Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

dilengkapi dengan mikrokomputer dan mikroprosesor yang dapat memberikan perhitungan data sekaligus Lachman dkk, 1994. Metodespektrofotometri tidak dapat membedakan antara kloramfenikol dan produk degradasinya 1-4’-nitrofenil-3-amino-1,3-propandiol. Metode KCKT telah dikembangkan untuk menetapkan kadar kloramfenikol dan produk degradasinya Sudjadi dan Rohman, 2008. Kolom yang digunakan adalah fase terbalik C 18, 25 cm x 0,46 cm i.d., dengan ukuran partikel 10 mikron dan dioprasikan pada suhu ruangan. Dektektor yang digunakan adalah spektrofotometer UV pada panjang gelombang 254 nm dan diatur pada AUFS 0,05. Fase gerak yang digunakan adalah campuran bufer kalium monobasik fosfat 0,01M-metanol dengan perbandingan 58:42 vv dihantarkan secara isokratik dengan kecepatan alir fase gerak 1,5 mlmenit. Semua bahan diinjeksikan dengan volume 5 �� Sudjadi dan Rohman, 2008. Larutan baku timbang seksama lebih kurang 25 mg kloramfenikol BPFI, masukkan kedalam labu tentukur 200-ml, tambahkan 10 ml air dan panaskan diatas tangas uap hingga larut sempurna. Dinginkan hingga suhu kamar, encerkan dengan fase gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 �� atau lebih halus, dan gunakan filtrat yang jernih sebagai larutan baku Dirjen POM RI, 1995. Penyiapan sampel untuk kapsul, sejumlah tertentu kapsul yang setara dengan 25 mg kloramfenikol ditimbang secara seksama lalu ditambah dengan 10,0 ml larutan standar internal A dan volume dibuat 25,0 dengan metanol sudjadi dan Rohman, 2008.

2.2.2 Instrumentasi KCKT

Instrumentasi KCKT pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok yaitu: wadah fase gerak, sistem penghantar fase gerak, alat untuk memasukkan sampel, kolom, detektor, wadah, penampung buangan fase gerak, tabung penghubung dan suatu komputer atau integrator atau perekam Rohman, 2007. Sistem instrumen standar untuk elusi isokratik terdiri atas: i Reservoir pelarut. ii Sebuah pompa yang mampu memompa pelarut dengan tekanan sampai 4000 psi dan aliran hingga 10 mlmenit. iii Suatu injektor lengkung yang, pas dengan lengkung bervolume tetap antara 1 dan 200 �� 20 �� sering digunakan sebagai baku. iv Suatu kolom, yang biasanya berupa tabung baja dikemas, biasanya dengan gel silika tersalut oktadesilsilan salut-ODS dengan diameter partikel rata-rata 3,5 atau 10 �m. v Suatu detektor, yang biasanya berupa detektor UVvisible meskipun untuk penerapan khusus tersedia berbagai macam detektor. vi Sistem penangkap data, yang dapat berupa suatu integrator komputisi atau sebuah komputer dengan piranti lunak yang sesuai memproses data kromatografi. vii Kolom dihubungkan pada injektor dengan tabung berdiameter dalam yang sempit lebih kurang 0,2 mm, untuk meminimalkan ‘volume mati’, yaitu ruang kosong didalam sistem ketika kromatografi tidak terjadi dan pelebaran pita dapat terjadi melalui difusi longitudinal. viii Instrumen-instrumen memiliki injeksi sampel yang lebih canggih memiliki injeksi sampel otomatis dan oven kolom serta mampu mencampur dua pelarut atau lebih dalam berbagai perbandingan terhadap waktu untuk menghasilkan gradien fase gerak Watson, 2009.

a. Wadah Fase Gerak

Wadah fase gerak harus bersih dan lembap inert. Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum di gunakan harus dilakukan degassing penghilang gas yang ada pada fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul pada komponen lain terutama di pompa dan didetektor sehingga akan mengacaukan analisis. Pada saat membuat pelarut pada fase gerak, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan pelarut,bufer, dan reagen dengan kemunian yang sangat tinggi, dan lebih terpilih lagi jika pelarut-pelarut yang digunakan untuk KCKT berderajat KCKT HPLC grade. Adanya pengotor dalam reagen dapat menyebabkan gangguan pada sistem