Pengambilan Keputusan Analisis Anggaran Pendapatan Program S-1 Reguler Tahun 2008/ 2009 Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

B. Pengambilan Keputusan

1. Definisi Keputusan Dan Pengambilan Keputusan Definisi keputusan menurut beberapa ahli, yaitu : Menurut Davis 2002:9 adalah hasil pemecahan yang dihadapinya dengan tegas. Menurut Stooner 2001:194 adalah pemilihan diantara alternatif – alternatif. Menurut Atmosudirjo dalam Hasan 2002:9 adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problem untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternative. Keputusan Decision merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternatif yang tersedia. Banyak orang yang berasumsi bahwa pembuatan pilihan merupakan hal terbesar dalam pengambilan keputusan, tetapi sebenarnya hanya merupakan salah satu bagiannya saja. Dari definisi – definisi keputusan di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa keputusan merupakan pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif. Sedangkan definisi pengambilan keputusan menurut beberapa ahli, yaitu : Menurut Terry dalam Suwatno,dkk 2002:45 adalah pemilihan alternatif perilaku kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Menurut Siagian 1980:82 adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Universitas Sumatera Utara Menurut Atmosudirjo dalam Hasan 2002:22 adalah mengambil atau membuat keputusan berarti memecahkan permasalahan atau persoalan problem solving. Pengambilan Keputusan Decision Making adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan untuk kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan melibatkan usaha, baik sebelum maupun sesudah pilihan aktual. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian yang penting dari manajemen yang baik, karena keputusan menentukan bagaimana instansi pemerintah maupun swasta menyelesaikan masalah mereka, mengalokasikan sumber daya dan mencapai tujuannya. Dari definisi – definisi pengambilan keputusan terdahulu dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah. 2. Unsur – unsur Dalam Pengambilan Keputusan Adapun unsur – unsur yang termasuk dalam pengambilan keputusan menurut Atmosudirjo dalam Hasan 2008:11 ialah: a. Tujuan dari pengambilan keputusan. b. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah. c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnyadiluar jangkauan manusia. d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara Pengambilan keputusan dalam suatu instansi atau lembaga bukanlah merupakan hal yang mudah, hal ini dikarenakan pengambilan keputusan selalu dibarengi dengan keadaan yang tidak pasti, ketidak jelasan informasi, ataupun ketimpangan informasi yang dapat memberikan resiko bagi instansi atau lembaga tersebut, oleh sebab itu dalam hal pengambilan keputusan terdapat 4 faktor yang menentukan pengambilan keputusan menurut Daft 2004:340, yaitu : 1. Kepastian certainty, merupakan faktor yang dapat memberikan hal yang positif terhadap pengambilan keputusan. Dimana keadaan ketika adanya kepastian, pengambil keputusan memiliki seluruh informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan yang bijaksana dan menguntungkan bagi instansi atau lembaga. 2. Risiko risk, bahwa sebuah kepastian telah memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada informasi yang baik, namun demikian pengambil keputusan belum mengetahui konsekuensi – konsekuensi yang jelas tentang bagaimana keputusan yang diambil tersebut dapat memberikan pengaruh bagi instansi atau lembaga, apakah keputusan tersebut mampu memberikan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik atau tidak. 3. Ketidakpastian uncertanity, bahwa keputusan yang diambil oleh pimpinan instansi atau lembaga berdasarkan atas sasaran yang jelas serta informasi yang lengkap dan tersedia, namun keputusan tersebut tidak dapat mendeteksi kejadian – kejadian di masa yang akan datangtidak dapat diterapkan untuk memproyeksikan masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 4. Ambiguitas ambiguity, suatu keadaan dimana informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan tidak lengkap dan tidak tersedia, sasaran – sasaran pengambilan keputusan juga tidak jelas, sehingga pengambil keputusan tidak dapat mencari solusikeputusan yang terbaik bagi instansi atau lembaga yang ia pimpin. Hal ini tentu saja akan menurunkan kinerja yang akhirnya memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan instansi atau lembaga tersebut. 3. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan a. Fungsi Pengambilan Keputusan 1. Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional. 2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. b. Tujuan Pengambilan Keputusan 1. Tujuan yang bersifat tunggal; yaitu terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. 