c. Sebagai badan yang berfungsi sebagai perantara dalam menerima dan
membayar transaksi dagang di dalam negeri maupun di luar negeri.
2. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Credere “ yang berarti percaya truth atau faith
8
Menurut Raymon P. Kent, kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada
waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang. , dan perkataan kredit berarti kepercayaan karena dasar
dari adanya suatu kredit adalah kepercayaan bahwa seseorang atau penerima kredit akan memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan sebelumnya.
Kepercayaan merupakan dasar dari setiap perikatan yang memiliki elemen adanya dua pihak, kesepakatan pinjam-meminjam, kepercayaan prestasi, imbalan
dan jangka waktu tertentu. Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan tentang Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997
tentang Perbankan dirumuskan mengenai pengertian kredit. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
9
8
Thomas Suyatno dkk, Dasar-dasar perkreditan edisi empat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995, hal.12
9
Raymond P. Kent dalam Thomas Suyatno, Dasar-Dasar Perkreditan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hal. 13
Sementara menurut Thomas Suyatno, kredit berarti pihak kesatu memberikan prestasi baik
berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan
Universitas Sumatera Utara
diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu.
10
Dalam kegiatan kredit dapat disimpulkan adanya unsur-unsur: Peraturan mengenai kredit
terdapat di dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
11
1 Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, ataupun jasa, akan benar- benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
2 Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan
datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari uang
yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada
masa yang akan datang. 3
Risiko yang akan dihadapi, sebagai akibat jangka waktu yang memisahkan antara
pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima dikemudian hari.
Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya. Dengan
adanya unsur resiko inilah maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit
4 Prestasi, atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,
akan tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa.
10
Ibid
11
Thomas Suyatno, Dasar-dasar perkreditan, cetakan ketiga, Gramedia, Jakarta, 1990, hal.12-13
Universitas Sumatera Utara
3. Perjanjian kredit