Status Karies Dan Faktor Resiko Karies Gigi Pada Wanita Usia 21-50 Tahun Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

(1)

POLA KEHILANGAN GIGI DAN KEBUTUHAN JENIS

GIGITIRUAN MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG

RAMBUNG KECAMATAN PANTAI CERMIN

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

JANUARI – FEBRUARI 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

RIFKA FAUZA

NIM: 060600063

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Prostodonsia Tahun 2011

Rifka Fauza

Pola Kehilangan Gigi dan Kebutuhan Jenis Gigitiruan Masyarakat Desa Binaan

Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010.

Xii + 53 halaman

Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies dan penyakit periodontal yang merupakan faktor penyakit penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Faktor bukan penyakit seperti faktor sosio-demografi, perilaku dan gaya hidup juga berpengaruh terhadap kehilangan gigi. Kehilangan gigi sebagian terjadi paling tinggi pada dewasa muda. Kehilangan seluruh gigi terjadi paling tinggi pada usia lanjut. Pada pasien dengan kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya, perawatan dengan gigitiruan merupakan hal penting. Pemilihan jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh seorang pasien disesuaikan dengan jumlah elemen gigi yang hilang, kondisi jaringan pendukung gigitiruan, lokasi gigi yang hilang, usia pasien, kesehatan sistemik pasien, keinginan dan kebutuhan pasien. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik berupa survei observatif. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010 yang mengalami kehilangan gigi dan tidak pernah memakai gigitiruan. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara nonprobabiliti yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 201 orang dari jumlah populasi 1231 orang. Penelitian ini merupakan


(3)

studi deskriptif untuk mengumpulkan data – data tentang pola kehilangan gigi dan kebutuhan jenis gigitiruan masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010, dilanjutkan dengan studi analitik untuk mengamati hubungan antara karakteristik pasien yaitu umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan dengan pola kehilangan gigi.

Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik masyarakat yang mengalami kehilangan gigi di Desa Ujung Rambung Periode Januari – Februari 2010 diperoleh 201 sampel yang memiliki karakteristik terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan dan tingkat pendidikan SD. Kehilangan gigi paling tinggi terjadi di rahang bawah yaitu 178 orang. Berdasarkan umur, kehilangan gigi sebagian di rahang atas paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 tahun adalah Klas III Kennedy yaitu 39,4%, sedangkan kehilangan seluruh gigi paling tinggi pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 5,9%. Kehilangan gigi sebagian di rahang bawah paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 tahun adalah Klas III Kennedy yaitu 16,8%, sedangkan kehilangan seluruh gigi hanya pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 5,3%. Berdasarkan jenis kelamin, kehilangan gigi sebagian di rahang atas paling tinggi pada perempuan adalah Klas III Kennedy sekitar 27% dan kehilangan seluruh gigi paling tinggi pada perempuan yaitu 3,1%. Berdasarkan tingkat pendidikan, kehilangan gigi sebagian paling tinggi pada tingkat pendidikan SD adalah Klas III Kennedy yaitu 15,8% dan kehilangan seluruh gigi paling tinggi pada sampel tidak sekolah yaitu 2,8%. Jenis gigitiruan yang paling tinggi dibutuhkan di rahang atas dan rahang bawah berdasarkan kehilangan gigi adalah gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) yaitu 51,0% di rahang atas dan 56,7% di rahang bawah.


(4)

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan umur. Ditinjau dari jenis kelamin hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan jenis kelamin. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, hasil statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kehilangan gigi.


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 21 April 2011

Pembimbing, Tanda tangan

(Dwi Tjahyaning Putranti, drg., MS) ……….. NIP. 19580624 198503 2 002


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 21 April 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp.Pros (K) ANGGOTA : 1. Dwi Tjahyaning Putranti, drg., MS

2. M. Zulkarnain, drg., M.Kes 3. Ariyani, drg


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas izin – Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tua yaitu Ayahanda (Djasmi Mahmud) dan Ibunda (Fauziah) yang telah membesarkan dan membimbing dengan kasih sayang, do’a dan dorongan semangat serta dukungan secara moril dan materil. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kakak – kakak penulis yaitu Ulia Fitri, S.Pd, M.A, Anita, S.Pd. dan Nadia, S.Pd.I, serta kepada dr.Faisal yang telah memberikan kasih sayang, dorongan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Syafrinani, drg., Sp.Pros (K) selaku Ketua Departemen Prostodonsia Fakultas kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp.Pros (K) selaku ketua tim penguji yang telah meluangkan waktu atas masukan dan saran yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Dwi T. Putranti, drg., MS, selaku dosen pembimbing dan dosen penguji dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberi perhatian dan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta dorongan semangat dan nasehat kepada penulis selama penulisan skripsi ini sampai selesai.

5. Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., M.kes., Sp.Pros (K) yang telah turut memberikan bimbingan, bantuan serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Lidya Irani Nainggolan, drg., selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

7. M. Zulkarnain, drg., M.Kes., dan Ariyani, drg., selaku anggota tim penguji skripsi atas masukan dan saran yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara khususnya di Departemen Prostodonsia atas saran dan masukan serta bantuan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

9. Drs. Ahmad Jalil, M.Kes., yang telah membantu penulisan skripsi ini dalam hal analisis statistik.

10. Kepala Dinas Serdang Bedagai yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Ujung Rambung.


(9)

11. Kepala Desa Ujung Rambung dan Staf Kantor Camat Desa Ujung Rambung yang telah memberikan izin dan banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di Desa Ujung Rambung.

12. Senior penulis yang telah memberikan bantuan dan masukan selama penulisan skripsi ini terutama Kak Vonny (2004), Kak Putri (2005), Kak Poetry (2005) dan Kak Riris (2005).

13. Teman – teman angkatan 2006 di FKG khususnya teman – teman yang membuat skripsi di Departemen Prostodonsia yaitu Sania, Riana, Helly, Trisna, Steven, Sari, Rohani dan Sri atas dukungan dan dorongan semangat yang diberikan selama ini.

14. Teman – teman terbaik penulis yaitu Sania, Riana dan Pocut atas semangat dan dorongan yang diberikan serta teman – teman yang telah membantu penelitian di Desa Ujung Rambung yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

15. Teman – teman terbaik penulis di kos Sumarsono 19 yaitu Kak Putri, Kak Jehan, Atun, Nita dan Osi yang telah memberikan dorongan semangat atas bantuan dan dukungan selama ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar – besarnya apabila terdapat kesalahan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu, masyarakat dan Fakultas.

Medan, 21 April 2011 Penulis,

( Rifka Fauza ) 060600063


(10)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

KATA PENGANTAR……… iv

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR LAMPIRAN………. xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Permasalahan………... 4

1.3 Rumusan Masalah……… 5

1.4 Hipotesis………. 6

1.5 Tujuan Penelitian………. 6

1.6 Manfaat Penelitian……….. 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor Penyebab Kehilangan Gigi………... 8

2.1.1 Faktor Penyakit……….. 8

2.1.2 Faktor Bukan Penyakit……… 9

2.2 Pola Kehilangan Gigi………. 10

2.2.1 Kehilangan Gigi Sebagian………... 10

2.2.2 Kehilangan Seluruh Gigi ………….……….. 11

2.3 Dampak Kehilangan Gigi………... 11

2.3.1 Fungsional……….. 11

2.3.2 Sistemik……….. 12

2.3.3 Emosional………... 13

2.4 Jenis-Jenis Gigitiruan………. 13

2.4.1 Gigitiruan Lepasan………... 14

2.4.1.1 Gigitiruan Penuh………... 14

2.4.1.2 Gigitiruan Sebagian Lepasan…………... 15


(11)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian………... 17

3.2 Populasi Penelitian………... 17

3.3 Sampel……… 17

3.4 Variabel Penelitian………... 18

3.4.1 Variabel Bebas……… 18

3.4.2 Variabel Terikat……….. 18

3.4.3 Variabel Terkendali………. 18

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali………... 18

3.4.5 Kriteria Sampel……… 19

3.5 Definisi Operasional……… 19

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 20

3.7 Prosedur Penelitian………. 20

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian………... 20

3.7.1.1 Alat Penelitian………. 20

3.7.1.2 Bahan penelitian………. 21

3.7.2 Cara Penelitian……… 21

3.7.2.1 Pendaftaran dan Pencatatan Identitas Pasien. 21 3.7.2.2 Pemeriksaan Gigi Pasien……… 21

3.8 Analisis Data……….. 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Masyarakat yang Mengalami Kehilangan Gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010………. 23

