Klasifikasi dan insidensi Rekonstruksi Celah Bibir Unilateral Dengan Metode Cronin

d. Defek matriks ekstraseluler. 8 Gen-gen yang telah diketahui menjadi penyebab terjadinya celah bibir dan langit-langit diantaranya adalah IRF6 sebagai gen yang juga berpengaruh dalam sindrom Van der Woude, P63 , PVRL1, TGFA, TBX22, MSX1, FGFR1 dan SATB. 8,22 Namun mutasi pada IRF6, MSX1, dan FGFR1 umumnya terkait dengan kelainan gigi dan celah bibir dan langit-langit yang terjadi lebih dari satu kali di dalam suatu silsilah keluarga, dalam hal ini ada kemungkinan diturunkan. Gen-gen yang telah ditemukan mempunyai interaksi dengan paparan asap rokok dan menyebabkan timbulnya celah bibir dan langit-langit adalah TGFA, MSX1, TGFB3, RARA, P450, GST, dan EPHX. 8,22

2.3 Klasifikasi dan insidensi

Celah bibir berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk terbagi menjadi 2, yaitu: a. Celah bibir satu sisi unilateral cleft lip labioschizis unilateral Celah bibir satu sisi hanya mengenai satu sisi bibir saja, kanan atau kiri. Celah satu sisi ini dibagi lagi menjadi: 1. Celah satu sisi lengkap complete unilateral cleft lip adalah celah pada satu sisi bibir atas sampai ke lubang hidung, mengenai prosesus alveolaris dan kadang-kadang sampai palatum durum dan palatum mole. 2. Celah satu sisi tidak lengkap incomplete unilateral cleft lip adalah celah pada satu sisi bibir atas tanpa ada tanda-tanda anomali pada prosesus alveolaris. b. Celah bibir dua sisi bilateral cleft liplabioschizis bilateral Celah bibir dua sisi ini mengenai kedua sisi kiri dan kanan. Celah bibir dua sisi terbagi atas : Universitas Sumatera Utara 1. Celah dua sisi lengkap complete bilateral cleft lip adalah celah pada kedua sisi bibir atas sampai ke lubang hidung, mengenai prosesus alveolaris dan kadang-kadang sampai ke palatum durum dan palatum mole. 2. Celah dua sisi tidak lengkap incomplete bilateral cleft lip adalah celah pada kedua sisi bibir atas tanpa ada tanda-tanda anomali pada prosesus alveolaris. 3,9,23 Gambar 5. Celah bibir unilateral satu sisi dan celah bibir bilateral dua sisi. Anonym, Celah bibir unilateral dan bilateral , http:www.diagnosa.info200909sedikit-mengenal-celah-bibir-dan- langit.html , 2 April 2012 24 Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Perbandingan bentuk antara bibir normal, celah bibir unilateral, dan celah bibir bilateral Dewi. Labioschizis . http:xa- dewie.blogspot.com201202labiochizis.html , 2 April 2012 25 Klasifikasi celah bibir dan langit-langit menurut Veau adalah : 1. Celah dari palatum mole saja 2. Celah dari palatum mole dan palatum durum, meluas ke depan ke foramen insisivus 3. Celah langit-langit unilateral komplit, biasanya bersamaan dengan celah bibir unilateral 4. Celah langit-langit bilateral komplit, biasanya bersamaan dengan celah bibir bilateral. Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Klasifikasi celah bibir dan langit-langit menurut Veau.1.Celah dari palatum mole saja.2.Celah dari palatum mole dan palatum durum, meluas ke depan ke foramen insisivus. 3.Celah langit-langit unilateral komplit, biasanya bersamaan dengan celah bibir unilateral.4.Celah langit- langit bilateral komplit, biasanya bersamaan dengan celah bibir bilateral. Irga. Penatalaksanaan sumbing langit-langit. http:www.klikdokter.commedisazread20100705103sumbing-langit- langit , 2 April 2012 26 Insidensi celah bibir memiliki banyak perbedaan di berbagai sumber. Deformitas celah didapatkan pada kurang lebih 1 dari tiap 680 kelahiran. Dari jumlah tersebut, 10 hingga 30 hanya mengenai bibir, 35-55 mengenai bibir dan palatum, dan 30-45 terbatas pada palatum saja. Celah bibir dengan atau tanpa celah palatum lebih banyak didapatkan pada pria dengan rasio 2:1. Namun demikian, celah palatum saja lebih banyak didapatkan pada wanita dengan rasio serupa 2:1. Insidensi celah ini lebih tinggi pada bangsa Timur dan Kaukasia, dan lebih rendah pada bangsa kulit hitam. 11 Universitas Sumatera Utara Menurut Smith dan Johnson, insidensi celah bibir terjadi pada 1:1000 kelahiran pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1:788 kelahiran. Di Jerman bagian selatan dan Denmark insidensinya terjadi pada 1:600-700 kelahiran. Fogh Anderson menemukan bahwa di Denmark terdapat 20 celah bibir dan langit-langit serta 25 hanya celah langit-langit. 8 Fogh Anderson juga menyatakan bahwa perbandingan celah bibir pada pria terhadap wanita adalah 2:1. Celah bibir biasanya terjadi pada bibir atas dan jarang sekali pada bibir bawah. Celah bibir atas biasanya unilateral, perbandingan antara unilateral dengan bilateral adalah 4:1. Celah bibir unilateral lebih banyak terdapat pada sisi kiri dibandingkan dengan sisi kanan dengan perbandingan 2:1. 3 Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE CRONIN

3.1 Definisi dan indikasi