Pengetahuan Petani Mengenai Manfaat Langsung, Tidak Langsung,

meningkat yang diikuti peningkatan nilai tukarnya. Dengan demikian motivasi utama petani menjual lahannya dikarenakan desakan ekonomi. Salah satu faktor regulasi pemerintah yang turut meningkatkan laju alih fungsi adalah pembangunan sarana publik di areal pertanian. Pembangunan sarana publik di areal pertanian ini merupakan salah satu bentuk perkembangan pusat perekonomian. Pembangunan sarana publik Sekolah Polisi Negara di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat, telah mengalihfungsikan lahan sawah seluas 20 Ha di lokasi tersebut dan masih akan dialihfungsikan hingga 40 Ha. Kebijakan pembangunan sarana publik menyebabkan petani secara tidak langsung dipaksa untuk menjual lahan. Dengan demikian salah satu motivasi petani menjual lahan adalah karena kebijakan pemerintah.

d. Pengetahuan Petani Mengenai Manfaat Langsung, Tidak Langsung,

Bawaan Maupun Fungsi Negatif Lahan Sawah Motivasi petani dalam mempertahankan lahannya maupun mengalih fungsikannya pada multifungsi penggunaan tidak terlepas oleh tingkat pengetahuan petani mengenai manfaat langsung, tidak langsung, bawaan maupun fungsi negatif lahan sawah. Menurut Wibowo 1996 rendahnya motif petani mempertahankan lahan sawahnya dikarenakan persepsi tentang kerugian akibat alih fungsi lahan sawah yang berdampak negatif, tidak dianggap sebagai suatu persoalan. Oleh karena rendahnya pengetahuan petani atau persepsi petani terhadap manfaat lahannya menjadi motivasi petani mengalihfungsikan lahan. Gambar 10, 11, 12 dan 13 akan menunjukkan tingkat pengetahuan petani mengenai berbagai manfaat lahan sawah termasuk fungsi negatifnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Pengetahuan petani mengenai manfaat langsung lahan sawah Gambar 10 menunjukkan bahwa 100 petani mengetahui bahwa manfaat langsung lahan sawah adalah penghasil bahan pangan. Sebanyak 96,7 petani juga mengetahui bahwa lahan sawah dapat menjadi sumber PAD melalui pajak tanah serta 90 petani juga mengetahui bahwa lahan sawah bermanfaat langsung dalam menyediakan tenaga kerja. Sedangkan 76,7 petani tidak mengetahui bahwa salah satu manfaat langsung lahan sawah adalah sebagai sumber PAD melalui pajak lainnya. Dengan demikian terlihat bahwa petani mengetahui manfaat langsung sawah adalah sebagai penghasil bahan pangan. Namun seperti hal yang dikemukakan Wibowo 1996, rendahnya motif petani mempertahankan lahan Keterangan : 1. Penghasil bahan pangan 2. Menyediakan kesempatan kerja 3. Sumber PAD melalui pajak tanah 4. Sumber PAD melalui pajak lainnya 5. Mencegah urbanisas 6. Sarana tumbuhnya rasa kebersamaan gotongroyong 7. Sumber pendapatan masyarakat 8. Sarana refreshing dan pemandangan 9. Sarana pariwisata Sumber : Data diolah dari lampiran 6a 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Setuju 100 90 96.7 23.23 50 50 83.3 80 56.7 Tidak Setuju 10 3.3 76.7 50 50 16.7 20 4.3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Universitas Sumatera Utara sawahnya dikarenakan persepsi tentang kerugian akibat alih fungsi lahan sawah yang berdampak negatif, tidak dianggap sebagai suatu persoalan. Sehingga salah satu motivasi petani mengalih fungsikan lahannya adalah bukan dikarenakan petani tidak mengetahui fungsi langsung lahan sawah melainkan adanya persepsi bahwa kerugian yang ditimbulkan alih fungsi lahan bukanlah menjadi persoalan bagi petani tersebut. Gambar 11. Pengetahuan petani mengenai manfaat tidak langsung lahan sawah Gambar 11 memperlihatkan bahwa 70 petani mengetahui bahwa manfaat tidak langsung lahan sawah adalah mengurangi pencemaran lingkungan dan juga pencemaran udara. Sedangkan 73,3 dan 73,4 petani tidak memahami bahwa manfaat tidak langsung lainnya