Penyitaan tambahan dapat dilakukan apabila nilai barang yang dimaksud nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak, hasil
lelang barang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya utang penagihan dan utang pajak sebagai mana yang telah diuraikan sebelumnya.
1. Pelaksanaan Penyegelan
Penanggung pajak dapat melunasi utang pajak biaya yang timbul dalam rangka penagihan pajak selama barang yang telah disita belum dijual, digunakan, atau
dipindah bukukan. Atas barang yang disita dapat ditempeli atau diberi segel sita.Penempelan segel
sita dilaksanakan dengan memperhatikan jenis, sifat dan bentuk barang sitaan.Segel sita sekurang-kurangnya memuat “disita”.NOMOR dan TANGGAL BERITA
ACARA PELAKSANAAN SITA .
Larangan untuk memindah tangankan,memindahkan hak, meminjamkan, merusak barang yang disita.
Apabila utang pajak dan atau biaya penanggung pajak tidak dilunasi setelah penyitaan pajak.Pejabat berwenang melakukan penjualan secara lelang maupun
menggunakan atau memindah bukukan barang yang telah disita untuk pelunasan utang pajak dan atau biaya penagihan pajak dimaksud. Penjualan secara lelang
melalui kantor lelang dan dilaksanakan paling cepat sesudah jangka waktu 14 hari terhitung sejak penyitaan. Apabila hasil lelang telah mencapai jumlah yang cukup
untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak, maka pelaksanaan lelang dihentikan dan sisa barang dan kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh pejabat
kepada penanggung pajak paling lambat 3 tiga hari setelah dilaksanakannya lelang . Besarnya biaya penagihan pajak adalah Rp.50.000,00 untuk setiap pelaksanaan
perintah melaksanakan penyitaan .
2. Pencabutan Sita
Surat pencabutan sita sekaligus berfungsi sebagai pencabutan berita acara pelaksanaan sita disampaikan oleh juru sita pajak kepada penanggung pajak
daninstansi yang terkait, diikuti dengan pengembalian penguasaan barang yang disitakepada penanggung pajak.
Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi pajak penagihan pajak dan utang pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau
bersadasarkan badan peradilan pajak atau ditetapkan lain oleh menteri keuangan atau kepala daerah tingkat I dan kepala daerah tingkat II.
Pencabutan sita dapat dilakukan terhadap : a. Deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau yang disamakan
dengan itu dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada ban kyang bersangkutan.
b. Surat berharga berupa, obligasi, saham atau sejenisnya baik yang diperdagangkan maupun
yang tidak diperdagangkan dibursa efekdilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya
disampaikan kepada pihak terkait yang sekaligus berfungsi sebagai pembatalan berita acara pengalihan hak atas suratberharga tersebut.
c. Piutang dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak yang berutang
sekaligus berfungsi sebagai pembatalan berita acara persetujuan pengalihan hak atas menagih piutang .
d. Penyertaan modal pada perusahaan lain dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada
pihak terkait serta membuat akte pembatalan penagihan hak. 3. Pelaksanaan Penyanderaan
Dalam hal penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak selain dari pada barang-barang milik penanggung pajak yang tidak melunasi utang
pajak setelah lewat jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak. Penyandraan hanya dapat dilakukan
terhadap penangung pajak yang : a. Mempunyai hutang pajak sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,00 yang meliputi
seluruh jenis pajak dan tahun pajak. Jumlah tersebut merupakan syarat kuantitatif dan sekaligus menunjukan bahwa penyandraan tidak ditujukan kepada
penanggung pajak yang berpenghasilan kecil. b. Diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Selain syarat kuantitatif
seperti yang diatur, juga ditentukan syarat kualitatif yaitu penanggung pajak diragukan itikad baiknya untuk melunasi utang pajaknya,misalnya penanggung
pajak diduga menyembunyikan harta kekayaannya sehingga tidak ada atau tidak
cukup barang yang disita untuk jaminan pelunasan utang pajak, atau terdapat dugaan yang kuat bahwa penanggung pajak akan melarikan diri .
Penyanderaan terhadapat penanggung pajak sebagimana dimaksud dalam uraian diatas dilaksanakan berdasarkan surat perintah yang diterbitkan oleh pejabat
setelah memperoleh izin tertulis dari menteri keuangan untuk penagihan pajak pusatatau dari gubernur untuk penagihan pajak daerah. Permohonan izin
penyanderaan diajukan oleh pejabat atau atasan pejabat kepada menteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau kepada gubernur untuk penagihan pajak
daerah.Namun dalam hal pejabat berhalangan dan penggantian pejabat tersebut belum ditunjukan maka atasan pejabat dapat mengajukan permohonan izin penyanderaan.
Permohonan izin penyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak yang akan disandera, jumlah utang pajak yang belum dilunasi, tindakan
penagihan pajak yangtelah dilaksanakan dan uraian tentang adanya petunjuk bahwa penanggung pajak diragukan itikad baik dalam pelunasan utang pajak.
