Etnik Simalungun Agama Simalungun Chihou No Damanik Myoji No Yurai

2.2 Etnik Simalungun

Suku Simalungun adalah salah satu suku asli dari Sumatera utara. Simalungun berarti ‘sunyi’. Nama itu diberikan oleh orang luar karena pada saat itu penduduknya sangat jarang dan tempatnya sangat berjauhan antara yang satu dengan yang lain . Orang batak toba menyebutnya ‘Balungun’ dan orang Karo menyebutnya batak timur karena bertempat disebelah timur daerah Karo. Terdapat empat marga asli Simalungun yang populer dengan singkatan SISADAPUR,Yaitu:  Sinaga  Saragih  Damanik  Purba Dari keempat marga tersebut, tiap–tiap marga memiliki pembagian jenis lagi. Orang Simalungun tidak mementingkan soal ‘silsilah’ dalam adat, Karena penentu tutur Simalungun adalah tempat asal nenek moyang dan kedudukan atau peran dalam acara adat. Universitas Sumatera Utara

2.3 Agama

Sebelum masuknya missionaris agama Kristen pada tahun 1903, penduduk Simalungun bagian timur pada umumnya sudah banyak menganut agama Islam, sedangkan Simalungun barat menganut animisme Kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantera-mantera dari ‘datu’dukun disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan-panggilan kepada tiga dewa yaitu dewa diatas dilambangkan dengan warna putih dewa ditengah dilambangkan dengan warna merahdan dewa dibawah Dilambangkan dengan warna hitam. Tiga warna yang mewakili warna buat dewa tersebut putih,merah,hitam mendominasi berbagai ornamen suku suku Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumah. Ajaran Hindu dan Budha juga pernah mempengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti dengan peninggalan berbagai patung dan arca yang ditemukan di berbagai tempat di Simalungun yang menggambarkan makna Trimurti Hindu dan sang Budha yang menunggangi gajah Budha. Sistem pemerintahan pada zaman dahulu dipimpin oleh seorang raja. Sebelum pemberitaan injil masuk, tuan rajalah yang sangat berpengaruh. Orang Simalungun menganggap bahwa anak raja itu Tuhan dan raja adalah Allah yang kelihatan. Universitas Sumatera Utara BAB III ASAL USUL MARGA DAMANIK DI SIMALUNGUN Sejarah marga Damanik Sebelum terbentuknya kerajaan damanik di Simalungun, Beberapa Sumber sejarah mengatakan nenek moyang marga damanik dan juga marga simalungun lainnya, berasal dari Nagore India timur sekitar abad ke-5 menyusuri Birma, ke Siam dan Malaka dan selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur. Dalam sejarah marga damanik dikatakan bahwa raja Nagur memiliki seorang putera yang mengalami kelainan fisik yaitu memiliki satu mata. Masyarakat setempat menentang akan kehadiran anak tersebut dan meminta raja untuk membuang puteranya, karena mereka percaya anak itu akan membawa bencana. Namun raja dan permaisuri bertekad untuk mengasuh puteranya sampai remaja. Pada masa remajanya banyak peristiwa aneh yang dilakukan oleh putera raja tersebut dan membuat resah masyarakat. Akhirnya raja mengizinkan puteranya mengembara untuk menuntut ilmu. Sang anak diberikan bekal seekor kerbau dan bahan lainnya. Dalam pengembaraannya kerbau tersebut diganti menjadi lembu, diganti lagi menjadi kuda, lalu kambing, hingga akhirnya diganti dengan ayam jagur ayam berwarna kelabu dan berbulu ikal. Ayam tersebut merupakan ayam sakti yang tetap menang di medan laga. Sampai sekarang keturunaan marga damanik masih ada yang mempercayai bahwa ayam yang memiliki ciri-ciri seperti ayam jagur tidak boleh dibunuh