Pengertian Pluralitas PLURALITAS DALAM PEMIKIRAN FADZIL MOHD NOOR

BAB III PLURALITAS DALAM PEMIKIRAN FADZIL MOHD NOOR

A. Pengertian Pluralitas

Bumi sebagai tempat hunian umat manusia adalah satu. Namun, telah menjadi hakikat, para penghuninya terdiri dari berbagai suku, ras, bahasa, profesi, kultur, dan agama. Dengan demikian, kemajemukan adalah fenomena yang tak bias dihindari. Keragaman terdapat di pelbagai ruang kehidupan, termasuk dalam kehidupan beragama. Pluralitas bukan hanya terjadi dalam lingkup kelompok sosial yang besar seperti masyarakat suatu Negara, tetapi juga dalam lingkup kecil seperti rumah tangga. Bias jadi, individu-individu dalam satu rumah tangga menganut agama berbeda. 1 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pluralisme asal kata dari ‘plural’ yang artinya jamak atau banyak lebih dari satu. 2 Dalam kamus umum bahasa Indonesia, karangan Prof . Dr. JS Badudu dan Prof Sutan Moh Zain, pluralisme ialah sifat yang menyatakan jamak, seperti kebudayaan yang tampak pada Indonesia 3 Pluralisme merupakan suatu sistem yang memungkinkan semua kepentingan dalam masyarakat bersaing secara bebas untuk mempengaruhi proses 1 Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi berbatas Al-Quran, Depok: Pesona Khayangan Estate CM-4, 2009, cet. 1, h. 1 2 P dan K, ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’. Jakarta: Balai Pustaka. 1990. H. 691 3 JS. Badadu dan Sutan Moh Zain. ‘Kamus Umum Bahasa Indonesia’.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, h 1074 27 politik sehingga tercegah terjadinya suatu kelompok mendominasi kelompok lain. Sistem ini beranggapan keputusan politik yang penting lebih dapat dipengaruhi secara efektif melalui kelompok yang terorganisasikan secara baik. 4 Pluralisme juga dipahami sebagai suatu teori yang menentang kekuasaan Negara monolitis, dan sebaliknya, mendukung desentralisasi dan otonomi untuk organisasi-organisasi utama yang mewakili keterlibatan individu dalam masyarakat. Juga suatu keyakinan bahwa kekuasaan itu harus dibagi bersama- sama diantara sejumlah partai politik. Pluralisme juga diartikan dengan Keberadaan atau toleransi keragaman etnik atau kelompok-kelompok kultural dalam suatu masyarakat atau Negara, serta keragaman kepercayaan atau sikap dalam suatu badan, kelembagaan dan sebagainya. 5 Saat ini, di antara paham-paham modern, setidaknya secara teoritis, Pluralisme adalah merupakan salah satu tema yang paling hangat diperdebatkan saat ini, terutama dikalangan Muslim. 6 Gagasan ini sangat ditentang keras sejumlah orang dan beberapa organisasi atau institusi keagamaan. Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia MUI, sebuah intitusi keagamaan yang dianggap memiliki otoritas dalam bidang agama telah mengeluarkan fatwa agama yang mengharamkan gagasan ini. 7 MUI mendefinisikan pluralisme agama sebagai 4 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana, 2007, cet. 6, h. 102-103 5 John Simpson, The Oxford English Dictionary, Jilid 4, h. 458 6 Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi berbatas Al-Quran, Depok: Pesona Khayangan Estate CM-4, 2009, cet. 1, h. xi 7 Ibid, h. xi-xii suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative. Oleh karena itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga. “Dalam bahasa akidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif dalam arti haram mencampuradukkan akidah dan ibadah umat Islam dengan akidah dan ibadah pemeluk agama lain. 8 Di Malaysia memang gagasan Pluralisme ini belum secara luas disebarkan karena kondisi di Malaysia yang sebenarnya Islam sangat dijunjung dan dipertahankan sebagai agama paling tinggi dan diridhai disisi Allah SWT sehinggakan agama-agama lain tidak pantas untuk mengungguli dan disamaratakan dengan Islam. Walau demikian, tidaklah berarti isme-isme ini tidak wujud dalam perkembangan politik yang sedang di kuasai oleh pendukung Inggris khususnya di Malaysia. Pluralisme secara sedarhana dapat diartikan sebagai “paham yang meniscayakan keragaman dan perbedaan”. 