Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wahana untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Hal ini berarti bahwa dalam pasar modal terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi pada financial assets. Sedangkan emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat memperoleh alternatif dana eksternal jangka panjang. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat akan membawa perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Dalam pasar modal yang efisien semua informasi baru dengan cepat dan secara lengkap tercermin dalam harga saham. Semakin cepat informasi tercermin dalam harga sekuritas, semakin efisien pasar modal yang bersangkutan. Masuknya informasi baru tidak dapat diramalkan sebelumnya, sehingga informasi yang menguntungkan hampir sama dengan informasi yang tidak menguntungkan. Perubahan harga dalam pasar yang efisien mungkin merupakan perubahan yang positif ataupun perubahan yang negatif. Keterbukaan informasi yang berkualitas baik dari sisi keanekaragaman, kecepatan, frekuensi, kebenaran serta ketepatan informasi merupakan kata kunci dalam pasar modal. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda, namun sangat berhubungan. Pengujian kandungan informasi 1 dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa event. Apabila peristiwa event mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa event tersebut diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan sekuritas tersebut. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return dan abnormal return sebagai akibat perubahan harga Jogiyanto, 2005:63. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return. Sedangkan normal return merupakan return yang diharapkan oleh investor. Suatu investasi selalu mengandung unsur risk and return. Karena perolehan yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang, maka resiko itu juga timbul karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan. Return merupakan motivasi investor dalam melakukan investasi, maka pengukuran terhadap return merupakan cara yang sering digunakan oleh investor dalam membandingkan alternatif berinvestasi. Para investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan berdasarkan tingkat toleransinya terhadap resiko yang dapat berbeda-beda untuk setiap investor. Bagi investor yang menyukai resiko risk lover , mereka akan memilih saham-saham yang mempunyai resiko yang tinggi dengan harapan dikemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula, sesuai dengan prinsip investasi, yaitu high risk-high return. Sebaliknya, bagi investor yang tidak menyukai resiko risk avaster, mereka akan merencanakan keuntungan yang normal terhadap investasi yang dilakukan. 2 Para investor yang bertransaksi dalam bursa efek bertujuan menghimpun dana dari keuntungan sebesar mungkin dari investasinya. Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki makna bila informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar seperti volume perdagangan, harga saham dan lain-lain. Dihubungkan dengan volume, suatu peristiwa event memiliki kandungan informasi, apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earnings diumumkan pada saat waktu lain selama tahun tersebut Beaver. 1968 dalam Novi, 2004:1. Didalam pasar modal, informasi merupakan kebutuhan utama para investor dan traders, karena informasi tersebut digunakan oleh mereka untuk mengambil keputusan investasi. Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon atau menyerap informasi baru telah lama menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan diseluruh dunia. Mereka sepakat bahwa tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap informasi baru, maka pasar tersebut semakin efisien. Konsekuensi dari pasar modal yang efisien adalah sangat sulit atau bahkan hampir tidak mungkin bagi para investor untuk memperoleh tingkat keuntungan abnormal tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang diharapkan secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di 3 bursa efek. Kandungan informasi atas stock split dan reverse stock split menghipotesiskan bahwa para manajer menggunakan peristiwa event akan pengumuman stock split dan reverse stock split untuk memberi sinyal perubahan dalam pengharapannya tentang prospek perusahaan yang akan datang. Didalam pasar modal, yang mempengaruhi permintaan maupun penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan berkurang. Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham tersebut tidak liquid sehingga investor tidak tertarik membeli saham tersebut. Agar saham tersebut mudah liquid, maka perusahaan go-public memiliki alternatif menambah jumlah saham untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Selain itu, perusahaan yang sudah go-public dapat melakukan stock split atau memecah jumlah sahamnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar sahamnya di pasar modal terlihat lebih attractive bagi investor. Karena secara logika investor lebih tertarik membeli saham dengan harga yang lebih murah. Stock split dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar. Dengan tingginya harga saham tersebut akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham tersebut. Namun apabila yang terjadi adalah keadaan sebaliknya, ketika harga pasar dinilai terlalu rendah, maka perusahaan akan melakukan reverse stock split, yaitu menggabungkan beberapa saham menjadi satu sehingga memiliki nilai nominal yang lebih besar. 