Teknik operasi Tindakan operasi .1 Praoperasi

4.1.2 Teknik operasi

Pasien dioperasi dengan anastesi umum. Tahapan operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Buat desain insisi Cronin dengan menggunakan methylen blue. Ukur sisi tanpa celah pada bibir seperti yang digambarkan o leh Brauer. Tandai dasar columella dengan A”. Tandai E” pada puncak cupid’s bow. Jarak antara A” dan E” adalah panjang vertikal pada bibir. Pada bayi usia sekitar 10 bulan adalah sekitar 10 mm. Oleh karena itu, rencana perawatan saat tindakan operasi untuk panjang vertikal ini dikurangi 1 mm menjadi 9 mm pada pasien celah bibir. 5 Gambar 8 . Desain Insisi Cronin Desain Insisi Cronin Cronin TD. A modification of the tennison-type lip repair . Texas:CACPA, 1965:376-382. 5 2. Temukan pertengahan dari bagian paling rendah cupid’s bow, tandai dengan X. 5 Universitas Sumatera Utara Gambar 14 . Tandai X pada bagian terendah cupid’s bow. Desain Insisi Cronin Cronin TD. A modification of the tennison-type lip repair . Texas:CACPA, 1965:376-382. 5 3. Pada jarak yang sama antara E” dengan X, tandai puncak cupid’s bow pada sisi celah dan tandai dengan E. Titik ini sudah dekat dengan ujung vermillion cutaneous ridge. 5 4. Gambarkan garis dari sudut kanan ke vermillion cutaneous ridge melalui E, diperpanjang 1 mm pada kulit ke D. 5 5. Gambarkan garis B – C dengan panjang sekitar 4 mm, dimulai dari vermillion border dan melalui titik D. Garis ini seharusnya membentuk sudut yang sedikit tajam dengan vermillion ridge sehingga flep C – D – E – X akan memutar ke bawah dengan lebih mudah. Jika garis B – C dibuat 90 atau lebih, maka flep tidak bisa berputar ke bawah dengan baik. Garis B – C sebaiknya tidak melebihi garis A” – E” karena bekas lukanya nantinya akan menambah panjang vertikal pada sisi normal bibir. Garis B – C lebih Universitas Sumatera Utara panjang 1 mm daripada garis C – D. untuk mempermudah, D – E harus sama panjangnya dengan D – B. 5 6. Titik A diletakkan pada basis columella. Titik A dan B dihubungkan. 5 7. Pada sisi celah tandai E’ pada titik paling medial dimana vermillion masih tebal dan vermillion ridge masih ada. 5 8. Gambar garis pada sudut kanan ke vermillion ridge melalui E’, perpanjang 1 mm pada kulit ke D’ dan semua titik yang melalui vermillion. 5 9. Tandai A’ pada basis ala sehingga, ketika kira-kira di A, ala akan simetris dengan sisi normal. 5 10. Sisi normal bibir adalah 10 mm, tetapi seperti disebutkan sebelumnya, direncanakan untuk membuat bibir lebih pendek 1 mm atau menjadi 9 mm pada sisi yang dirawat. Jarak antara A – B harus sama dengan A’ – B’. Jumlah antara A’ – B’ dan D’ – E’ dikurangi dari 9 mm. Panjang yang direncanakan pada sisi celah, memberi dimensi pada basis flep triangular B’ – C’ – D’. satu titik diletakkan di tengah A’ dengan titik yang dipisahkan oleh jarak yang sama dengan A – B. titik lain diletakkan di tengah-tengah D’ dan titik tersebut diatur sesuai dengan ketebalan dasar flep yang diinginkan. Titik B’ diletakkan pada lokasi dimana garis A’ – B’ dan C’ – B’ berpotongan. 5 11. Titik C’ ditandai dengan mengikuti pola : C’ – B’ harus sama dengan C – B dan C’ – D’ harus sama dengan C – D. 5 12. Ketika titik-titik tersebut telah ditandai semua, secara langsung pada permukaan kulit, sebuah jarum 25 yang didisinfeksi dengan methylene blue dan kulit ditusuk pada setiap titik, sehingga akan menghasilkan tanda yang tidak hilang jika dicuci. Titik-titik ini dihubungkan seperti yang ada pada diagram. 5 Universitas Sumatera Utara 13. 1 – 1 ½ cc dari xylocaine 1 dengan adrenalin 1:100.000 disuntikkan ke dalam sulkus dan area operasi, hati-hati dan usahakan pengubahan terhadap bibir sekecil mungkin. Biarkan selama kurang lebih 8 – 10 menit untuk mendapatkan efek vasokonstriksi dari adrenalin, mukosa pada sulkus diinsisi dan jaringan bibir dipotong dari periosteum secukupnya saja sampai kira-kira aman. 5 Gambar 15. Rekonstruksi celah bibir metode Cronin. Desain Insisi Cronin Cronin TD. A modification of the tennison-type lip repair . Texas:CACPA, 1965:376-382. 5 14. Seorang asisten memegang sebuah tongue blade kayu dengan rapat dibawah bibir, bibir direkatkan lebih kuat dengan menekan dekat garis insisi dengan menggunakan jari telunjuk kiri operator. Bibir diinsisi dengan pisau 15 dengan hati-hati dan dipotong sepanjang garis dan dari sudut kanan permukaan kulit. Perpotongan D – E dan D’ – E’ dijaga jangan sampai memperpanjang potongan di titik D dan D’ karena lukanya akan menghasilkan efek garis D – E atau D’ – E’ yang terlalu panjang. 5 Universitas Sumatera Utara 15. Sebuah benang jahit 4-0 biasa dimasukkan ke otot dibawah ala dan columella dan ditarik dengan rapi untuk memeriksa kesejajaran yang tepat. 5 16. Lakukan penjahitan. Kemudian bagian bibir yang berada diantara jari, dijahit dengan benang sederhana 4-0 ke dalam otot dan dibawa ke setiap titik di sudut yang berlawanan. Setelah itu tidak ada digunakan lagi penjahitan otot. 5 17. Beberapa sudut kulit kemudian dijahit dengan jarum yang tajam dan benang yang baik, seperti dermalon 6-0. 5 18. Vermillion ridge dengan hati-hati direkatkan dengan penjahitan pada setiap sisinya, sehingga kerusakan ridge akibat skar bekas penjahitan akan terhindarkan. Permukaan mukosa dijahit dengan benang jahit biasa 4-0, dan perbaikan selesai dilakukan. 5 19. Aplikasikan salep antibiotik pada garis penjahitan, dan dressing untuk mengangkat eksudat sisa operasi. Perban dibuka 24 jam kemudian dan hasil dapat dilihat. 5 20. Bibir dirawat setelah satu minggu setelah jahitan dibuka dengan salap antibiotik dan perban tipis. 5

4.1.3 Perawatan pascabedah