9 Dalam sumber lain dijelaskan bahwa “pluralisme” merupakan “pandangan” filosofis yang tidak mau mereduksikan 8 Adian Husaini, Pluralisme Agama Haram Fatwa MUI Yang Tegas Dan Tidak Kontroversial , Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005 Cet. 1, h. 5-6 9 A. syafi’I Mufid Dan Munawar Fuad Noeh edt., Beragama Di Abad Dua Satu Jakarta: Zikru’1-Hakim, 1997, h.222 segala sesuatu pada satu prinsip terakhir, melainkan menerima adanya keragaman. Pluralisme dapat menyangkut bidang kultural, politik, dan religius”. 10 Kemunculan pluralisme sendiri sebenarnya berawal dari konsepsi tentang alam atau doktrin logis yang menyatakan bahwa suatu pertanyaan baru dianggap benar apabila memiliki kriteria logis. Menurut aliran pluralisme, kriteria kebenaran bisa terdiri dari banyak hal dan bukan hanya logika semata. Pluralisme juga merujuk pada suatu doktrin bahwa semua kelompok mesyarakat yang ada adalah berguna. Dan pluralisme ialah yang akhirnya menjadi ideologi terpenting bagi Negara-negara di seluruh dunia modern. Menurut Nurcholish ‘pluralisme ialah suatu sistem nilai yang memandang secara positif optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu. 11 Pluralisme, dalam artinya yang paling luas, juga merujuk pada pengertian adanya perbedaan budaya cultural diversity. Dalam batasan ini pluralisme dipahami sebagai suatu keadaan dalam sesuatu kelompok masyarakat yang memuat pelbagai etnis, ras, agama atau kelompok social yang perlu melibatkan dirinya dalam proses pembangunan dan terikat dengan budaya tradisi atau kepentingan tertentu dalam ruang lingkup kemasyarakatan. 12 10 Gerald O,Collins dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi, terj. I. Suharyo, Yogyakarta: Kanisius, 2001, cet. 6, h. 257 11 Ibid, h. ixxv 12 Zaid Ahmad, Pluralisme Dan Dialog Peradaban, Meninjau Sudut Pandangan Islam, Kuala Lumpur, Upm, 2001, H.1 Jika pengertian diatas lebih cenderung bermakna sosial, maka pluralisme juga dapat dimaknai dalam tataran politis. Dalam pemahaman ini pluralisme dipahami sebagai wujud masyarakat plural yang hidup dalam perbedaan ras, latar belakang sosial budaya, agama, akan tetapi terikat dalam sebuah unit politik. 13 Ada juga pemikiran yang menyatakan tentang pentingnya memberikan toleransi terhadap orang lain, terlebih umat lain yang mendasarkan pandangan keagamaannya kepada sikap tunduk dan patuh hanya kepada Tuhan. Ada yang berpendapat, kata “Islam” dalam Al-Quran tidak berarti secara atributif atau asosiatif menunjuk kepada umat Nabi Muhammad, melainkan secara substantive sebagai “sikap pasrah sepenuhnya kepada Allah”. Islam tidak hanya meliputi agama yang dibawa Nabi Muhammad, tetapi mencakup seluruh jenis agama yang mengajarkan keislaman ketundukan, kepasrahan kepada Tuhan. Karena itu siapa pun yang bersikap demikian, meskipun tidak memeluk agama Islam tetap akan memperoleh keselamatan. 14 Pemikiran diatas adalah pemikiran yang menyatakan semua agama adalah sama karena kenyataan dari pemikiran itu, sekiranya orang non muslim tunduk dan pasrah kepada Tuhan maka orang tersebut menuju kearah keselamatan. Dalam pandangan Islam adalah jelas dan tegas. Semua agama adalah tidak sama. Ini telah dijelaskan oleh firman Allah di dalam surah al-Quran: 13 Zaid Ahmad, Op.cit Meskipun defenisi ini-seperti juga yang diakui oleh penulisnya- cenderung hipotetis, tapi Zaid menyadari pentingnya melokalisir diskusi tentang pluralisme, mengingat luasanya cakupan makna dan definisi dari pluralisme tersebut. 