Tabel 2.3 Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Bebas X
Tayangan Iklan Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014
di Televisi a.
Faktor Bentuk : •
Penggunaan bahasakata-kata •
Gambar b.
Faktor Isi : •
Daya tarik pesan •
Waktu penayangan •
Frekuensi penayangan c.
Pilihan Media TV yang disenangi 2.
Variabel Terikat Y Minat Memilih Dalam Pemilu
Pada Pelajar SMA Negeri 1 Lhokseumawe
a. Perhatian attention
b. Ketertarikan interest
c. Keinginan desire
d. Keputusan decision
e. Tindakan action
3. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Individual :
• Jenis Kelamin
• Usia
• Jurusan
b. Karakteristik
Berdasarkan Lingkungan :
• Fasilitas yang digunakan
• Uang saku
2.4 Definisi Operasional
Universitas Sumatera Utara
Definisi operasionalisasi variabel adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep dan bagaimana caranya sebuah konsep diukur sehingga terdapat variabel-
variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dari variabel lain yang situasi dan kondisinya tergantung pada variabel lain Sugiyono, 2012:59. Dengan kata lain,
definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 2008:46.
Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah : A. Variabel Bebas X
1. Faktor bentuk iklan, yakni terdiri atas :
a. Penggunaan bahasakata-kata, dalam hal ini akan ditinjau dari seberapa
jauh bahasakata-kata yang digunakan di dalam iklan dapat menarik minat penonton.
b. Gambar, dalam hal ini ditinjau dari seberapa menarik gambar di dalam
iklan. 2.
Faktor Isi : a.
Daya tarik pesan. Dalam hal ini ditinjau dari seberapa besar daya tarik pesan yang disampaikan dalam iklan sehingga mampu mempengaruhi
penonton. b.
Waktu penayangan, dalam hal ini ditinjau dari waktu penayangan yang paling tepat yang dapat dilihat penonton dengan jumlah besar.
c. Frekuensi penayangan, dalam hal ini ditinjau dari keseringan
penayangan iklan sehingga dapat ditonton banyak penonton dan dapat ditonton sesering mungkin sehingga mampu mempengaruhi minat
penonton untuk mengikuti pesan yang disampaikan. 3.
Pilihan Media TV yang disenangi, menampilkan iklan dalam beberapa media yang disenangi penonton dapat memberi lebih besar peluang iklan dapat
ditonton oleh lebih banyak penonton.
Universitas Sumatera Utara
B. Variabel Terikat Y Variabel terikat Y dalam penelitian ini adalah :
1. Perhatian attention : yakni penonton melihat tayangan iklan Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014 di televisi. Perhatian muncul karena tampilan
dan informasi yang dikemas secara menarik. 2. Ketertarikan interest : yakni perhatian penonton terhadap tayangan iklan
Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014 yang memunculkan ketertarikan untuk lebih memahami makna pesan yang terkandung di dalam iklan.
3. Keinginan desire : yakni kemauan yang timbul untuk mengikuti pesan yang disampaikan di dalam tayangan iklan Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014.
Pada tahap ini terlihat bahwa pesan tersebut hampir berhasil membujuk penonton untuk mengikuti anjuran sesuai dengan pesan yang disampaikan
karena sudah dapat menimbulkan keinginan penonton. 4. Keputusan decision : yakni suatu keinginan atau tahap dimana penonton
memutuskan untuk mengikuti anjuran yang terkandung di dalam pesan yang disampaikan melalui tayangan iklan Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014.
