C. Hukum Jaminan dalam Perjanjian Kredit Bank
Pengaturan tentang dasar hukum jaminan yaitu terdapat dalam KUHPerdata di atur dalam Buku II KUHPerdata yang berkaitan dengan jaminan
yaitu yang masih berlaku sampai dengan sekarang ini adalah tentang pengaturan gadai diatur dalam Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1161 KUHPerdata dan yang
berkaitan dengan Hipotik yang diatur dalam Pasal 1162 Pengaturan tentang Hipotik ini hanya berlaku untuk kapal laut yang beratnya 20M
3
ke atas dan pesawat udara. Sedangkan mengenai hak atas tanah tidak berdasarkan
KUHPerdata lagi akan tetapi didasarkan pada ketentuan UUHT. Hukum jaminan yang dimaksud adalah atas benda bergerak dan tidak
bergerak. Pihak debitor bertanggung jawab atas benda bergerak atau benda tidak bergerak terhadap semua perikatan yang telah dibuatnya. Tanggung jawab hukum
itu bukan hanya berlaku untuk benda yang sudah ada saja tapi juga untuk benda yang akan ada.
17
a. Jaminan umum dan jaminan khusus.
Dalam KUHPerdata di atur 2 dua jenis lembaga jaminan kebendaan yaitu jaminan gadai dan jaminan hipotek.
Adapun pemberian jaminan dalam suatu perjanjian kredit dapat diklarifikasikan sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan jaminan umum adalah jaminan dari pihak Debitur dimana setiap barang bergerak ataupun tidak bergerak yang sudah ada maupun
yang akan ada milik debitur menjadi tanggung jawabjaminan terhadap hutang-hutangnya pada kreditur. Sedangkan yang dimaksud dengan Jaminan
17
J. Satrio, Op.Cit, hal 45
Universitas Sumatera Utara
Khusus adalah setiap jaminan hutang yang bersifat kontraktual yang telah disebutkan dalam perjanjian.
b. Jaminan pokok, jaminan utama dan jaminan tambahan
Jaminan Pokok adalah kepercayaan yang diberikan oleh pihak Kreditur pada debitur untuk mengangsur hutangnya, sedangkan jaminan utama adalah apa
yang telah disebutkan dalam kontrak, jaminan tambahan lainnya adalah harta milik debitur secara umum.
c. Jaminan eksekutorial khusus dan jaminan non eksekutorial khusus
Suatu jaminan kredit disebut juga sebagai “jaminan eksekutorial khusus” jika ketika kreditnya macet, maka hukum telah menyediakan suatu cara tertentu
yang khusus jika kreditur ingin melakukan eksekusi jaminan kredit. yang termasuk dalam kategori jaminan eksekutorial khusus yaitu :
1. Hak tanggungan atas tanah dengan fiat eksekusi.
2. Hipotik dengan fiat eksekusi.
3. Credit Verband dengan fiat eksekusi.
4. Gadai dengan Parate eksekusi di depan umum.
5. Jaminan-jaminan atas kredit yang diluncurkan oleh Bank Pemerintah
Badan Usaha Milik Negara dengan fiat Eksekusi lewat Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara
18
18
H.S., Salim, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2004, hal 56
Universitas Sumatera Utara
30
BAB III HAK TANGGUNGAN SEBAGAI JAMINAN KREDIT
A. Pengertian Subjek dan Objek Hak Tanggungan 1. Pengertian Hak Tanggungan
Menurut Pasal 1 ayat 1 UUHT disebutkan pengertian Hak Tanggungan. Yang dimaksud dengan Hak Tanggungan adalah: “Hak jaminan yang dibebankan
pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya.” Menurut Boedi Harsono
19
19
Boedi Harsono, “Konsepsi Pemikiran Tentang Undang-Undang Hak Tanggungan”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kesiapan dan Persiapan dalam Rangka Pelaksanaan
Undang-Undang Hak Tanggungan, Bandung, 27 Mei 1996, hlm.1
Hak Tanggungan adalah “Hak penguasaan atas tanah, berisi kewenangan bagi kreditur untuk berbuat sesuatu mengenai tanah
yang dijadikan agunan. Tetapi bukan untuk dikuasai secara fisik dan digunakan, melainkan untuk menjualnya jika debitur cedera janji dan mengambil dari
hasilnya seluruhnya atau sebagian sebagai pembayaran lunas hutang debitur kepadanya.” Esensi dari definisi Hak Tanggungan yang disajikan oleh Boedi
Harsono adalah pada hak penguasaan atas tanah. Hak penguasaan atas tanah merupakan wewenang untuk menguasai hak atas tanah. Hak penguasaan atas
tanah oleh kreditur bukan untuk menguasi secara fisik, namun untuk menjualnya jika debitur cedera janji.
Universitas Sumatera Utara