4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1.
Karies Gigi
Karies gigi merupakan penyakit destruktif pada jaringan keras gigi yang terjadi akibat infeksi oleh Streptococcus mutans.
2
Data ilmiah mutakhir menunjukkan bahwa organisme ini memulai sebagian besar kasus karies gigi pada
permukaan enamel, dentin atau sementum gigi.
9
Gambar 2.1 Anatomi Gigi. Sumber: Kidd, Edwina A.M, Joyton, Sally, Bechal.
10
Faktor utama terjadi karies gigi adalah faktor dari permukaan gigi, diet karbohidrat, dan mikroorganisme yang spesifik, serta waktu yang dibutuhkan dari
mulai pembentukan plak hingga menjadi karies gigi.
9
Gambar 2.2 Empat lingkaran yang mengambarkan paduan faktor penyebab
karies. Karies baru akan timbul hanya kalau keempat faktor penyebab tersebut bekerja simultan. Sumber: Kidd, Edwina A.M, Joyton, Sally, Bechal.
10
Adanya pengaruh erat dengan faktor makanan yang banyak mengandung glukosa dapat menyebabkan pembentukan plak di permukaan gigi yang akhirnya
bisa menimbulkan karies gigi.
11
Proses pembusukan di mulai dengan demineralisasi permukaan gigi, karena terjadi pembentukan asam organik dari
fermentasi karbohidrat oleh bakteri. Lesi yang baru dimulai tampak seperti titik putih yang buram dengan hilangnya jaringan gigi secara progresif, terjadilah
rongga.
10
Gambar 2.3 Karies oklusal pada molar dengan fisur yang kehitam-hitaman,
terlihat juga adanya kavitas. Sumber: Kidd, Edwina A.M, Joyton, Sally, Bechal.
10
Apabila permukaan enamel berlubang, bakteri mulut lainnya terutama Lactobacillus menerobos ke dentin di bawahnya dan menyebabkan
penghancuran struktur gigi yang lebih lanjut melalui infeksi bakteri campuran. Invasi bakteri Streptococcus mutans menghancurkan sebagian besar gigi dan
menyebar ke jaringan sebelahnya menyebabkan sakit dan nyeri. Invasi mikroba ke pulpa gigi menyebabkan respon radang pulpitis, pulpitis dapat menjadi nekrosis,
invasi mikroba ke tulang alveolus yang menyebabkan nyeri hebat dan disertai komplikasi sepsis dan infeksi pada daerah muka.
9
2.1.2. Streptococcus mutans
Streptococcus mutans termasuk kelompok Streptococcus viridans, ciri khas organisme ini bersifat α-hemolitik tetapi dapat juga non hemolitik dan
komensal oportunistik. Pertumbuhannya tidak dihambat oleh optokin dan koloninya tidak larut dalam empedu dioksikolat. Streptococcus mutans
merupakan anggota flora normal rongga mulut tetapi dapat berubah menjadi patogen jika keseimbangan flora normalnya terganggu.
12
Biasanya penyakit yang di timbulkan Streptococcus mutans adalah karies gigi.
13
Bakteri ini di isolasi pertama kali dari plak gigi oleh Clark pada tahun 1924. Merupakan bakteri gram positif, bersifat non motil tidak bergerak, bakteri
anaerob fakultatif, berbentuk kokus atau bulat tersusun seperti rantai dan berdiameter 0,5-0,76 µm.
14
Tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18°C-40°C. Klasifikasi Streptococcus mutans menurut Bergey dalam Capuccino 1998
15
: Kingdom
: Monera Divisio
: Firmicutes Class
: Bacilli Order
: Lactobacilalles Family
: Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus mutans
Gambar 2.4 Koloni Streptococcus mutans pada agar darah. Sumber:
http:www.microbelibrary.orgcomponentresourcelaboratory-test2885-blood- agar-plates-and-hemolysis-protocols.
Gambar 2.5 Koloni Streptococcus mutans dengan pewarnaan Gram Positif.
Sumber: http:www.textbookofbacteriology.netthemicrobialworlddental.html Streptococcus mutans dikenal dengan kemampuannya untuk mensintesis
polisakarida ekstraseluler dari sukrosa, mengalami agregasi sel ke sel ketika bercampur dengan sukrosa atau dekstran. Streptococcus mutans bersifat
asidogenik yaitu menghasilkan asam dan bersifat asidurik yaitu mampu hidup pada lingkungan asam. Streptococcus mutans menghasilkan dua enzim, yaitu
glucosyltransferase GFT dan fruktosyltransferase FTF. Enzim-enzim ini bersifat mengubah substrat sukrosa menjadi polisakarida yang digunakan untuk
sintesa glukan dekstran dan fruktan levan.
3,12