4.2 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Umur Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010………. 24

4.3 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010……….. 26

4.4 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010………... 29

4.5 Jenis Gigitiruan yang Dibutuhkan oleh Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010………. 31


(12)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Masyarakat yang Mengalami Kehilangan Gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010……... 33 5.2 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Umur Masyarakat di

Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010……… 34 5.3 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin

Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010………... 36 5.4 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010………... 37 5.5 Jenis Gigitiruan yang Dibutuhkan oleh Masyarakat di Desa

Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010………. 38 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan………. 41

6.2 Saran………... 42

DAFTAR RUJUKAN……….. 43


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jumlah Populasi Usia 20 - ≥ 60 Tahun Berdasarkan Data Kantor

Kepala Desa Binaan Ujung Rambung Tahun 2009………. 16 2 Persentase Distribusi Karakteristik Masyarakat yang Mengalami

Kehilangan Gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Tahun 2010…….. 24 3 Persentase Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Umur Masyarakat

Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten

Serdang Bedagai Januari – Februari 2010 ………... 25 4 Uji T Antara Umur dengan Pola Kehilangan Gigi Rahang Atas dan

Rahang Bawah Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari –

Februari 2010……….………... 26 5 Persentase Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin

Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai

Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010……… 28 6 Uji T Antara Jenis Kelamin dengan Pola Kehilangan Gigi Rahang

Atas dan Rahang Bawah Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari –

Februari 2010……….……….. 29

7 Persentase Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai

Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010……... 30 8 Uji T Antara Tingkat Pendidikan dengan Pola Kehilangan Gigi

Rahang Atas dan Rahang Bawah Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

Januari – Februari 2010……… 31 9 Persentase Jenis Gigitiruan yang Dibutuhkan oleh Masyarakat Desa

Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kerangka Konsep Skripsi

2. Kerangka Operasional Penelitian

3. Kuesioner Penelitian “Pola Kehilangan Gigi dan Kebutuhan Jenis Gigitiruan Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010”

4. Informasi Kepada Subjek Penelitian 5. Perhitungan Statistik

6. Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan

7. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai


(15)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Prostodonsia Tahun 2011

Rifka Fauza

Pola Kehilangan Gigi dan Kebutuhan Jenis Gigitiruan Masyarakat Desa Binaan

Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010.

Xii + 53 halaman

Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies dan penyakit periodontal yang merupakan faktor penyakit penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Faktor bukan penyakit seperti faktor sosio-demografi, perilaku dan gaya hidup juga berpengaruh terhadap kehilangan gigi. Kehilangan gigi sebagian terjadi paling tinggi pada dewasa muda. Kehilangan seluruh gigi terjadi paling tinggi pada usia lanjut. Pada pasien dengan kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya, perawatan dengan gigitiruan merupakan hal penting. Pemilihan jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh seorang pasien disesuaikan dengan jumlah elemen gigi yang hilang, kondisi jaringan pendukung gigitiruan, lokasi gigi yang hilang, usia pasien, kesehatan sistemik pasien, keinginan dan kebutuhan pasien. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik berupa survei observatif. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010 yang mengalami kehilangan gigi dan tidak pernah memakai gigitiruan. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara nonprobabiliti yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 201 orang dari jumlah populasi 1231 orang. Penelitian ini merupakan


(16)

studi deskriptif untuk mengumpulkan data – data tentang pola kehilangan gigi dan kebutuhan jenis gigitiruan masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010, dilanjutkan dengan studi analitik untuk mengamati hubungan antara karakteristik pasien yaitu umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan dengan pola kehilangan gigi.

Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik masyarakat yang mengalami kehilangan gigi di Desa Ujung Rambung Periode Januari – Februari 2010 diperoleh 201 sampel yang memiliki karakteristik terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan dan tingkat pendidikan SD. Kehilangan gigi paling tinggi terjadi di rahang bawah yaitu 178 orang. Berdasarkan umur, kehilangan gigi sebagian di rahang atas paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 tahun adalah Klas III Kennedy yaitu 39,4%, sedangkan kehilangan seluruh gigi paling tinggi pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 5,9%. Kehilangan gigi sebagian di rahang bawah paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 tahun adalah Klas III Kennedy yaitu 16,8%, sedangkan kehilangan seluruh gigi hanya pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 5,3%. Berdasarkan jenis kelamin, kehilangan gigi sebagian di rahang atas paling tinggi pada perempuan adalah Klas III Kennedy sekitar 27% dan kehilangan seluruh gigi paling tinggi pada perempuan yaitu 3,1%. Berdasarkan tingkat pendidikan, kehilangan gigi sebagian paling tinggi pada tingkat pendidikan SD adalah Klas III Kennedy yaitu 15,8% dan kehilangan seluruh gigi paling tinggi pada sampel tidak sekolah yaitu 2,8%. Jenis gigitiruan yang paling tinggi dibutuhkan di rahang atas dan rahang bawah berdasarkan kehilangan gigi adalah gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) yaitu 51,0% di rahang atas dan 56,7% di rahang bawah.


(17)

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan umur. Ditinjau dari jenis kelamin hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan jenis kelamin. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, hasil statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kehilangan gigi.


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal, trauma dan atrisi yang berat. Sebagian besar penelitian menyatakan bahwa karies dan penyakit periodontal merupakan penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Okoisor (1977) menyatakan bahwa faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal yang menyebabkan kehilangan gigi berhubungan dengan meningkatnya usia. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan faktor bukan penyakit seperti faktor sosio – demografi, perilaku dan gaya hidup juga berpengaruh terhadap kehilangan gigi.1 Faktor sosio – demografi seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi jumlah kehilangan gigi – geligi.2-3 Tahapan usia dewasa menurut Erikson dibagi atas dewasa muda berusia 20 – 39 tahun, dewasa pertengahan berusia 40 – 59 tahun dan dewasa tua berusia 60 tahun ke atas.4 Meningkatnya usia sering dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.5 Marcus dkk (1996) menyatakan bahwa prevalensi kehilangan gigi tidak berkaitan dengan jenis kelamin.1 Lain halnya dengan Hoover dan McDermount (1989) dan Prabhu dkk (2009) menyatakan kehilangan gigi sebagian paling tinggi dialami oleh perempuan dibandingkan laki – laki, sedangkan kehilangan seluruh gigi paling tinggi dijumpai pada laki – laki dibandingkan perempuan.3 Esan dkk (2004) mengatakan apabila tingkat pendidikan dan penghasilan rendah maka memungkinkan terjadinya


(19)

dan penghasilan tinggi, hal ini disebabkan dengan pendidikan dan penghasilan tinggi, seseorang mengetahui serta rutin melakukan perawatan gigi dan mulut ke dokter gigi.1

Pola kehilangan gigi adalah struktur kehilangan gigi yang diklasifikasikan atas kehilangan gigi sebagian berdasarkan Klasifikasi Kennedy dan kehilangan seluruh gigi.1 Kehilangan gigi sebagian terjadi lebih banyak pada dewasa muda, agar tercapai fungsi maksimal gigi – geligi, usia dewasa harus mempunyai paling sedikit 21 gigi di dalam rongga mulut. Pada tahun 2004 dan 2006, diadakan penelitian di Washington dan didapati 5% dewasa umur 35 – 44 tahun serta 38% populasi berumur 65 tahun keatas mengalami kehilangan 6 elemen gigi atau lebih.5 Kehilangan seluruh gigi terjadi lebih banyak pada usia lanjut. Menurut BRFSS (Behavioral Risk Factor Surveillance System) pada usia 65 tahun, kehilangan seluruh gigi mengalami penurunan dari tahun 1999 yaitu 22% sampai tahun 2006 yaitu sekitar 15%.5 Perbandingan prevalensi kehilangan gigi – geligi berdasarkan Health Promotion Survey dari tahun 1990 sampai 2003 mengalami penurunan. Pada tahun 1990, populasi usia 65 tahun keatas yang mengalami kehilangan seluruh gigi sebesar 48%. Pada tahun 2003, populasi usia 65 tahun keatas yang mengalami kehilangan seluruh gigi sebesar 30%.6

