29
d. Memberi semangat yang refleksi yang tulus dari hal hal yang nyata menopang
permasalahan dan solusinya. Menurut Sianipar dan Entang 2003: 89-95, dalam menganalisis medan
kekuatan juga perlu adanya penilaian yang akan dapat menentukan faktor kunci keberhasilan dari suatu usaha. Untuk dapat menentukan faktor keberhasilan
kinerja maka perlu dilakukan penilaian terhadap setiap faktor yang teridentifikasi. Adapun aspek yang dinilai dalam setiap faktornya yakni:
1. Urgensi atau bobot faktor dalam mencapai kinerja.
2. Dukungan atau kontribusi tiap faktor dalam mencapai kinerja.
3. Keterkaitan antar faktor dalam mencapai kinerja.
Memperhatikan faktor pendorong dan penghambat yang teridentifikasi tidak didukung dengan data yang akurat, tidak dapat dinilai secara kuantitatif.
2.2 Kerangka Pemikiran
Subsektor perikanan adalah salah satu subsektor dalam sektor pertanian yang merupakan penunjang untuk pemenuhan kebutuhan sumber gizi dan protein
bagi masyarakat. Subsektor perikanan juga merupakan kontribusi yang cukup besar bagi perkonomian negara. Subsektor perikanan ini merupakan sumber
devisa negara yang dapat menambah serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Sektor perikanan baik secara langsung maupun tidak
langsung memainkan peranan penting bagi jutaan orang yang bergantung hidupnya pada sektor perikanan.
Perairan payau merupakan perairan campuran antara air asin air laut dan air tawar. Perikanan air payau merupakan usaha perikanan yang banyak
diusahakan dalam bentuk tambak dan biasanya digunakan untuk budidaya ikan bandeng dan udang. Salah satu jenis ikan yang dibudidayakan dalam perairan
payau di tambak yaitu ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan ikan yang mudah dibudidayakan dan menghasilkan produksi yang melimpah. Ikan bandeng banyak
dibudidayakan di Jawa Timur, salah satunya adalah di Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Budidaya ikan bandeng di Desa Prasung memiliki
daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Adanya kekhasan dari ikan bandeng
30
Desa Prasung ini menyebabkan permintaan pasarnya meningkat, dimana pasar dari produk bandeng ini sampai pada Gresik, Lamongan, dan Pasuruan. Namun,
budidaya ikan bandeng di Desa Prasung ini tidak selalu berjalan lancar. Hal tersebut karena adanya faktor-faktor yang kurang mendukung dalam pelaksanaan
budidayanya. Faktor lingkungan yang kurang mendukung dalam budidaya ikan bandeng berupa lahan semakin berkurang, cuaca yang senantiasa berubah-ubah
dan juga adanya penurunan kualitas bibit yang menyebabkan perkembangan bandeng melambat. Selain itu, biaya untuk budidaya semakin tahun semakin
meningkat yang tidak diikuti dengan peningkatan harga jual yang sama, dimana harga ikan bandeng dalam kurun waktu 10 tahun hanya mengalami kenaikan
sebesar Rp 6.000,- dan sering juga terjadi fluktuasi harga yang tidak menentu yang dapat menyebabkan menurunnya pendapatan para pembudidaya.
Pada analisis kelayakan suatu proyek kegiatan, biaya produksi dan pendapatan akan dijadikan dasar dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua
hal tersebut merupakan komponen inti dalam suatu kegiatan usaha. Analisis kelayakan budidaya ikan bandeng di Desa Prasung, Kecamatan Buduran,
Kabupaten Sidoarjo akan dihitung dalam satu kali budidaya. Hal tersebut dikarenakan budidaya ikan bandeng di Desa Prasung bersifat musiman yang
dalam satu tahun budidayanya masih belum pasti untuk bisa dilakukan berapa kali. Sehingga dalam analisis kelayakan pada penelitian ini akan dihitung
besarnya Harga Pokok Penjualan HPP, RC Ratio, Break Even Point BEP, Return on Investment ROI, dan Rentabilitas Ekonomi. Mengingat usaha
budidaya ikan bandeng di Desa prasung, Kecamata Buduran, Kabupaten Sidoarjo terkadang tidak berjalan sesuai harapan, maka segala bentuk resiko dapat terjadi
pada budidaya ikan bandeng tersebut. Untuk mengurangi resiko yang ada maka diperlukan analisis sensitivitas yang digunakan untuk menguji tingkat sensitivitas
proyek terhadap kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual ikan bandeng. Budidaya ikan bandeng yang dilakukan di Desa Prasung merupakan suatu
usaha budidaya yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat. Saat ini usaha tersebut seringkali mengalami kendala dimana salah satunya adalah lahan
tambak yang semakin berkurang. Namun, masyarakat Desa Prasung masih tetap
31
membudidayaan ikan bandeng sebagai satu-satunya matapencaharian mereka. Sehingga perlu adanya prospek pengembangan untuk berjalannya usaha tersebut.
Untuk melakukan prospek pengembangan terhadap usaha budiaya ikan bandeng di Desa Prasung dapat digunakan analisis Force Field Analysis FFA yang akan
dapat dientukan faktor pendorong dan pengahambat dari usaha budidaya ikan bandeng tersebut. Adanya faktor pendorong dan penghambat ini akan dapat
ditentukan strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan budidaya ikan bandeng di Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
32
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
Perikanan
Perikanan budidaya air payau
Budidaya ikan bandeng
Analisis kelayakan: Harga Pokok
Penjualan HPP RC Ratio
Break Even Point BEP
Return on Investment ROI
Rentabilitas Ekonomi
Layak Tidak
layak Sensitivitas:
Kenaikan biaya
produksi 10 Penurunan
harga produk 5
Fenomena lapang: Lokasi
1. Lahan semakin
sempit 2.
Peningkatan biaya 3.
Peningkatan harga jual tidak signifikan
Harapan 1.
Petambak mampu mempertahankan
produksi 2.
Pendapatan meningkat
3. Potensi pasar bisa
dipertahankan
Pengembangan
Faktor pendorong: D1 Prospek pasar bagus
D2 Industri pengolahan bandeng yang
berkembang D3 Ketersediaan bibit
D4 Karakteristik bandeng Sidoarjo
yg gurih D5 Ketersediaan pupuk
D6 Kebersihan lingkungan tambak
D7 Budidaya layak secara finansial
D8 Pendapatan pembudidaya
meningkat Faktor penghambat:
H1 Lahan tambak semakin
berkurang H2 Cuaca buruk
H3 Persaingan antar kota tinggi
H4 Kualitas Bibit menurun
H5 Harga jual fluktuatif
H6 Ketersediaan TK berkurang
Strategi Pengembangan Budidaya Ikan Bandeng
Force Field Analysis FFA
Pendapatan π
Total Penerimaan TR
Total Biaya TC
33
2.3 Hipotesis