Pengobatan Topikal Fulton,2009. Pengobatan Sistemik Wasitaatmadja,2008.

2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Ummumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya. 3. Rosasea, merupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan gejala eritema, pustule, telangiektasi, dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan akne. 4. Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorfi eritema, papul, pustule, di sekitar mulut yang terasa gatal.

2.1.8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi preventif dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi kuratif. Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor multifaktorial, baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri ras, familial, hormonal, maupun faktor eksternal makanan, musim, stres yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita Wasitaatmadja,2008.

2.1.8.1. Pengobatan Topikal Fulton,2009.

Retinoid topikal merupakan obat dengan efek komedolitik dan antiinflamasi. Obat ini menormalkan hiperkeratinisasi dan hiperproliferasi folikel yang terjadi. Retinoid topikal ini mengurangi jumlah mikrokomedo, komedo, dan lesi meradang. Obat ini dapat digunakan sendiri saja ataupun kombinasi dengan obat-obat akne lainnya. Sediaan yang sering termasuk adapalene, tazanotene, dan tretinoin. Antibiotik topikal terutama digunakan untuk melawan P acnes. Obat ini juga memiliki efek antiinflamasi. Antibiotik topikal tidak memiliki efek komedolitik, dan resistensi dapat terjadi pada beberapa jenis obat ini. Resistensi Universitas Sumatera Utara dapat dikurangi jika dikombinasi dengan benzoil peroksida. Sediaan obat yang sering dipakai adalah eritromisin dan klindamisin. Produk-produk benzoil peroksida juga efektif digunakan untuk melawan P acnes, dan belum terbukti adanya resistensi pada obat ini.

2.1.8.2. Pengobatan Sistemik Wasitaatmadja,2008.

Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad renik disamping dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Antibiotik sistemik seperti tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, dan trimetroprim efektif untuk melawan P acnes. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea, misalnya estrogen atau antiandrogen siproteron asetat. Pengobatan ini ditujukan untuk penderita wanita dewasa yang gagal dengan pengobatan lain. Kortikosteroid sistemik seperti prednisone dan deksametason diberikan untuk menekan peradangan dan menekan sekresi kelenjar adrenal. Retinoid oral atau derivatnya seperti isotretinoin menghambat produksi sebum. Obat ini merupakan pilihan untuk akne nodulokistik atau konglobata yang tidak sembuh dengan pengobatan lain.Obat lain seperti antiinflamasi nonsteroid ibuprofen, dapson, dan seng sulfat juga digunakan.

2.1.8.3. Bedah Kulit Wasitaatmadja,2008.