuk penderita asma. 28 Hasil pengukuran APE dalam bentuk angka dibandingkan dengan nilai APE prediksi anak sesuai jenis kelamin, usia, tinggi badan dan dipetakan dengan sistem zona traffic light . Zona hijau bila nilai APE 80 sampai 100 dibandingkan nilai prediksi, mengindikasikan fungsi paru baik. Zona kuning Universitas Sumatera Utara 50 sampai 80, menandakan mulai terjadi penyempitan saluran respiratori, dan zona merah ≤ 50 berarti saluran respiratorik besar telah menyempit. 29 Universitas Sumatera Utara

2.5. Kerangka Konseptual