Laju pemotongan : Laju pemakanan : Waktu pemotongan : Kecepatan penghasilan geram :

7 Gambar 2.1 Proses Bubut Sumber : Rochim, 1993 Dari Gambar 2.1 diatas, terlihat bahwa proses bubut tersebut menggunakan suatu proses pemotongan miring oblique cutting yaitu suatu sistem pemotongan dengan gerakan relatif antara pahat dan benda kerja membentuk sudut potong utama κ r selain 90º. Kecepatan makan v f dihasilkan oleh pergerakan dari pahat ke benda kerja. Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut :

1. Laju pemotongan :

v = 1000 n . d . π ; mmin, ………………………….2.2 dimana : v = Kecepatan potong ; mmin d = Diameter rata-rata, yaitu : d = d + d m 2 = d ; mm, ………….………………….2.3 n = Putaran poros utama ; rpm Kecepatan potong maksimal yang diijinkan tergantung pada : a. Bahan benda kerja : makin tinggi kekuatan bahan, makin rendah kecepatan potong. Universitas Sumatera Utara 8 b. Bahan pahat : Pahat Karbida memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi daripada pahat HSS. c. Besaran asutan : Makin besar asutan, makin kecil kecepatan potong. d. Dalamnya pemotongan : makin besar dalamnya pemotongan, makin kecil kecepatan potong.

2. Laju pemakanan :

v f = f . n ; mmmin ……….…………..2.4 dimana : v f = kecepatan makan ; mmmin f = gerak makan ; mmr n = putaran poros utama benda kerja ; rpm

3. Waktu pemotongan :

t c = l t v f ; min ……….………………..2.5 dimana : t c = waktu pemotongan ; min l t = panjang pemesinan ; mm v f = kecepatan makan ; mmmin

4. Kecepatan penghasilan geram :

Z = A . v …...………………………………2.6 Dimana, penampang geram sebelum terpotong A = f . a ;mm 2 , Maka : Z = f . a . v ; dm 3 min ……..….………...2.7 Dimana : Universitas Sumatera Utara 9 Z = kecepatan penghasilan geram ; dm 3 min f = gerak makan ; mmr a = kedalaman potong ; mm v = kecepatan potong ; mmin Pada Gambar 2.9 diperlihatkan sudut potong utama κ r , principal cutting edge angle yaitu merupakan sudut antara mata potong mayor dengan kecepatan makan v f . Besarnya sudut tersebut ditentukan oleh geometri pahat dan cara pemasangan pahat pada mesin perkakas orientasi pemasangannya. Untuk harga a dan f yang tetap maka sudut ini menentukan besarnya lebar pemotongan. b, widh of cut dan tebal geram sebelum terpotong h, underformed chip thicknes sebagai berikut: a. Lebar pemotongan : b = a sin κ r ; mm, …..……………2.8 b. Tebal geram sebelum terpotong : h = f sin K r ; mm, …...……………2.9 Dengan demikian penampang geram sebelum terpotong dapat dituliskan sebagai berikut : A = f . a = b . h ;mm 2 …………2.10 Perlu dicatat bahwa tebal geram sebelum terpotong h belum tentu sama dengan tebal geram hc, chip thicknes dan hal ini antara lain dipengaruhi oleh sudut geram, kecepatan potong dan material benda kerja.

2.2 Proses Pembuangan Bahan Metal Removal Process