5. Tindakan action : yakni tindakan atau kegiatan yang dilakukan penonton untuk merealisasikan keyakinanan, yaitu dengan melakukan anjuran yang
terdapat di dalam tayangan iklan Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014. C. Karakteristik Responden
1. Variabel Individual, yakni terdiri atas :
a. Jenis kelamin: jenis kelamin responden siswa kelas XII SMA Negeri 1
Lhokseumawe, yaitu laki-laki dan perempuan.
b. Usia: usia seseorang sehingga mempengaruhi peluang untuk berpartipasi
dalam pemilihan.
c. Jurusan: jurusan siswa yang diteliti, yaitu IPA dan IPS.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Lingkungan, yakni terdiri atas :
a. Fasilitas yang digunakan : fasilitas yang digunakan siswa ke sekolah yang
dapat mempengaruhi minat untuk ikut serta dalam pemilu
b. Uang saku : besar atau kecilnya uang saku yang dimiliki siswa yang dapat
mempengaruhi gaya hidup serta pola pikir siswa terhadap sesuatu hal. 2.5 Hipotesis
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Kriyantono, 2010: 28 hipotesis adalah teori, proposisi yang belum terbukti dan diterima secara tentative
untuk menjelaskan fakta-fakta atau menyediakan dasar untuk melakukan investigasi atau menyatakan argument.
Menurut Good dan Hatta dalam Rakhmat, 2012: 15 hipotesis yang baik yang harus jelas secara konseptual, mempunyai rujukan yang empiris, bersifat spesifik,
dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada dan harus berkaitan dengan suatu teori.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha
: Terdapat hubungan antara tayangan iklan “Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014” dengan minat memilih dalam pemilu pada
pelajar SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Ho
: Tidak terdapat hubungan antara tayangan iklan “Generasi Pemilih Cerdas Pemilu 2014” dengan minat memilih daam pemilu pada
pelajar SMA Negeri 1 Lhokseumawe.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Lhokseumawe
SMA negeri 1 Lhokseumawe merupakan salah satu sekolah menengah atas tertua di Provinsi Aceh yang didirikan pada tahun 1957. SMA Negeri 1
Lhokseumawe resmi berstatus Sekolah Negeri dengan SK penegerian no: 27SKB.III.Tgl. 1 Juni 1959 Terhitung Mulai Tanggal 1 Agustus 1959. Saat itu
SMA Negeri 1 Lhokseumawe dipimpin oleh Bapak Budiman Sulaiman. Pada tahun 2007 SMA Negeri 1 Lhokseumawe menyandang status sebagai
Rintisan Sekolah Kategori Mandiri Rintisan Sekolah Standar Nasional bersama sekolah lain diseluruh Indonesia yang Jumlahnya 441 sekolah. Saat ini SMAN 1
Lhokseumawe berstatus sebagai Rintisan Sekolah bertaraf Internasional berdasarkan Keputusan SK Dirjenmandikdasmen Nomor : 4100.aC.C4KP2010,
tanggal 24 September 2010. Keputusan ini menjadi sebuah tanggungjawab yang harus dipikul dan dilaksakan agar dalam beberapa tahun kedepan SMAN 1
Lhokseumawe dapat menjadi SMA bertaraf Internasional sekaligus kebanggaan masyarakat kota Lhokseumawe Khususnya dan Aceh pada umumnya.
Ada 8 sekolah R-SMA-BI di Provinsi Aceh yaitu: SMAN Modal Bangsa Aceh Besar, SMAN Lab School Unsyiah, SMAN 2 Banda Aceh, SMAN Wira
Bangsa Meulaboh, SMAN 4 Takengon, SMA Swasta Sukma Bangsa Bireuen, SMAN 1 Lhokseumawe dan SMAN 1 Langsa. Dalam perjalanan menuju R-SMA-
BI, SMAN Negeri 1 Lhokseumawe telah merintisnya sejak tahun 2007 yang saat itu dipimpin oleh Drs. Maimun Mahyuddin, selanjutnya pada tahun 2008 Bapak
Drs.Z.Abidin Ali, M.Pd sebagai Kepala Sekolah baru yang menggantikan Bapak Drs. Maimun Mahyuddin, sehingga pada bulan September 2010 SMAN 1
Lhokseumawe resmi berstatus Rintisan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lhokseumawe Bertaraf Internasional.
Universitas Sumatera Utara