Gas proses yang keluar dari HTS, sebelum masuk ke LTS diturunkan temperaturnya di dalam alat penukar panas. Proses yang terjadi pada LTS sama
dengan proses yang ada di HTS. Pada LTS berisi katalis oksida Cu dengan volume unggun 66 m
3
. Kondisi operasi pada LTS yaitu pada tekanan 33 kgcm
2
G dan temperatur 246
o
C, sehingga kecepatan reaksi berjalan lambat sedangkan tingkat koversinya tinggi.
2.2.2.3 Sistem Pemurnian Gas Sintesa
Pada sistem ini CO dan CO
2
dipisahkan dari gas sintesa. Pemisahan ini perlu dilakukan karena CO dan CO
2
dapat meracuni katalis pada ammonia konverter 51- 105-D, sehingga CO dan CO
2
diubah menjadi metan pada metanator. Proses pemurnian gas sintesa ini terdiri dari dua tahapan proses, yaitu:
a. Main CO
2
Removal b.
Methanator 51-106-D
a. Main CO
2
Removal Tujuan dari CO
2
Removal adalah untuk menyerap CO
2
yang terbentuk dari Primary dan Secondary Reformer serta hasil konversi di Shift Converter. CO
2
merupakan produk samping side product dari pabrik Ammonia dan digunakan sebagai bahan baku Pabrik Urea. Kemurnian produk CO
2
pada seksi ini adalah 99,9 vol. Unit ini merupakan unit kedua dari proses activated MDEA pada PT.Pupuk
Iskandar Muda.
Universitas Sumatera Utara
Peralatan utama main CO
2
Removal terdiri dari : a.
CO
2
Absorber 61-101-E b.
CO
2
Stripper 61-102-E Gas umpan dialirkan ke absorber dan dikontakkan langsung dengan larutan
activated MDEA dengan konsentrasi 40Wt. CO
2
dalam aliran gas diserap secara proses fisis dan kimia. Kemudian larutan aMDEA diregenerasi pada tekanan rendah
dan temperatur tinggi di striper. Gas dengan temperatur 70
o
C masuk ke absorber melalui inlet sparger dan mengalir keatas melalui packed bed. Larutan lean dari atas tower mengalir kebawah
melalui packed bed dan terjadi kontak antara gas dengan lean solution sehingga CO
2
dapat terserap ke larutan. Gas sinthesa yang bebas dari CO
2
keluar dari bagian atas tower dengan temperatur 48
C masuk ke bagian unit synthesa loop dengan komposisi CO
2
yang terikut adalah 0,1 Vol. CO
2
yang telah terlucuti mengalir ke atas melalui bagian direct contact cooler yang dilengkapi tray untuk didinginkan menggunakan air yang disirkulasikan dari
pompa, sehingga temperatur CO
2
di bagian atas stripper menjadi 40 C. fungsi tray
direct contact cooler adalah untuk memperluas area kontak antara dua fluida sehingga didapatkan hasil yang optimum.
c. Methanator 51 – 106 – D
Fungsi dari Methanator adalah untuk merubah gas CO dan CO
2
yang masih lolos dari CO
2
absorber menjadi CH
4
yang bersifat tidak bereaksi, karena gas CO dan CO
2
merupakan racun bagi katalis di ammonia converter. Methanator pada dasarnya
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu bejana yang diisi dengan katalis. Katalis yang digunakan berupa katalis nikel terkalsinasi dengan volume unggun 23,88 m
3
. Reaksi yang terjadi adalah :
CO +
3H
2
CH + H
2
O CO
2
+ 4H
2
CH
4
+ 2H
2
O Methanator beroperasi pada tekanan 26,7 kgcm
2
G dan temperatur 330
o
C. Karena panas yang dihasilkan dari reaksi ini, maka temperatur gas sintesa naik
menjadi 366
o
C. Gas sintesa yang keluar dari methanator mempunyai batasan kandungan CO dan CO
2
maksimum 10 ppm.
2.2.2.4 Sistem Sintesa Ammonia