Petani Mengganti Komdoditi Padi Sawah dengan Komoditi lain

b. Petani Mengganti Komdoditi Padi Sawah dengan Komoditi lain

Dalam model Ricardiant Rent dijelaskan bahwa adanya alokasi penggunaan ke penggunaan lain dikarenakan perbedaan land rent yang memberikan surplus ekonomi penggunaan yang lebih menguntungkan. Oleh karena itu adanya alih fungsi komoditi disebabkan oleh perbedaan land rent komoditi pengganti yang secara ekonomis dianggap lebih menguntungkan. Gambar 8 akan menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan petani mengganti komoditi padi sawah dengan komoditi lain. Gambar 8. Faktor-faktor yang menyebabkan petani mengganti komoditi Gambar 8 menunjukkan bahwa alasan utama petani mengganti komoditi adalah 90,91 atau 10 dari 11 orang dengan alasan harga komoditi pengganti lebih tinggi, 81,82 atau 9 orang dikarenakan cuaca yang tidak menentu dan 63,64 atau 7 orang dikarenakan waktu yang lebih senggang atau santai Keterangan : 1. Cuaca kurang baiktidak menentu 2. Harga komoditi pengganti lebih tinggi 3. Waktu lebih luangsenggangsantai 4. Harga input produksi mahal 6. Banyak menggunakan TK dibandingkan komoditi pengganti 7. Teknik budidaya lebih mudah komoditi pengganti 8. Input produksi sulit diperoleh 9. Padi lebih rentan terserang hama penyakit 10.Terpengaruh petani lainnya yang mengganti komoditiikut-ikutan Sumber : Data diolah dari lampiran 4c 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 faktor-faktor mengganti komoditi Jumlah orang 9 10 7 2 4 4 3 2 1 Persentase 81.82 90.91 63.64 18.18 36.36 36.36 27.27 18.18 9.09 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Universitas Sumatera Utara menanam komoditi pengganti dibandingkan padi sawah. Sedangkan 9,09 saja petani yang mengganti komoditi dengan alasan terpengaruh petani lainnya yang mengganti komoditiikut-ikutan. Oleh karena itu motivasi utama petani mengganti komoditi padi dengan komoditi lain adalah karena komoditi pengganti memiliki nilai tukar yang lebih besar dibandingkan komoditi padi, sehingga dinilai bahwa komoditi pengganti lebih menguntungkan. Pada umumnya sawah di Kabupaten Langkat adalah sawah tadah hujan yang mengandalkan cuaca dalam keberhasilan produksinya. Cuaca yang sering tidak menentu membuat kualitas produk dan produksi menurun. Hal inilah yang juga merupakan salah satu motivasi petani mengganti komoditi disamping menanam padi memerlukan luangan waktu dan tenaga kerja yang lebih besar jika dibandingkan komoditi pengganti seperti karet, kelapa sawit atau rambutan. Alih fungsi lahan sawah berkaitan pula dengan nilai hasil yang dalam hal ini nilai hasil sawah. Adanya perbedaan nilai hasil komoditi padi dengan komoditi lain menimbulkan keinginan petani untuk memperoleh surplus atau keuntungan lebih dengan mengalihfungsikan lahannya, meskipun demikian petani harus mengeluarkan biaya imbangan opportunity cost. Biaya imbangan dikeluarkan petani untuk mengalokasikan lahan sawah menjadi lahan kering untuk ditanami tanaman keras yang memiliki nilai atau harga produk yang lebih tinggi dibandingkan padi. Dalam Prayudho 2009, teori lokasi neo klasik menjelaskan bahwa substitusi faktor produksi dimungkinkan untuk memperoleh keuntungan semaksimum mungkin. Oleh sebab itu motivasi utama petani mengalihfungsikan lahannya pada komoditi selain padi dikarenakan perbedaan nilai hasil harga komoditi lain lebih tinggi yang berorientasi pada keuntungan lebih atau surplus. Universitas Sumatera Utara

c. Petani Menjual Lahan Sawahnya