28
jalan  keluar  atau  memperkecil  resiko  yang  dihadapi.  Adapun  asumsi-asumsi tersebut, adalah:
a. Apabila  input  naik  10  dari  perencanaan  semula  sedangkan  benefit  yang
akan diperoleh tetap konstan, b.
Sebaliknya jika biaya tetap maka benefit akan diturunkan menjadi 10, c.
Mundurnya waktu berproduksi sehingga menurunkan benefit proyek, d.
Khusus  untuk  proyek  sistem  agribisnis  dalam  hal  ini  termasuk  perikanan, maka  faktor  iklim  atau  serangan  hama  dan  penyakit  akan  mempengaruhi
menurunnya output per satuan lahan Yieldhectare.
2.1.7 Teori Force Field Analysis FFA
Force Field Analysis FFA atau analisis medan kekuatan adalah suatu alat yang tepat digunakan dalam merencanakan perubahan. Suatu organisasi berperan
dalam menciptakan perubahan keadaan yang kondusif, harmonis, kerjasama yang efektif,  produktif,  merubah  disiplin,  dan  peraturan  kebijakan  atas  prestasi  kerja
dan  sebagainya.  Dalam  menciptakan  perubahan  ada  dua  kondisi  yang  harus diperhatikan pimpinan yakni yang mendorong dan menghambat perubahan. Untuk
mengatasi  kondisi  yang  saling  kontradiktif  itu,  maka  perlu  dilakukan  analisis medan  kekuatan  FFA  agar  diketahui  faktor-faktor  yang  mendorong  dan
menghambat.  Faktor  pendorong  dan  penghambat  pada  analisis  medan  kekuatan bersumber  dari  faktor  internal  dan  eksternal.  Pendorong  merupakan  perpaduan
strengths  dan  opportunities,  sedangkan  penghambat  merupakan  perpaduan weaknesses dan threats Sianipar dan Entang, 2003: 84-87.
Menurut suparta 2007: 56 cara yang dilakukan untuk metode Force Field Analysis FFA atau analisis medan kekuatan adalah sebagai berikut:
a. Mengemukakan semua hal yang positif dan negatif dari suatu situasi sehingga
keduanya dapat dibandingkan dengan mudah, b.
Memaksa  orang  untuk  memikirkan  bersama  tentang  semua  aspek  dari  satu perubahan yang diinginkan,
c. Memberanikan  orang  untuk  menyetujui  faktor  prioritas  yang  terkait  dengan
pada kedua posisi positif dan negatif,
29
d. Memberi semangat yang refleksi yang tulus dari hal hal yang nyata menopang
permasalahan dan solusinya. Menurut  Sianipar  dan  Entang  2003:  89-95,  dalam  menganalisis  medan
kekuatan  juga  perlu  adanya  penilaian  yang  akan  dapat  menentukan  faktor  kunci keberhasilan  dari  suatu  usaha.  Untuk  dapat  menentukan  faktor  keberhasilan
kinerja maka perlu dilakukan penilaian terhadap setiap faktor yang teridentifikasi. Adapun aspek yang dinilai dalam setiap faktornya yakni:
1. Urgensi atau bobot faktor dalam mencapai kinerja.
2. Dukungan atau kontribusi tiap faktor dalam mencapai kinerja.
3. Keterkaitan antar faktor dalam mencapai kinerja.
Memperhatikan  faktor  pendorong  dan  penghambat  yang  teridentifikasi  tidak didukung dengan data yang akurat, tidak dapat dinilai secara kuantitatif.
2.2 Kerangka Pemikiran