4 Stock split merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal. Sedangkan reverse stock split adalah pemecahan saham dimana pemegang saham menerima satu saham baru atas pertukaran dengan dua saham lama yang dimiliki James Van Horne, 2007:291. Reverse stock split merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan. Reverse stock split biasanya dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu rendah I Putu, 2007:110. Reverse stock split merupakan penggabungan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih besar. Oleh karena itu, jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham akan berkurang dengan nominal perlembar saham menjadi lebih besar. Ini menyebabkan nilai saham akan meningkat secara proporsional. Scott, Martin, Petty dan keown 1999 dalam Lukman 2008 ada beberapa alasan mengapa manajer perusahaan melakukan stock split antara lain : Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham, Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan, Untuk membawa informasi mengenai kesempatan berinvestasi yang berupa peningkatan laba dan dividen kas. 5 Menurut Lukman 2008 apabila harga suatu saham terlalu tinggi, maka kemungkinan saham tersebut dapat dibeli oleh masyarakat semakin kecil. Manajemen perusahaan yakin bahwa apabila kepemilikan saham semakin luas, maka hubungan dengan masyarakat lebih baik, sehingga adanya stock split dapat mengurangi nilai pasar saham dan memiliki kemampuan menarik mayoritas investor potensi. Menurut Ross, et. al 2006:537 ada tiga alasan perusahaan melakukan reverse stock split, yaitu : ”First, transactions costs to shareholders are often less after the reverse split. This follows the conclusions of copeland that brokerage commissions per dollar traded rise as the price of the stock falls. Second, the liquidity and marketability of a companys stock are improved when its price is raised to the popular trading range. Third, stocks selling below a certain level are not considered “respectable”, implying that investors bias downward their estimates of these firm’s earnings, cash flow, growth, and stability.” Fama, Fisher, Jensen dan Roll dalam Hartono 2005: 72 menguji 940 stock splits pada New York Stock Exchange dari tahun 1927-1959. Perilaku harga saham yang diuji adalah pada periode 29 bulan sebelum dan 29 bulan sesudah stock splits. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah stock split tidak lagi terjadi peningkatan CAR, tetapi peningkatan CAR terjadi sebelum dilakukan stock split. Hal ini berarti bahwa para investor sudah melakukan antisipasi terhadap kemungkinan saham tersebut displits. Temuan ini mendukung hipotesis pasar efisiensi bentuk setengah kuat. 6 Peterson dan Peterson 1992 melakukan studi untuk menguji abnormal return yang berkaitan dengan pengumuman reverse stock splits. Hasil ini menunjukkan bahwa pengumuman reverse stock splits berhubungan dengan abnormal return yang negatif efeknya. Pasar modal juga berfungsi sebagai tempat berbelanja bagi investor. Para investor saham mengevaluasi dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relevan. Konsep pasar modal efisien menyebutkan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal, maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalam pasar modal yang bersangkutan. Perkataan efisien dalam konsep efisiensi pasar menyangkut efisiensi penyampaian informasi dari perusahaan emiten ke perusahaan pemodal Husnan, 2005:18, pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris. Ini berarti semua investor mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya serta diterima pada saat yang sama. Efisiensi pasar berdasarkan informasi dibagi menjadi : 1 Efisiensi pasar bentuk lemah weak form 2 Efisiensi pasar bentuk setengah kuat semistrong form 3 Efisiensi pasar bentuk kuat strong form. Menurut teori Ahli Chart dalam modul Manajemen Investasi dan Instrument Derivative Prof. Dr. Ahmad Rodoni 2008:49, perilaku harga saham waktu yang lalu adalah penuh dengan informasi tentang perilaku harga 7 saham waktu yang akan datang. Ini berdasarkan andaian bahwa akan berbentuk satu pola yang berulang yang dapat digunakan untuk memperkirakan harga saham waktu yang akan datang melalui kaedah analisis teknikal dan chart harga yang terperinci. Salah satu informasi yang signifikan terhadap harga sekuritas adalah pengumuman stock split. Stock split merupakan salah satu bentuk corporate action tindakan yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan yang dilakukan emiten, dengan cara memecah sahamnya split menjadi lebih banyak dan harga per lembar saham berubah menjadi lebih kecil dari harga sebelum pemecahan. Pemecahan saham telah menjadi alat yang digunakan untuk membentuk harga pasar saham perusahaan. Tujuan dilakukannya stock split antara lain agar saham lebih menarik di mata investor, karena secara psikologis investor lebih tertarik membeli saham yang murah. Lebih banyaknya investor yang tertarik pada saham tersebut maka kemungkinan harga naik akan lebih besar. Menurut Fama 1970 dalam Hartono 2005:9 menyatakan bahwa efisien pasar bentuk setengah kuat dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi: efisien pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan efisien pasar bentuk setengah kuat secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi menekankan kepada fully reflect dan information available, tapi tidak memperhitungkan kecanggihan investor dalam mengolah informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup fully reflect, keterbatasan informasi dan kecanggihan pasar. 8 Di Indonesia, penelitian mengenai pengujian efisiensi pasar modal atas peristiwa pengumuman stock split dilakukan oleh Ernie Hendrawaty 2007. Hasil analisis penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal saham di Bursa Efek Jakarta, sehingga tidak adanya abnormal return yang dapat diperoleh investor pada saat pengumuman stock split sehingga membuktikan bahwa pasar modal di Indonesia sudah efisien dalam bentuk setengah kuat. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, Bagaimana dengan pasar modal di Indonesia, khususnya BEI ? Apakah pasar modal Indonesia sudah efisien ? kalau sudah, pada tingkat efisien yang mana ? Apakah penyebaran informasi kepada masyarakat sudah secepat yang diharapkan untuk dapat digunakan sebagai informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan Dengan Analisis Stock Split Dan Reverse Stock Split” dengan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split selama periode penelitian dari tahun 2004-2008. 9

B. Perumusan Masalah