karena akan mendatangkan keberuntungan. Universitas Sumatera Utara Putera raja itu selalu mengembara dari satu kampung ke kampung yang lain. Dia selalu memberikan pertolongan kepada masyarakat daerah yang dikunjunginya. Banyak julukan yang di berikan kepadanya karena namanya tidak diketahui .Dan karena keadaan matanya, ada yang menyebutnya Datu Parmata Manunggal, Raja Manualang,dll. Orang sakti ini tidak pernah menetap di satu daerah, Dia selalu mengembara hingga orang sulit untuk menemuinya. Suatu hari orang sakti itu menunjukan diri di puncak gunung Dolog Sijambak Bahir Gunung Merangkul Langit 2245 m dari permukaan laut, orang yang melihatnya bersembah sujud. Agar orang sakti yang dianggap Tuhan itu tidak berlalu, maka diberikan seorang gadis cantik asal daerah itu untuk dinikahi. Setelah menikah orang sakti itu pergi dan meninggalkan istrinya yang sedang mengandung. Dia melewati hutan belantara yang sangat angker, hingga akhirnya tiba disatu daerah dan membuat perkemahan serta bekerja sebagai tukang besi. raja Jumorlang sebagai penguasa daerah itu tidak senang akan kehadirannya. raja Jumorlang memerintahkan panglimanya untuk menangkap orang sakti itu . Namun saat menjumpai orang sakti itu, panglima tersebut ketakutan. Akhirnya raja Jumorlang bertarung dengan orang sakti tersebut hingga raja Jumorlang meninggal dunia. Agar kerajaan tetap berdiri maka rakyat dan panglima mengangkat orang sakti itu menjadi raja dan menikahi istri raja Jumorlang. Kemudian orang sakti itu membuat kerajaan yang diberi nama Siattar Siantar sekarang ini yang berarti sebagai pertanda sejarah kemenangan di medan perang . Universitas Sumatera Utara Karena orang sakti ini merupakan orang yang di tuakan dan dianggap sebagai manusia yang mengetahui rahasia alam dan pribadi maka dia mendapat sebutan sebagai datu dukun. Pada waktu memanjatkan mantera-mantera dalam upacara kepercayaan yang dianut pada masa itu, seorang datu selalu tampak menggunakan juba yang ditaburi manik-manik. Sehingga damanik berasal dari datu parmanik-manik yang digunakan para keturunan orang sakti ini sebagai Marga. Karena telah menjadi raja Siattar maka orang sakti itu diberi nama : Raja namartuah marga damanik . Menurut sejarah dan fakta hidup raja Jumorlang dengan raja Namartuah adalah satu nenek moyang , yaitu sama-sama keturunan dari raja Nagur. Wilayah Kerajaan Damanik Wilayah kerajaan Damanik tidak pernah lepas dari sejarah terbentuknya kota Siantar. Wilayah Siantar sekarang ini merupakan bagian dari kerajaan tersebut. Susunan pemerintahan pada zaman kerajaan Siattar adalah : 1. Raja Tuan Dolog Malela dan tuan Bangun, langsung dibawah pemerintahan raja Siattar. 2. Wilayah tuan Nagahuta adalah tunduk pada kerajaan Siattar. 3. Wilayah Tuan Sipolha adalah wilayah kerajaan Siattar. 4. Wilayah Sidamanik adalah pusat kerajaan Siattar. 5. Wilayah tuan Bandar adalah pusat Kerajaan siattar. 6. Wilayah tuan Marihat adalah tunduk pada kerajaan Siattar. Universitas Sumatera Utara Wilayah kerajaan Siattar menurut Pembagian wilayah pemerintahan Republik Indonesia tahun 1950 adalah : 1. Wilayah Kota Pematang Siantar dipimpin oleh walikota kepala Daerah Tingkat II. 2. Wilayah Kecamatan terdiri dari : 1. Kecamatan Siantar meliputi desa Sipolha, Marihat, BangunDolog Malela 2. Kecamatan Bandar bekas wilayah Tuan Bandar 3. Kecamatan Sidamanik bekas wilayah Tuan sidamanik di sarimatondang.

3.3 Perkembangan Marga Damanik di Simalungun