Ketentuan pidana lainnya Penanggung pajak dilarang :

Dalam pelaksanaan rehabilitasi nama baik penanggung pajak pemberian ganti rugi atas pelaksanaan penyanderaan atas penanggung pajak, hanya dapat dilakukan dalam hal gugatan penangung pajak yang dikabulkan oleh pengadilan dan putusan pengadilan tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap . Permohonan rehabilitasi, nama baik dan ganti rugi terhadap penanggung pajak, dapat diajukan kepada pejabat yang menerbitkan surat perintah penyanderaan . Rehabilitasi nama baik dilaksanakan oleh pejabat dalam bentuk satu kali pengumuman pada media cetak harian yang berskala nasional dengan ukuran yang memadai,yang dilaksanakan paling lambat 30 hari sejak diterimanya permohonan penanggung pajak . Besarnya ganti rugi yang diberikan kepada pejabat kepada penanggung pajak adalah Rp.100.000,00 setiap hari selama masa penyanderaan yang telah dijalaninya. Ganti rugi diberikan paling lambat 30 hari sejak diterimanya permohonanan penanggung pajak .

5. Ketentuan pidana lainnya Penanggung pajak dilarang :

a. Memindahkan, meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, ataumerusak barang yang disita. b. Membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak tanggungan untuk pelunasan utang tertentu. c. Membebani barang bergerak yang telah disita atau digunakan untuk pelunasan utang tertentu. d. Merusak, mencabut atau menghilangkan segel sita atau salinan berita acara pelaksanaan sita dan ditempel pada barang sitaan. Ketentuan pidana yang dapat diberikan sanksi, apabila penanggung pajak yang memindahkan hak, menyembunyikan, menghilangkan atau merusak barang yang telah disita dipidana dengan pidana penjara paling singkat enam bulan dan paling lama empat tahun dan denda paling sedikit Rp.150.000,00 dan paling banyak Rp.12.000.000,00 dua belas juta rupiah, dan apabila pihak-pihak yang diberi tugas untuk mengalihkan atau menjual barang sitaan sesuai undang-undang PPSP pasal 25 ayat 3 huruf b,c,d,e tidak melaksanakan kewajibannya dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu minggu dan paling lama empat bulan dua minggu dan denda paling sedikit Rp.500.000,00 lima ratus ribu dan paling banyak Rp.10.000.000,00 sepuluh juta . Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang atau dengan sengaja mencegah,menghalang- halangi, atau mengagalkan tindakan dalam melaksanakan ketentuan undang-undang yang dilakukan oleh jurusita pajak, dengan pidana penjara paling singkat satu minggu dan paling lama empat bulan 2 minggu dan denda paling sedikit Rp.500.000,00 lima ratus ribu dan paling banyak Rp.10.000.000,00 sepuluh juta. BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK A. Barang-Barang yang Termasuk Penyitaan dan Pengecualiannya 1.Barang-barang penanggung pajak yang dapat disita Penyitaan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor.19 Tahun 1997 pasal 14 ayat 1,2 dan 3, sebagai berikut: Penyitaan dapat dilakukan terhadap milik penanggungpajak yang berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau ditempatlain, termasuk yang penguasaannya berada ditangan pihak lain atau yang dibebani dengan hak penanggung pajak jaminan pelunasan utang tertentu berupa : 1.1 Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka, tabungan, saldo, rekening Koran, giro atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lainnya. 1.2 Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal, penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup melunasi utang pajak dan biaya penagihan.

2. Barang bergerak yang dapat disita