B A B I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum minyak kelapa sawit kasar CPO sebagian besar masih berupa komoditi ekspor. Karena itu perlu usaha untuk meningkatkan nilai CPO dengan
mendayagunakan setiap komponen kimia yang terkandung didalamnya, misalnya menjadi bahan oleokimia lain seperti senyawa amida, senyawa amina, fatty alcohol dan lain-lain.
Dalam minyak kelapa sawit terkandung berbagai macam senyawa kimia misalnya,
lemak, asam lemak bebas, karoten dan tokoferol komponen miror. Kandungan minyak ini jika di hidrolisa akan menghasilkan gliserol dan asam lemak antara lain,
asam kaproat 1, asam kaprilat 3-5, asam laurat 44-51, asam miristat 15 – 17, asam palmitat 7-10, asam stearat 4,5, asam oleat 39 dan asam
linoleat 11, seperti yang dilaporkan oleh Gervajio Gervajio, G.C.2005.
Selama ini minyak kelapa sawit banyak digunakan untuk minyak goreng. Dengan begitu besarnya sumber daya kelapa sawit yang dimiliki Indonesia, sangatlah
disayangkan apabila minyak kelapa sawit Crude Palm Oil CPO hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja.
Dalam rangka mengantisipasi melimpahnya produksi CPO, maka diperlukan usaha untuk mengolah CPO menjadi produk hilir. Pengolahan CPO menjadi produk hilir
memberikan nilai tambah tinggi. Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak
goreng dan margarin. Produk non pangan terutama oleokimia seperti ester, asam lemak, surfaktan, gliseril, fatty alcohol, senyawa amina dan turunan turunan lainnya.
Industri penghasil oleokimia termasuk industri kimia agro agrobased chemical
industry yaitu industri yang mengolah bahan baku yang dapat diperbaharui renewable, merupakan industri yang bersifat resources – based industries dan
mempunyai peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat luas, seperti kosmetika, produk farmasi dan produk konsumsi lainnya. Selain itu
industri tersebut berperan pula dalam pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta pemberdayaan ekonomi rakyat Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, 2007
Asam karboksilat dan ester dapat diubah menjadi suatu amida yang memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan antara lain dapat berguna sebagai zat antara
untuk pembuatan senyawa amina, sebagai bahan awal dalam pembuatan suatu polimer, sebagai bahan pembuatan obat-obatan. Amida dapat disintesis dari derivat
asam karboksilat seperti metil ester dengan amonia. Fessenden, 1986.
Palmitamida digunakan sebagai bahan-bahan penyerasi pada penguatan karet alam dengan silika, juga bertindak sebagai bahan pemelastis plasticizer seperti minyak,
yang dapat melembutkan komponen suatu karet Surya, I. 2008.
Oleomida dapat dibuat dengan reaksi oleil klorida dengan amoniak cair pada tekanan biasa dan juga reaksi asam oleat dengan formalmida, asetamida, urea ataupun asetil
urea. Untuk skala laboratorium, oleomida biasanya dibuat dengan reaksi oleoklorida dengan amoniak cair dengan hasil yang cukup baik Edward, T. 1949.
Pembuatan amida dari asam lemak umumnya dilakukan dengan mencampurkan asam
lemak dengan amoniak berlebih pada suhu dan tekanan yang tinggi memakai katalis logam nikel. Reaksi tersebut menggunakan amoniak berlebih sehingga kelebihan itu
dapat di daur ulang recycle. Suhu yang tinggi dalam penelitian itu dipakai untuk melebur asam lemak, kemudian bereaksi dengan amoniak teraktivasi Reck, R.A.
1985. Billenstein telah melaporkan bahwa pengubahan langsung asam organik menjadi
senyawa amina memerlukan tekanan dan suhu yang tinggi. Pada proses pembuatannya, mula – mula asam lemak diubah menjadi senyawa nitril, selanjutnya
senyawa nitril tersebut dihidrogenasi menjadi senyawa amina. Disamping dari senyawa nitril pada reaksi kesetimbangan juga terbentuk senyawa amida.
Billenstein, S. 1984.
Z
n
O, Al
2
O
3,
M
n
atau Co
RCO
2
H + NH
3
RC N + H
2
O
280 – 360 C
RCO
2
H + NH
3
RCOONH
4
RCONH
2
+ H
2
O RC
N + H
2
O
katalis Ni atau Co
RC N + H
2
RNH
2
120 - 180 C,
20 - 100 bar
Beberapa penelitian tentang pembentukan senyawa amida telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA USU diantaranya :
1. Ariston 2008 telah melakukan pembuatan senyawa amina dari asam
dekanoat dengan reaksi sebagai berikut : ●
Reaksi amidasi terhadap asam dekanoat dengan amoniak cair menggunakan katalis nikel dipanaskan pada suhu 150
C selama 12 jam dalam pelarut n – heksan kering menghasilkan dekanamida 88,2 seperti
reaksi dibawah ini:
O O
H
3
C – CH
2 8
– C – OH H
3
C – CH
2 8
– C – NH
2
+ H
2
O
NH
3,
Ni 150
C asam dekanoat
dekanamida
● Selanjutnya amida yang terbentuk dihidrogenasi dengan gas H
2
pada tekanan 200 psi dan suhu 200
C selama 18 jam menghasilkan dekil amina dengan hasil 18,9 seperti reaksi dibawah ini :
H
3
C – CH
2 8
– C – NH
2
H
3
C – CH
2 8
– CH
2
– NH
2
dekilamina dekanamida
O
-2H
2
O 2H
2
, 200 psi 200
C
2. Reaksi antara asam azelat m.p = 160
C dengan gas NH
3
memakai katalis nikel pada suhu 180
C selama 5 jam menghasilkan senyawa nonana – 1,9- diamida yang selanjutnya didehidrasi pada suhu 280 -300
C dengan katalis CaO dan Al
2
O
3
menjadi nonana – 1,9-dinitril. Senyawa nitril yang terbentuk dihidrogenasi menjadi amina dengan katalis nikel pada suhu 120
C menghasilkan nonana – 1,9-diamina Manihuruk, M. 2009
Reaksinya sebagai berikut :
NH
3
Katalis Nikel Asam Azelat
180 C
Nonana-1,9-diamida
HOOC - CH
2 7
- COOH H
2
NOC - CH
2 7
- CONH
2
+ H
2
O
CaO dan Al
2
O
3
280 C - 300
C -2H
2
O Nonana-1,9-dinitril
H
2
NOC - CH
2 7
- CONH
2
N C - CH
2 7
- C N
Nonana-1,9-diamida
Nonana-1,9-dinitril Katalis Ni
120 C
Nonana-1,9-diamina
N C - CH
2 7
- C N + 8H
2
H
2
N - CH
2
- CH
2 7
-CH
2
-NH
2
Kesamaan reaksi asam karboksilat dengan ester terhadap NH
3
sebagai berikut :
O O
O OH
ONH
4
-H
2
O
NH
2
O OR
NH
2
O
Ni
R C + NH
3
R C R C
Ni
R C + NH
3
R C + CH
3
OH
Reaksi asam karboksilat dengan NH
3
membutuhkan suhu yang tinggi dan hasil yang rendah dibandingkan reaksi metil ester dengan NH
3
yang membutuhkan suhu yang rendah dan hasil yang lebih tinggi.
Dalam penelitian ini digunakan metil ester yang mudah larut dalam pelarut heksan sehingga diharapkan dapat cepat bereaksi dengan amoniak dan katalis nikel.Dari
uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan amidasi metil palmitat menjadi palmitamida dengan katalis nikel dan pelarut n-heksan.
1.2 Permasalahan