dari lahan sawah adalah dapat mencegah pendangkalan sungai dan mencegah tanah longsor. Terlihat bahwa lebih dari 50 petani tidak mengetahui manfaat tidak langsung sawah sebagai media yang mengurangi resiko banjir, tanah longsor serta pendangkalan sungai. Dengan demikian motivasi petani mengalihfungsikan lahan terdorong oleh 10 20 30 40 50 60 70 80 Setuju 40 26.7 26.8 70 70 Tidak Setuju 60 73.3 73.4 30 30 1 2 3 4 5 Keterangan : 1. Mengurangi peluang banjir 2. Mengurangi peluang pendangkalan sungai 3. Mengurangi peluang tanah longsor 4. Mengurangi pencemaran udara 5. Mengurangi pencemaran lingkungan Sumber : Data diolah dari lampiran 6b Universitas Sumatera Utara ketidaktahuan petani terhadap manfaat tidak langsung sawah disamping persepsi petani yang menganggap dampak yang akan ditimbulkan alihfungsi bukanlah menjadi persoalan baginya. Gambar 12. Pengetahuan petani mengenai manfaat bawaan lahan sawah Gambar 12 memperlihatkan bahwa 76,7 petani tidak mengetahui manfaat bawaan lahan sawah sebagai sarana pendidikan. Petani memiliki sudut pandang sempit terhadap lahan sawahnya. Terlihat dari kurangnnya pengetahuan petani terhadap manfaat tidak langsung sawah dan persepsi efek alih fungsi yang diabaikan, petani juga tidak menyadari fungsi bawaan lahannya sebagai media pendidikan. Sempitnya pengetahuan petani terhadap manfaat lahan sawah inilah yang menjadikan petani cenderung bersikap pasrah mempertahankan lahannya dan apabila terdorong tekanan ekonomi lahan akan dengan mudah dialihfungsikan dalam hal ini dijual. Menurut penelitian yang dilakukan Rahmanto, dkk 2002 persepsi petani tentang manfaat lahan sawah sebagai sarana pendidikan tergolong rendah. Kenyataan ini disebabkan oleh semakin kurangnya atensi generasi muda untuk bekerja di lahan sawah yang menyebabkan petani semakin berpandangan sempit terhadap manfaat bawaan lahannya. 10 20 30 40 50 60 70 80 Setuju 76.7 Tidak Setuju 23.3 Sarana pendidik an Sumber : Data diolah dari lampiran 6c Universitas Sumatera Utara Gambar 13. Pengetahuan petani mengenai fungsi negatif lahan sawah Gambar 13 memperlihatkan bahwa 60 petani mengetahui bahwa fungsi negatif lahan sawah adalah dapat menimbulkan pencemaran melalui penggunaan bahan kimia. Sedangkan 66,7 petani tidak memahami bahwa fungsi negatif lahan sawah dapat menimbulkan pencemaran udara melalui efek rumah kaca. Petani yang masih mempertahankan lahan sawahnya mengetahui bahwa sawah menimbulkan fungsi negatif melalui penggunaan bahan kimia. Namun petani tetap menggunakan bahan kimia tersebut demi kelangsungan usahanya disebabkan tidak ada alternatif lain atau justru petani tidak benar-benar mengetahui dosis optimal penggunaan bahan-bahan kimia tersebut sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Sebanyak 60 petani mengetahui penggunaan bahan kimia pada sawah menimbulkan efek negatif pada lingkungan tetapi petani berpendapat tidak ada alternatif lain selain penggunaan bahan tersebut untuk mempertahankan produksi usaha taninya. Hal tersebut seperti yang diungkapkan dalam penelitian Rahmanto, dkk 2002 bahwa persepsi petani terhadap fungsi negatif lahan sawah termasuk dalam kategori sedang. Artinya, 10 20 30 40 50 60 70 Setuju 33.3 50 60 Tidak Setuju 66.7 50 20 1 2 3 Keterangan : 1. Pencemaran udara melalui efek rumah kaca 2. Pencemaran air melalui penggunaan bahan kimia 3. Pencemaran tanah melalui penggunaan bahan kimia Sumber : Data diolah dari lampiran 6d Universitas Sumatera Utara sebagian petani cukup menyadari adanya kemungkinan dampak negatif dari lahan sawah terhadap ekologi lingkungan, yaitu apabila manajemen usahatani tidak dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah teknologi yang ramah lingkungan. Akan tetapi seperti dikemukakan sebelumnya