merupakan suatu bejana yang diisi dengan katalis. Katalis yang digunakan berupa katalis nikel terkalsinasi dengan volume unggun 23,88 m
3
. Reaksi yang terjadi adalah :
CO +
3H
2
CH + H
2
O CO
2
+ 4H
2
CH
4
+ 2H
2
O Methanator beroperasi pada tekanan 26,7 kgcm
2
G dan temperatur 330
o
C. Karena panas yang dihasilkan dari reaksi ini, maka temperatur gas sintesa naik
menjadi 366
o
C. Gas sintesa yang keluar dari methanator mempunyai batasan kandungan CO dan CO
2
maksimum 10 ppm.
2.2.2.4 Sistem Sintesa Ammonia
Gas sintesa murni dengan perbandingan volume H
2
dan N
2
sebesar 3 : 1, sebelum dialirkan ke Ammonia Converter 51-105-D terlebih dahulu tekanannya
dinaikkan dengan Syn Gas Compressor 51-103-J sampai tekanan 150 kgcm
2
G. Ammonia converter terdiri dari sebuah shell tekanan dan keranjang diisolasi bagian
luarnya. Keranjang tersebut dibagi menjadi sebuah penukar panas umpan keluar dan sebuah katalis section yang terdiri dari dua buah unggun katalis adiabatic dengan
aliran radial dan sebuah penukar panas antara unggun yang ditempatkan ditengah- tengah unggun katalis bagian atas. Penukar panas ini berfungsi sebagai pemanas awal
dari umpan masuk, arah aliran umpan berlawanan dengan gas panas hasil reaksi yang berasal dari unggun katalis terakhir.
Universitas Sumatera Utara
Reaksi yang terjadi pada ammonia konverter adalah sebagai berikut : N
2
+ 3H
2
2NH
3
Ammonia converter dioperasikan pada temperatur 480
o
C dan tekanan 150 kgcm
2
G.
2.2.2.5 Sistem Pendinginan Ammonia
Untuk memberikan pendinginan pada ammonia diperlukan suatu sistem pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam gas sintesa, gas
buang, serta gas pada interstage kompresor gas sintesa. Sistem pendinginan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam
sintesa loop. 2.
Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam gas buang.
3. Mendinginkan gas pada interstage kompresor gas sintesa.
Sistem ammonia recovery berfungsi untuk menyerap NH
3
yang terkandung didalam gas buang yang masuk ke ammonia recovery yaitu gas bertekanan rendah
yang berasal dari ammonia let down tank 51-107-F kemudian didinginkan dan dikondensasikan terlebih dahulu pada Ammonia Unitized Chiller sebelum masuk ke
Refrigerant Reservoir. Uap yang tidak terkondensasi dikembalikan ke sistem dan zat yang tidak bereaksi dari chiller dikirim ke unit daur ulang ammonia. Uap ammonia
yang terbentuk pada berbagai chiller, flush drum, dan storage tank dimasukkan dalam Centrifugal Refrigerant Compressor. Kompressor ini bekerja berdasarkan sistem
pemampatan bertingkat untuk memanfaatkan ammonia sebagai media pendingin.
Universitas Sumatera Utara
Kompressor ini dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan tekanan pada stage flush drum. Disamping itu juga dapat menaikkan tekanan dari aliran ammonia yang
mengalami flushing, sehingga memungkinkan ammonia terkondensasi setelah terlebih dahulu didinginkan dalam refrigerant condenser.
Kondensasi ammonia terjadi dalam refrigerant reservoir pada temperatur 42,2 °C. Produk bawah dari refrigerant condenser ini dikirimkan ke unit urea, sedangkan
produk atasnya mengalami daur ulang pendinginan flush gas chiller dengan media pendinginan ammonia cair dari dari stage flush drum.
Produk ammonia yang dihasilkan terdiri dari dua jenis yaitu produk dingin dan produk panas. Produk dingin yang mempunyai temperatur -33
o
C dikirim ke tangki penyimpanan ammonia. Sedangkan produk panas dengan temperatur 30
o
C dikirim ke pabrik urea.
2.2.2.6 Sistem Daur Ulang Ammonia Ammonia Recovery UnitARU