Surat perintah penyanderaan diterbitkan oleh pejabat seketika setelah diterimanya izin tertulis dari meteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau dari
gubernur untuk penagihan pajak daerah.Surat perintah penyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak, alasan penyaderaan, izin
penyanderaan, lama penyanderaan, dan tempat penyanderaan. Penanggung pajak yang disandera ditempatkan ditempat tertentu sebagai
tempat penyanderaan, jika melakukan penyaderaan terhadap penanggung pajak dengan syarat-syarat sebagai berikut : tertutup dan terasing dari
masyarakat,mempunyai fasilitas terbatas dan mempunyai sistem pengamatan dan pengawasan yang memadai. Sebelum tempat penyanderaan sebagaimana dimaksud
dibentuk,penanggung pajak yang disandera dititipkan dirumah tahanan Negara dan terpisah dari tahanan lain kemudian lebih lanjut penyanderaan penanggung pajak
sebagaimanayang dimaksud ditetapkan oleh menteri keuangan dan menteri kehakiman dan hakazasi manusia . Ketentuan yang akan ditetapkan dalam keputusan
bersama menteri keuangan dan menteri kehakiman dan hak azasi manusia, antara lain mengenai :
• Prosedur penitipan penanggung pajak yang disandera dirumah
tahananNegara. •
Tanggung jawab atas penanggung pajak yang disandera selama dalam penyanderaan.
• Izin kunjungan dari keluarga, pengacara dan sahabat.
• Kriteria pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.
• Tata tertib yang dilakukan terhadap penanggung pajak yang disandera.
Jangka waktu penyaderaan selambat-lambatnya 6 enam bulan terhitung sejak penanggung pajak ditetapkan dalam tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang
untuk paling lama 6 bulan izin perpanjangan jangka waktu penyanderaan dapat sekaligus diberikan oleh yang berwenang pada waktu memberikan izin penyaderaan.
Dalam izin perpanjangan penyanderaan sekaligus diberikan maka tidak diperlukan suatu izin baru.Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tidak berlaku
dalam hal penyanderaan melarikan diri penentuan lamanya penyaderaan didasarkan pada perhitungan besarnya utang pajak, besarnya jumlah harta yang disembunyikan
dan dihubungkan dengan itikad tidak baik dengan penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya .
Juru sita pajak harus menyampaikan surat sita penyaderaan langsung kepada penanggung pajak dan salinannya disampaikan kepada kepala setempat
penyanderaan. Dalam hal penanggung pajak yang akan disandera tidak dapat ditemukan juru sita pejabat atasan dapat meminta bantuan kepada kepolisian atau
kejaksaan untuk menghadirkan penanggung pajak yang tidak dapat ditemui tersebut,termasuk dalam pengertian menghadirkan penanggung pajak untuk
mencari,menangkap dan membawa penanggung pajak ketempat pejabat untuk selanjutnya diserahkan kepada kepada tempat penyanderaan.
Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat surat perintah penyanderaan diterima penanggung pajak yang bersangkutan . Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam
hal penanggung pajak sedang beribadah, sedang mengikuti sidang resmi, atau sedang mengikuti pemilihan umum.Penyanderaan dilaksanakan oleh jurusita pajak yang
disaksikan oleh dua orang penduduk Indonesia yang telah dewasa,dikenal oleh juru sita pajak dapat meminta kepolisian atau kepada jaksa.Dalam hal ini juru sita
menemui kesulitan ataupun karena alasan keamanan dan keselamatan jurusita pajak dan saksi-saksi maka juru sita pajak dapat meminta kepada kepolisian untuk
melaksanakan penyanderaan.Juru sita pajak ditempat ditempat penyanderaan,berita acara penyanderaan ditanda tangani oleh juru sita pajak, kepala tempat penyanderaan
dan saksi-saksi. Berita acara penyanderaan merupakan syarat utama sahnya penyanderaan yang berfungsi sebagai berita acara penyanderaan paling sedikit
memuat nomor dan tanggal surat perintah penyanderaan. Izin tertulis menteri keuangan atau kepala daerah tingkat I gubernur identitas jurusita pajak yang
disandera, tempat penyanderaan, lamanya penyanderaan, identitas penyanderaan,salinan berita acara penyanderaan disampaikan kepada kepala tempat
penyanderaan.Penanggung pajak dan kepada daerah tingkat II bupati. Biaya penyanderaan dibebankan kepada penanggung pajak yang disanderadan
diperhitungkan sebagai biaya penanggung pajak. Termasuk dalam biaya penyanderaan antara lain, biaya hidup selama dalam penyanderaan dalam rumah
tahanan Negara. Biaya penyanderaan merupalan salah satu biaya penagihan yang harus ditanggung oleh penanggung pajak yang disandera.Selama dalam penyanderaan
penanggung pajak berhak untuk melakukan ibadah ditempat penyanderaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.Memperoleh pelayanan kesehatan
yang layak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,mendapat makanan yang layak, termasuk kiriman dari keluarga.Menyampaikan keluhan tentang perlakuan petugas,
memperoleh bahan bacaan dan informasi lainnya atas baiaya penanggung pajak yang di sandera, serta menerima kunjungan darikeluarga, pengacara, sahabat, dokter
pribadi atas biaya sendiri, rohaniawan.
4. Pencabutan Penyanderaan