BAB 3 LAPORAN KASUS
Pada bulan Agustus 2010 seorang pasien, laki-laki, berusia 40 tahun datang ke klinik Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi USU dengan keluhan terdapat
benjolan pada bibir kanan bawah dan pipi kanan bagian dalam. Dari anamnesis yang dilakukan, diketahui bahwa benjolan pada bibir sudah ada sejak pasien masih kecil,
awalnya hanya sebesar biji kacang hijau dan kemudian tampak sebesar biji jagung yang makin lama makin bertambah besar sejak 15 tahun yang lalu dan tidak sakit.
Sedangkan benjolan pada pipi kanan bagian dalam, pasien tidak ingat pasti kapan awal timbulnya benjolan, tetapi saat masih kecil pasien pernah jatuh dan pipinya
terbentur. Pasien menyatakan bahwa ia pernah memotong benjolan pada bibir kira- kira setahun yang lalu dengan menggunakan pisau Inggris dan mengeluarkan banyak
darah, kira-kira 4 gelas aqua cup banyaknya. Sewaktu memotong benjolan itu, pasien merasakan sakit dan kemudian ia merasa perih setelah dipotong. Diketahui
pasien mempunyai kebiasaan mengigit-gigit bibir dan pipi bagian dalam, merokok dan mengkonsumsi minuman tuak. Riwayat penyakit sistemik tidak ada, riwayat
pengobatan terdahulu tidak ada. Diketahui juga bahwa saudari kandung dari pasien ini juga memiliki benjolan yang sama pada pipi bagian dalamnya.
Pada pemeriksaan klinis didapatkan keadaan umum pasien normal. Pada pemeriksaan ekstra oral terlihat asimetris pada sisi kanan wajah. Kelenjar limfa
normal.
21
Universitas Sumatera Utara
Pada pemeriksaan intra oral, bibir bawah sebelah kanan terdapat benjolan dengan ukuran 3 x 1 x 1 cm, permukaan licin, warna merah kebiru-biruan, sifatnya
terlokalisir, konsistensi kenyal serta tidak sakit. Pada mukosa bukal terlihat juga adanya benjolan, ukurannya lebih kecil dari benjolan di bibir, warnanya sedikit lebih
gelap dibandingkan dengan jaringan disekitarnya, permukaan licin, konsistensi kenyal serta tidak menimbulkan rasa sakit. Palatum, tonsil, lidah, gingiva, dasar
mulut dalam batas normal, Gigi geligi jumlahnya lengkap 28 buah dan pasien tidak memiliki riwayat pengobatan gigi.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis dibuat diagnosa sementara yaitu hemangioma dengan diagnosa banding malformasi vaskular. Kemudian pasien
dirujuk ke Laboratorium Patologi Anatomi Universitas Sumatera Utara untuk dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsi aspirasi. Berdasarkan hasil
pemeriksaan histopatologi yang didapatkan, ditegakkan diagnosis pasien tersebut adalah hemangioma kavernosa. Pasien dianjurkan untuk melakukan pengambilan
benjolan tersebut, tetapi pasien menolak.
22
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17. Gambaran ekstra oral pada bibir pasien
a b Gambar 18. Profil wajah pasien dari depan a dan dari samping b
23
Universitas Sumatera Utara
Gambar 19. Hemangioma kavernosa pada bibir pasien
Gambar 20. Hemangioma kavernosa pada mukosa bukal pasien
24
23
Universitas Sumatera Utara
Gambar 21. Biopsi aspirasi pada benjolan di bibir pasien
Gambar 22. Biopsi aspirasi pada benjolan di mukosa bukal pasien
25
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 DISKUSI