14 Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi berbatas Al-Quran, Depok: Pesona Khayangan Estate CM-4, 2009, cet. 1, h. 58 نوﺮﻓﺎﻜ ا : Artinya: Bagi kamu agama kamu, dan bagiku agamaku.Q.S: al-Kafiruun 109: 6 Semua agama tidak sama dengan agama Islam. Kelainan agama Islam berbanding dengan agama lain ialah dari sudut keyakinan secara Tauhid kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa melalui yang ditauhidkan dikuatkan dengan pengakuan Syahadah dan amal cara hidup atau amal dengan anggota secara langsung kepada Allah berdasarkan syariat yang dibawakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. Berdasarkan al-Quran, Sunnah dan Ijma’ Ulama dengan hati ikhlas kepada Allah tanpa sebarang perantaraan sebagaimana firman Allah SWT: ⌧ ☺ ⌧ ☺ ﺔ ﺒ ا : Artinya: pada hal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah Dengan mengikhlaskan Ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh di atas tauhid; dan supaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat. dan Yang demikian itulah agama Yang benar. Q.S: al-Bayyinah 98: 5 Di Malaysia, walaupun pluralisme ini mungkin agak asing dari dunia politik dan keberagamaan di Malaysia, tetapi saat ini seakannya sudah muncul benih-benih kea rah menyamakan semua agama. Ini jelas kelihatan dengan tindakan pemerintah yang merayakan sambutan perayaan Hindu dan perayaan yang sememangnya Islam tidak pernah mengharuskan penganutnya turut sama dalam perayaan itu, bahkan pemerintah saat ini seakan ingin melebihi sambutan perayaan-perayaan agama lain dibanding dengan Islam, sudah barang tentu adalah tujuannya ingin menyatakan bahwa walau beliau menganut Islam tetapi bisa untuk turut sama dalam acara dan perayaan agama-agama lain. Ini adalah satu sikap yang menunjukkan pemerintah Malaysia saat ini telah memasukkan nilai- nilai pluralisme ini dengan secara sembunyi dan perlahan-lahan dengan maksud untuk tujuan kepentingan politik. Ini jelas ditentang Islam sebagai agama yang sempurna dan sangat agung disisi Allah SWT. Dan menurut Fadzil Mohd Noor, jika pluralisme adalah bermaksud demikian maka ianya adalah bebas dari Islam bahkan Islam menentangnya dengan keras. Seharusnya Islam menentang Pluralisme ini, karena Pluralisme ini sememangnya sangat menyimpang, sebagaimana kita tahu, paham ini mengatakan bahwa semua agama adalah sama, dan bisa jadi orang non muslim bisa masuk surga sama dengan orang Islam. Inilah menjadi satu masalah saat ini, mayoritas umat Islam hari ini berpendidikan tinggi, tetapi amat sedikit dikalangan mereka yang betul-betul menggunakan ilmu yang benar dan bertepatan dengan ajaran Islam. Inilah yang menjadi kekeliruan saat ini, memang terdapat banyak agama di dunia ini, tetapi ianya tidak sama. Dan Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diridhai disisi Allah SWT. 15 Allah menekankan hanya Islam sahaja agama yang benar diterima dan diridhai Allah seperti di dalam surah Al-Imran: م ْ ﻹا ﻪﱠ ا ﺪْ ﱢﺪ ا ﱠنإ ناﺮﻤ ل : Artinya:“…Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam. 16 ”. Q.S: Ali-‘Imran3:19 Maka sesiapa yang memilih lain daripada Islam adalah tidak diterima oleh Allah. Segala amalan dan kebajikan yang dibuat atas urusan agama lain daripada agama Islam tidak akan mendapat ganjaran daripada Allah, malah akan diseksa. Jadi mereka tergolong bersama orang-orang yang rugi di akhirat nanti. Ini telah dijelaskan Allah di dalam surah Al-Imran, ayat 85: ⌧ لا ناﺮﻤ : Artinya: dan sesiapa Yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang Yang rugi. Q.S: Ali-Imran 2: 85 Apabila Allah menyatakan hanya agama Islam sahaja yang diterima dan tidak menerima selain daripadanya, yang maka secara langsung agama dapat dibahagikan kepada dua, iaitu agama Allah dan bukan agama Allah, disini dapat disimpulkan bahwa hanyalah Islam agama yang paling benar dan diridhai disisi 15 Hasil wawancara Dato’ Harun Bin Taib Pesuruhjaya PAS Terengganu, Ketua Dewan Ulama PAS Malaysia 16 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim 30 Juz, Jakarta: Lujnah Pentashih Mashaf Al- Quran, 1969, h. 70 Allah SWT. Islam tidak sama seperti agama-agama lain dan sudah barang tentu pluralisme yang membawa erti semua agama sama adalah sebuah ide dan paham yang salah dan menyimpang.

B. Kebebasan Beragama