e. Ideal untuk molekul besar dan ion.
f. Mudah memperoleh kembali Johnson dan Stevenson, 1991.
KCKT paling sering digunakan untuk: menetapkan kadar senyawa- senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-
protein dalam cairan fisiologis, menetukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan
farmasi; monitor sampel-sampel yang berasal dari lingkungan; memurnikan senyawa dalam suatu campuran; memisahkan polimer dan menentukan distribusi
berat molekulnya dalam suatu campuan; kontrol kualitas; dan mengikuti jalannya reaksi sintesis Rohman, 2007.
Keterbatasan metode KCKT adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali KCKT dihubungkan dengan senyawa Spektropfotometer Massa MS.
Keterbatasan lainnya adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh Rohman, 2007.
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1Tempat Pelaksanaan
Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan yamg beralamat di Jl.
Sisingamangaraja Km.9 No. 59 Medan.
3.2 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, beaker glass pyrex, botol vial, maat pipet, membran filter Phenex NY 0,45 µm, labu tentukur
pyrex, neraca analitik digital semi mikro balance, unit peralatan kromatografi cair kinerja tinggi Waters yang terdiri dari detektor UVVis merk Waters 2489,
kolom bondapack C18 3,9 x 300 mm, penyuntik mikroliter 100 µl, pompa merk Waters 1525, spuit 10 ml, ultrasonic, wadah fase gerak.
3.3 Bahan-bahan
Bahan–bahan yang digunakan adalah aquabidest, metanol, asam asetat glasial, kloramfenikol Baku Pembanding Farmakope Indonesia BPFI, sediaan
kloramfenikol.
3.4 Pembuatan Larutan Pereaksi 3.4.1 Fase Gerak
Sebanyak 450 ml aquabidest dimasukkan kedalam labu tentukur 1 liter kemudian ditambahkan 450 ml metanol dan 1 ml asam asetat glasial kedalam labu
kemudian diaddkan hingga batas tanda.
3.4.2 Pengambilan sempel Uji
Dari 1 bets sediaan jadi kapsul kloramfenikol diambil 10 kapsul. Berdasarkan prosedur tetap perusahaan maka sampel yang dipakai sebanyak 3
kapsul yang isi ketiga kapsul digabung lalu ditimbang 120 mg lakukan dua kali duplo.
3.4.3 Larutan Baku
Ditimbang 50 mg dengan seksama masukkan ke dalam labu tentukur 50
ml, ditambahkan pelarut 20 ml kemudian lakukan dengan ultrasonik selama 15
m3nit kemudian dicukupkan dengan pelarut hingga batas tandalalu dipipet 2 ml kedalam labu 25 ml kemudian dicukupkan laludisaring dengan filter 0,45
�m
kemudian larutan dianalisa. 3.4.4 Larutan Uji
Ditimbang 10 kapsul kemudian diambil 120 mg dari bobot rata-rata masukkan kedalam labu 50 ml, ditambahkan pelarut 25 ml kemudian dilakukan
ultrasonik selama 15 menit lalu dicukupkan dengan pelarut hingga batas tandakemudiandipipet 2 ml dimasukkan kedalam labu 50 ml dan dicukupkan
dengan pelarutlalu disaring dengan filter 0,45 um dan larutan dianalisa. 3.5 Cara Kerja Penetapan Kadar
Penetapan kadar dilakukan menggunakan alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Dipakai fase gerak campuran Aquabidest: Metanol: Asam asetat
glasial 55:45:0,1 ml, fase diam yang digunakan adalah L 1 Bondapack C
18