petani menganggap tidak ada pilihan lain selain menggunakan zat-zat kimia dalam usahataninya padahal petani kurang memahami kaidah penggunaan zat-zat tersebut agar ramah lingkungan. Proyeksi Luas Lahan Sawah dan Produksi Padi di Kabupaten Langkat dalam Sepuluh Tahun Kedepan Alih fungsi lahan yang marak terjadi khususnya pada lahan sawah pada multifungsi penggunaan non-sawah akan mengakibatkan luas lahan sawah semakin sempit di Kabupaten Langkat. Luas lahan yang sawah yang semakin sempit ini akan mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Langkat. Tabel 11 akan menunjukkan luas lahan sawah dan produksi padi dalam sepuluh tahun terakhir di Kabupaten Langkat. Tabel 11. Luas lahan dan produksi padi sawah Kabupaten langkat tahun 1998-2007 No Tahun Luas Lahan Ha Produktivitas TonHa Produksi Padi Ton ProduksiBeras Ton 1 1998 89.857 5,15 475.505,27 260.219,69 2 1999 92.884 5,07 491.523,55 268.985,67 3 2000 82.086 5,27 434.382,69 237.715,41 4 2001 80.840 5,34 427.789,11 234.107,08 5 2002 67.186 5,24 355.534,87 194.566,03 6 2003 74.964 5,20 396.694,50 217.090,59 7 2004 68.982 5,43 365.038,95 199.767,13 8 2005 69.177 5,38 366.070,85 200.331,83 9 2006 80.167 5,39 424.227,73 232.158,12 10 2007 79.573 5,45 421.084,40 230.437,93 Produktivitas rata-rata: 5,29 Sumber : BPS – Berbagai tahun terbit Universitas Sumatera Utara Tabel 11 menunjukkan bahwa dari tahun 1998 – 2007, luas lahan sawah di Kabupaten Langkat cenderung mengalami penurunan demikian pula dengan produksi padi yang cenderung menurun sejak tahun 1998-2007. Kenaikan luas lahan memang terjadi tetapi kenaikan luas lahan sawah tersebut belum mampu mengimbangi penurunan luas lahan yang beralihfungsi sejak 1998 – 2007. Demikian halnya dengan produksi padi sejak 1998 – 2007, peningkatan produksi memang terjadi akan tetapi peningkatan ini belum mampu menyaingi penurunan produksi padi yang terjadi sejak 1998 – 2007. Produksi beras dihitung berdasarkan konversi berat padi ke beras pada Lampiran 8. Berdasarkan Lampiran 2 dan Lampiran 8 dapat dilihat bahwa luas lahan sawah berkurang sebesar 10.284 Ha atau sebesar 11.44 dan produksi padi juga ikut berkurang sebesar 29.781.76 Ton sejak tahun 1998 hingga tahun 2007. Dengan demikian alih fungsi lahan sawah pada multifungsi penggunaan selain mengurangi luas lahan sawah dapat juga menyebabkan penurunan produksi beras supply yang secara makro dapat mengancam kecukupan pangan demand di Kabupaten Langkat bila tidak ada intervensi pemerintah mengatasi kondisi tersebut. Luas lahan sawah Kabupaten Langkat sepuluh tahun mendatang atau tahun 2017 merupakan suatu hasil proyeksi luas lahan pada tahun sebelumnya. Luas lahan sawah tahun 2017 diramalkan dari data luas lahan sawah dan produksi padi selama sembilan tahun yaitu dari tahun 1998 sampai tahun 2006. Tabel 12 menunjukkan luas lahan sawah Kabupaten Langkat tahun 1998 sampai 2006. Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Luas lahan sawah dan produksi padi Kabupaten Langkat tahun 1998-2006 No Tahun Notasi Tahun x Luas Lahan Ha y 1 1998 -4 89.857 2 1999 -3 92.884 3 2000 -2 82.086 4 2001 -1 80.840 5 2002 67.186 6 2003 1 74.964 7 2004 2 68.982 8 2005 3 69.177 9 2006 4 80.167 Sumber : Data diolah dari lampiran 1 Luas lahan sawah padi Kabupaten Langkat diperoleh dari suatu hasil metode proyeksi yang dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana melalui program SPSS Statistical Product and Service Solution sedangkan proyeksi produksi beras diperoleh dari hasil perkalian antara proyeksi luas lahan sepuluh tahun mendatang dengan produktivitas rata-rata sepuluh tahun terakhir dengan asumsi produktivitasnya adalah tetap untuk sepuluh tahun mendatang.

a. Proyeksi Luas Lahan Sawah Kabupaten Langkat tahun 2017