Konsep Motivasi TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata “motive” yang berasal dari kata “motion” artinya gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif dalam arti yang lebih luas berarti rangsangan, dorongan atau penggerak terjadinya suatu tingkah laku Saam dan Wahyuni, 2013. Menurut Sunaryo 2004 motivasi adalah daya pendorong pada seseorang yang mengakibatkan seseorang mengarahkan perilakunya untuk memenuhi kebutuhannya. Pendapat lain dari Hardhiyani 2013, motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi merupakan konstruksi dengan 3 tiga karakteristik yaitu, intensitas, arah dan persisten Rachmawati dan Turniani, 2002. Syasra 2011 mengatakan motivasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha memenuhi tujuan, kebutuhan, dalam upaya untuk menciptakan keseimbangan kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya dalam diri seseorang sebagai pendorong maupun penggerak yang melatarbelakangi seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan psikis maupun fisiknya. 15 2.1.2 Motivasi Sembuh Menurut Syasra 2011 sembuh adalah suatu keadaan status menjadi sehat kembali. Sedangkan kesembuhan adalah suatu keadaan yang bersifat untuk mencapai kondisi sembuh atau suatu keadaan perilaku sembuh Syasra, 2011. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan ekonomi. Sehat dalam pengertian yang luas adalah suatu keadaan dinamis pada individu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan internal seperti psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit dan lingkungan eksternal seperti lingkungan fisik, sosial dan ekonomi dalam mempertahankan kesehatannya Saam dan Wahyuni, 2013. Penderita TBC dinyatakan sembuh bila penderita telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak follow-up paling sedikit dua kali berturut- turut dengan hasil negatif pada akhir pengobatan atau sebelum akhir pengobatan, dan pada satu pemeriksaan follow-up sebelumnya Depkes RI, 2007. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi sembuh pasien TBC adalah suatu daya dalam diri seseorang penderita sebagai pendorong maupun penggerak yang melatarbelakangi seseorang untuk berperilaku yang mengarahkan pada tindakan penyembuhan atau pulih kembali serta bebas dari penyakit yang dideritanya sehingga pasien mencapai keadaan sejahtera baik psikis maupun fisiknya. 2.1.3 Aspek-aspek Motivasi Sembuh Menurut Conger 1997 dalam Syasra, 2011 Indikator aspek motivasi sembuh pasien meliputi: a. memiliki sikap positif Hal ini ditunjukkan dengan adanya kepercayaan diri yang kuat, perencanaan diri yang tinggi, selalu optimis dalam menghadapi suatu hal; b. berorientasi pada pencapaian suatu tujuan Hal ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku yang diarahkan pada sesuatu; c. kekuatan yang mendorong individu Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya kekuatan akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kekuatan ini berasal dari dalam diri individu, lingkungan sekitar, serta keyakinan individu akan kekuatan kodrati. 2.1.4 Jenis – jenis Motivasi Motivasi itu bermacam-macam. Jenis-jenis motivasi ditinjau dari pihak yang menggerakkan digolongkan menjadi dua golongan, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang telah berfungsi dengan sendirinya yang berasal dari dalam diri orang tersebut tanpa adanya dorongan atau rangsangan dari pihak luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berfungsi karena adanya dorongan dari pihak luar atau orang lain Saam dan Wahyuni, 2013. Berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, Sunaryo 2004 membedakan motivasi ada dua macam yaitu: a. motivasi primer adalah motivasi yang tidak dapat dipelajari karena berbentuk insting dan untuk mempertahankan hidup serta mengembangkan keturunan; b. motivasi sekunder adalah motivasi yang dapat dimodifikasi, dikembangkan dan dipelajari seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu. 2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Motivasi untuk Sembuh Motivasi diri dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam dan faktor yang berasal dari luar. Faktor motivasi yang berasal dari dalam didapat dari kekuatan diri yang dimiliki individu, sedangkan faktor luar yang mempengaruhi motivasi didapat dari keluarga, pengaruh rekan sebaya maupun dukungan masyarakat Syed Zakaria, 2005. Mc. Gie 1996 menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi untuk sembuh, antara lain yaitu: a. keinginan lepas dari rasa sakit yang mengganggu kehidupan sehari-hari; b. merasa belum sepenuhnya mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki; c. masih ingin menikmati prestasi yang diraih; d. masih memiliki beberapa tanggungan yang harus diselesaikan diantaranya memiliki anak yang masih memerlukan bimbingan dan perhatian serta biaya bagi pendidikannya; e. masih ingin melihat anaknya berhasil meraih cita-cita yang ingin dicapai; f. merasa belum banyak berbuat hal yang bermanfaat bagi orang lain disekitarnya; g. banyak mendapat dukungan support dari keluarga dan teman-teman sehingga masih merasa diperhatikan, dihargai dan dibutuhkan dalam mencapai kesemangatan hidup selanjutnya. Pendapat Yaffri dalam Syasra, 2011 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien antara lain: a. faktor sarana diantaranya logistik obat dan mutu pelayanan kesehatan yang mencakup sikap petugas kesehatan terhadap penyakit pasien; b. faktor penderita yang mencakup beberapa hal diantaranya: 1. pengetahuan penderita mengenai penyakit yang diderita, cara pengobatan dan bahaya yang ditimbulkan akibat berobat yang tidak teratur, 2. Menjaga kondisi tubuh dengan makan-makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan tidak mengkonsumsi alkohol maupun merokok. c. faktor keluarga dan lingkungan yang ditentukan oleh dukungan keluarga, ventilasi rumah yang tidak baik, keadaan rumah yang lembab, sirkulasi udara yang buruk. Berdasarkan pendapat Yaffri dalam Syasra, 2011 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien maka diperlukan peran perawat sebagai educator untuk memotivasi pasien mencapai kesembuhan melalui pemberian pendidikan kesehatan guna untuk meningkatkan pengetahuan penderita tentang penyakit, cara pengobatan, bahaya ketidakteraturan minum obat serta menjaga kondisi tubuh dan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar pasien.

2.2 Konsep Peran Perawat