Return Saham Hasil dan Pembahasan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

1. Return Saham

a. Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata Mean, standard deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness Ghazali, 2005 :19. Berikut ini adalah analisis deskriptif untuk variabel abnormal return : Tabel 4.1 Hasil Uji Analisis Deskriptif Return Saham Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Stock Split 374 -.8955 .9453 .016569 .2090519 Return Reverse Stock Split 143 -.3588 .6588 .005521 .0967190 Valid N listwise 143 Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk penelitian return saham yang melakukan stock split N ada 374. Dari 374 sampel ini, return saham terkecil Minimum adalah -0.8955 dan return saham terbesar Maksimum adalah 0.9453. Rata-rata return saham dari 374 sampel adalah 0.016569 dengan standard deviasi sebesar 0.2090519. Pada penelitian reverse stock split jumlah sampel untuk penelitian return saham N ada 143. Dari 143 sampel ini, return saham terkecil Minimum 56 adalah -0.3588 dan return saham terbesar Maksimum adalah 0.6588. Rata- rata return saham dari 143 sampel adalah 0.005521 dengan standard deviasi sebesar 0.0967190. b. Pengujian Hipotesis Keberadaan return saham dalam penelitian didasari dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat return saham yang signifikan pada hari-hari disekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Namun, sebelum melakukan pengujian hipotesis maka akan dilakukan uji normalitas data sebagai berikut : Ho : Data terdistribusi secara normal. Ha : Data tidak terdistribusi secara normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Return Saham Stock Split Sumber : Output SPSS 57 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Return Saham Reverse Stock Split Sumber : Output SPSS Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 Grafik Normal P-P Plots pada return saham stock split dan reverse stock split menunjukkan bahwa titik-titik nilai data terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data return saham stock split dan reverse stock split berasal dari dari populasi yang terdistribusi normal. maka pengujian hipotesis akan menggunakan uji paired sample t test. Pengujian hipotesis akan dilakukan terhadap sampel emiten yang melakukan stock split dan emiten yang melakukan reverse stock split. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis untuk sampel perusahaan yang melakukan stock split dengan uji paired sample t test : 58 Tabel 4.2 Hasil Uji Beda Return Saham Stock Split Periode N t-statistik Sign-t Keterangan Pair 1 H-5 H-0 34 -0.172 0.864 Ho diterima Pair 2 H-4 H-0 34 -0.192 0.849 Ho diterima Pair 3 H-3 H-0 34 -0.204 0.839 Ho diterima Pair 4 H-2 H-0 34 -0.247 0.806 Ho diterima Pair 5 H-1 H-0 34 -0.242 0.810 Ho diterima Pair 6 H+1 H-0 34 -0.266 0.792 Ho diterima Pair 7 H+2 H-0 34 -0.234 0.816 Ho diterima Pair 8 H+3 H-0 34 -0.252 0.803 Ho diterima Pair 9 H+4 H-0 34 -0.169 0.867 Ho diterima Pair 10 H+5 H-0 34 -0.324 0.748 Ho diterima Sumber : Data sekunder diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa pada saat sebelum peristiwa stock split, yaitu pada pair 1, pair 2, pair 3, pair 4 dan pair 5 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar -0.172, -0.192, -0.204, -0.247, dan -0.242 dengan signifikansi sebesar 0.864, 0.849, 0.839, 0.806, dan 0.810 yang nilainya diatas 0.05 p-value 0.05. Kemudian pada saat sesudah peristiwa stock split, yaitu pada pair 6, pair 7, pair 8, pair 9 dan pair 10 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar -0.792, -0.816, -0.803, -0.867, dan -0.748 dengan signifikansi sebesar 0.792, 0.816, 0.803, 0.867, dan 0.748 yang nilainya diatas 0.05 p-value 0.05.Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham antara sebelum pengumuman dengan return saham sesudah pengumuman stock split . 59 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ernie Hendrawaty 2007 yang membuktikan bahwa tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ajeng Widha Irfana 2008 yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah stock split. Pengumuman stock split hanya berpengaruh terhadap rata-rata return saham sesaat yaitu pada saat pengumuman stock split terjadi, dimana return mengalami pelonjakan yang cukup tinggi. Pada penelitian reverse stock split, pengujian dilakukan dengan menggunakan paired sample t test dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Return Saham Reverse Stock Split Periode N t statistik Sign-t Keterangan Pair 1 H-5 H-0 13 0.245 0.811 Ho diterima Pair 2 H-4 H-0 13 -1.443 0.175 Ho diterima Pair 3 H-3 H-0 13 -0.908 0.382 Ho diterima Pair 4 H-2 H-0 13 -1.131 0.280 Ho diterima Pair 5 H-1 H-0 13 -2.182 0.050 Ho diterima Pair 6 H+1 H-0 13 0.306 0.765 Ho diterima Pair 7 H+2 H-0 13 -1.408 0.184 Ho diterima Pair 8 H+3 H-0 13 -1.553 0.146 Ho diterima Pair 9 H+4 H-0 13 -2.211 0.047 Ho ditolak Pair 10 H+5 H-0 13 -1.116 0.286 Ho diterima Sumber : Data sekunder diolah, 2010 60 Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa pada saat sebelum peristiwa reverse stock split, yaitu pada pair 1, pair 2, pair 3, pair 4 dan pair 5 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar 0.245, -1.443, -0.908, -1.131, dan -2.182 dengan signifikansi sebesar 0.811, 0.175, 0.382, 0.280, dan 0.050 yang nilainya diatas 0.05 p-value 0.05. Kemudian pada saat sesudah peristiwa reverse stock split hanya pada pair 9 yang memiliki t-hitung untuk uji statistik sebesar -2.211 dengan signifikansinya 0.047 yang nilainya dibawah 0.05 p-value 0.05. Namun pada pair 6, pair 7, pair 8, dan pair 10 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar 0.306, -1.408, -1.553, dan -1.116 dengan signifikansi sebesar 0.765, 0.184, 0.146, dan 0.286 yang nilainya diatas 0.05 p-value 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham antara sebelum pengumuman dengan return saham sesudah pengumuman reverse stock split . Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahman Kurniawan 2009 yang menemukan bahwa terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah reverse stock split yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan return sebelum dan setelah peristiwa reverse stock split.

2. Volume Perdagangan