35
memberikan  gambaran-gambaran  dan  pencatatan-pencatatan  terhadap  berbagai fenomena  yang  ada  di  lokasi  penelitian  yang  terkait  dengan  budidaya  ikan
bandeng  di  Desa  Prasung,  Kecamatan  Buduran,  Kabupaten  Sidoarjo  dengan mencari informasi dari seluruh sampel pembudidaya ikan bandeng.
3.3 Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan  contoh  pada  penelitian  ini  menggunakan  metode  total sampling.  Teknik  pengambilan  sampel  menggunakan  teknik  total  sampling
merupakan suatu teknik penentuan sampel dimana sampel  yang diambil meliputi keseluruhan  unsur  populasi  Sarwono,  2010:  36.  Pengambilan  contoh  pada
penelitian  ini  menggunakan  total  sampling  dikarenakan  sampel  yang  digunakan adalah kecil yaitu 20 orang pembudidaya dalam dua kelompok pembudidaya ikan
di Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Selain menggunakan total  sampling,  pada  penelitian  ini juga  menggunakan  purposive  sampling  dalam
pengambilan  contoh.  Swarjana  2012:  102,  mengemukakan  bahwa  purposive nonprobability sampling sampel yang dipilih melalui penetapan kriteria tertentu
oleh peneliti. Peneliti dalam hal ini secara sengaja menentukan sumber informasi dari tenaga ahli yaitu dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo, PPL
Kecamatan  Buduran,  ketua  kelompok  pembudidaya  ikan “Mina  Rejo”,  dan  dua
orang  pembudidaya  ikan  bandeng  yang  berada  di  Desa  Prasung,  Kecamatan Buduran sebagai penggali informasi untuk perumusan strategi.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode  yang  digunakan  untuk  pengumpulan  data  pada  penelitian  ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan
dalam  penelitian  yaitu  dengan  cara  wawancara.  Sugiyono  2012:  137-142, mengatakan  bahwa  wawancara  digunakan  sebagai  teknik  pengumpulan  data
apabila  peneliti  ingin  melakukan  studi  pendahuluan  untuk  menemukan permasalahan  yang harus diteliti, dan juga  apabila peneliti ingin  meneliti hal-hal
dari  responden  yang  lebih  mendalam  dan  jumlah  respondennya  sedikitkecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
36
dilakukan  melalui  tatap  muka  face  to  face  maupun  dengan  menggunakan telepon. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara secara terstruktur. Wawancara
terstuktur  merupakan  wawancara  yang  digunakan  sebagai  teknik  pengumpulan data,  bila  peneliti  atau  pengumpul  data  telah  mengetahui  dengan  pasti  tentang
informasi  apa  yang  akan  diperoleh.  Dengan  wawancara  terstruktur  setiap responden  diberi  pertanyaan  yang  sama,  dan  pengumpul  data  mencatatnya.
Kuisioner  merupakan  teknik  pengumpulan  data  yang  dilakukan  dengan  cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.  Kuisioner  merupakan  teknik  pengumpulan  data  yang  efisien  bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Selain  dengan  data  primer,  dalam  penelitian  ini  juga  menggunakan  data
sekunder.  Menurut  Siagian  dan  Sugiarto  2000:  17,  data  sekunder  merupakan data  primer  yang  diperoleh  oleh  pihak  lain  atau  data  primer  yang  diolah  lebih
lanjut  dan  disajikan  oleh  pengumpul  data  primer  atau  oleh  pihak  lain  yang  pada umumnya  disajikan  dalam  bentuk  tabel  atau  diagram.  Data  sekunder  yang
digunakan  dalam  penelitian  ini  diperoleh  dari  kepustakaan  buku,  jurnal,  artikel, dan  juga  dinas-dinas  terkait  seperti  Dinas  Kelautan  dan  Perikanan,  Badan  Pusat
Statistik untuk menggali data yang berkaitan dengan penelitian.
3.5 Metode Analisis Data