Visi Dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tindakan penagihan pajak dimulai dengan menerbitkan Surat Teguran

D. Visi Dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik- praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Visi : menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. 2. Misi : menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang- undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA

A. Tindakan penagihan pajak dimulai dengan menerbitkan Surat Teguran

Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak denga menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan seklaigus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan menjual barang yang telah disita. Tujuan pelaksanaan penagihan pajak adalah guna pelunasan utang pajak oleh wajib pajak. Oleh karena itu, rangkaian tindakan pengihan pajak oleh fiskus harus diarahkan guna terpenuhinya tujuan tersebut. Rangkaian tindakan pengihan pajak yang dilakukan oleh fiskus pada dasarnya mencakup tiga kelompok kegiatan, yaitu : 1. Pemantauan pembayaran pajak 2. Penagihan yang bersifat aktif 3. Penagihan dengan surat paksa Universitas Sumatera Utara Tindakan pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa diawali dengan penerbitan surat teguran, surta peringatan atau surat lan yang sejenis oleh pejabat yang berwenang atau kuasa yang ditunjuk oleh pejabat tersebut setelah 7 tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran, surat peringatan, atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya sebelum Surat Paksa diterbitkan. Surat teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya. Terhadap wajib pajak yang karena satu dan lain hal diberikan keleluasan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak tidak akan diberikan surat teguran walaupun tanggal jatuh tempo pembayaran pajak telah terlampaui dan wajib pajak belum melunasi utang pajaknya. Hal ini wajar karena wajib pajak tersebut akan menanggung beban tambahan berupa bunga sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap keterlambatan pembayaran tersebut. Tetapi keterlambatan tersebut adalah atas sepengetahuan dan persetujuan fiskus sehingga terhadapnya tidak akan diberikan surat teguran karena pada dasarnya wajib pajak tersebut memiliki kepatuhan membayar pajak tetapi tidak bisa segera melakukan kewajibannya karena kondisi keuangannya kurang baik. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak setelah Universitas Sumatera Utara lewat 21 hari sejak diterbitkan surat teguran, maka pejabat segera menerbitkan surat paksa. Hal ini dapat dilihat pada Undang – undang No. 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang – Undang No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa yang mana tersirat makna bahwa tindakan penagihan dimulai dengan menerbitkan Surat Teguran. Yang diperkuat dengan Keputusan Direktur Jendral Pajak No. Kep- 20Pj1995 Tentang Jadwal Waktu Penagihan Pajak yaitu Pasal 1 dan Pasal 2 berikut : Pasal 1 1. Pengeluaran surat teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan segera setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran dari jumlah pajak yang masih harus dibayar. 2. Dalam jangka waktu 7 hari setelah tanggal surat teguran, wajib pajak atau penanggung pajak harus melunasi pajaknya. 3. Surat teguran sebagaimana yang dimaksud ayat 1 dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Pasal 2 1. Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam surat teguran, maka jumlah pajak yang masih harus dibayar dapat ditagih dengan surat paksa. Universitas Sumatera Utara 2. Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 hari sejak tanggal surat teguran Mengenai Tindakan Penagihan dapat dilihat dari Keputusan Menteri Keuangan No. 147KMK.041998 Tanggal 27 Februari 1998 yaitu Dilakukan apabila pajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Keputusan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembentulan SKP, Surat Keputusan Keberatan SKK, Pusat Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, tidak atau kurang dibayar setelah lewat jatuh tempo. Surat teguran juga berfungsi sebagai alat untuk menangguhkan “Kadaluwarsa Penagihan Pajak” seperti yang disebutkan dalam pasal 22 ayat 1 undang – undang No. 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang – Undang No. 9 Tahun 1994, yaitu “ Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, kadaluwarsa setelah lampau waktu sepuluh tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan.

B. Pentingnya Surat Teguran Dalam Mencairkan Tunggakan Pajak