2. Tujuan yang bersifat ganda; yaitu apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif. Universitas Sumatera Utara 4. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan merupakan tahap – tahap yang harus dilakukan untuk membuat keputusan. Adapun proses pengambilan keputusan menurut Atmosudirjo dalam Hasan 2008: 12 yang dimaksud ialah : a. Perumusan Masalah, merupakan tahap dimana harus didefenisikan dengan jelas sehingga perbedaan antar masalah problem dan bukan masalah issues menjadi nyata atau jelas b. Pemecahan Masalah, merupakan tahap dimana hal yang menjadi masalah kemudian diselesaikan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 3. Identifikasi alternatif – alternatif keputusan untuk memecahkan masalah 4. Perhitungan mengenai faktor – faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa yang akan datang 5. Pembuatan alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil. 6. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan. c. Pengambilan Keputusan, berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, berisiko, kondisi tidak pasti, dan konflik. 5. Model – model Pengambilan Keputusan Model pengambilan keputusan Daft 2004:348 ialah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru jika perlu. Universitas Sumatera Utara Dimana pengambilan keputusan itu sendiri memerlukan sebuah model pengambilan keputusan yang tepat dan benar. Model pengambilan keputusan sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk mengetahui apakah hubungan bersifat tunggal dari unsur – unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang ada serta dapat memberikan gambaran tentang pengambilan keputusan yang dapat diterapkan. Model pengambilan keputusan ini terdiri dari : a. Model klasik classical model, merupakan suatu model pengambilan keputusan yang didasarkan atas asumsi ekonomis, artinya pimpinan instansi atau lembaga diharuskan untuk mengambil keputusan yang logis, dan selaras dengan tujuan program. b. Model Administratif administrative model, ialah suatu model pengambilan keputusan dimana pimpinan instansi dihadapkan dalam situasi yang sangat sulit, Jika seorang pimpinan dihadapkan pada situasi ini, maka pimpinan dapat mempertimbangkan kepuasan dan rasionalitas terbatas bounded rationality and satisficing atau dengan menggunakan intuisi berdasarkan pengalaman masa lalu tanpa pemikiran yang mendalam. Dalam hal ini misalnya program studi Akuntansi membutuhkan belanja barang sebanyak 5 jilid buku Modern Accounting seharga Rp. 1.500.000 sedangkan program studi Manajemen membutuhkan belanja barang sebanyak 3 jilid buku Management seharga Rp. 600.000, sedangkan anggaran yang tersedia untuk belanja barang program studi Akuntansi hanyalah sebanyak Rp. 1.200.000 dan program studi manajemen sebesar Universitas Sumatera Utara Rp. 500.000. Untuk mengambil keputusan dalam kondisi sulit seperti ini maka pimpinan instansi harus menerapkan model pengambilan keputusan administratif dengan mempertimbangkan kepuasan dan rasionalitas yang sangat terbatas bounded rationality and statisfice atau hanya dengan menggunakan intuisi semata yang berdasarkan atas pengalaman di masa lalu tanpa pemikiran yang mendalam. c. Model politis political model, merupakan model pengambilan keputusan dengan melibatkan seluruh anggota instansi atau lembaga yang ada dengan harapan dapat memberikan hasil keputusan yang sangat baik. Universitas Sumatera Utara C . Proses Pengambilan Keputusan Dalam Menetapkan Anggaran Pendapatan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Anggaran pendapatan merupakan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan setiap tahunnya. Adapun anggaran digunakan sebagai titik tolak pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan dalam usaha mencapai tujuan instansi atau lembaga dengan meminimalkan resiko kegagalan yang berupa ketidakpastian ataupun kekurangan pengalokasian diberbagai sektor program studi. Adapun proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan dalam menetapkan anggaran pendapatan adalah sebagai berikut : • Mengadakan rapat dengan bawahan seperti pembantu dekan 1, pembantu dekan 2, pembantu dekan 3 maupun kasubag keuangan. • Ada sebagian dalam pengambilan keputusan ditetepkan langsung oleh pimpinan seperti menetapkan anggaran belanja perjalanan maupun belanja pemeliharaan. Dalam hal pengambilan keputusan pimpinan juga memperhatikan keadaan sekitar serta informasi yang dibutuhkan guna memperoleh keputusan yang lebih baik. Karena pengambilan keputusan dalam menetapkan anggaran instansi atau lembaga bukanlah merupakan hal yang mudah hal ini dikarenakan pengambilan keputusan selalu dibarengi dengan keadaan yang tidak pasti, ketidakjelasan informasi ataupun ketimpangan informasi yang dapat memberikan resiko bagi instansi ataupun lembaga tersebut. Universitas Sumatera Utara

D. Hubungan Anggaran Pendapatan Dengan Teori – teori Pengambilan Keputusan