Kehilangan gigi memiliki hubungan dengan gigitiruan, gigitiruan bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan estetis yang hilang pada kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya sehingga akan memperbaiki kualitas hidup.7 Gigitiruan dapat dibagi atas dua jenis, yaitu gigitiruan lepasan dan gigitiruan cekat. Gigitiruan lepasan terdiri atas gigitiruan penuh (GTP) dan gigitiruan sebagian lepasan (GTSL). Gigitiruan cekat (GTC) adalah gigitiruan jembatan.8 Pemilihan jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh seorang pasien disesuaikan dengan jumlah elemen gigi yang hilang, kondisi jaringan pendukung


(20)

gigitiruan, lokasi gigi yang hilang, usia pasien, kesehatan sistemik pasien, keinginan dan kebutuhan pasien.8-9 Hasil penelitian Ariyani (2006) pada masyarakat Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, GTP banyak digunakan pada kelompok umur 55 – 64 tahun dan >64 tahun dan mulai dijumpai pada kelompok umur 35 – 44 tahun. GTC banyak dijumpai pada kelompok umur 13 – 24 tahun sampai dengan 45 – 54 tahun.10

Kehilangan gigi – geligi dapat menimbulkan berbagai dampak, yaitu dampak fungsional, sistemik dan emosional.11-13 Dampak fungsional yaitu berkurangnya kemampuan mengunyah, menggigit serta berbicara.12 Dampak sistemik berupa penyakit sistemik seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular, akibat status kesehatan gigi – geligi yang buruk dan perubahan pola konsumsi.14-15 Dampak emosional kehilangan gigi – geligi menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri sehingga dapat mengakibatkan keterbatasan aktivitas.13

Fakultas Kedokteran Gigi USU telah bekerjasama dengan PT. Unilever Indonesia TBK dengan menjadikan Desa Ujung Rambung sebagai Desa Binaan Pepsodent – FKG USU. Salah satu tujuannya adalah membangun kepercayaan dan pengakuan masyarakat terhadap hasil – hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat sehingga dapat mendorong dan memotivasi masyarakat Desa Binaan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

Desa ujung rambung adalah desa yang berada di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Desa ini berada dalam lokasi perkebunan PTPN IV Kebun Adolina yang berlokasi ± 40 km dari Medan dan tidak jauh dari kota Perbaungan dengan komiditi karet dan kelapa sawit. Berdasarkan data penduduk dari Kantor Kelurahan Kepala Desa tahun 2009, jumlah penduduk Desa Binaan Ujung Rambung yaitu 3.012


(21)

jiwa dengan rincian umur 20 – 39 tahun yaitu 631 jiwa, 40 – 59 tahun yaitu 445, ≥ 60 tahun yaitu 196 jiwa dan umur 0 – 19 tahun 1740 jiwa.16 Sarana pendidikan yang terdapat di desa ini adalah 2 SD/MI Negeri, 1 SD/MI swasta dan 1 SLTP/MTS swasta. Mata pencaharian masyarakat desa ini adalah di sektor pertanian, sektor perkebunan/perdagangan, industri kecil dan sedang dan sektor jasa. Sarana kesehatan seperti Praktek dokter, Posyandu, Polindes, praktek dokter gigi tidak terdapat di desa ini. Walaupun dari data dilaporkan terdapat satu unit puskesmas pembantu, tetapi berdasarkan laporan kepala desa tidak terdapat puskesmas pembantu di desa ini.17

Penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa FKG USU di Desa Binaan Ujung Rambung masih sedikit yaitu berasal dari Departemen Konservasi dan Pedodonsia yang meneliti mengenai pola karies dan status gizi akibat karies. Sehubungan belum adanya penelitian tentang pola kehilangan gigi dan kebutuhan jenis gigitiruan di Departemen Prostodonsia yang dilakukan di Desa Binaan Ujung Rambung, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pola kehilangan gigi dan kebutuhan jenis gigitiruan masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010.

1.2Permasalahan

Pola kehilangan gigi bervariasi pada setiap individu sehingga kebutuhan jenis pemakaian gigitiruan menjadi bervariasi, hal ini dapat terjadi pada masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pola kehilangan gigi berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan yang terdapat pada masyarakat Desa Binaan Ujung


(22)

Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010, sehingga selanjutnya dapat ditentukan kebutuhan jenis gigitiruan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

1.3Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang mengalami kehilangan gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

2. Bagaimana pola kehilangan gigi berdasarkan umur masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

3. Bagaimana pola kehilangan gigi berdasarkan jenis kelamin masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

4. Bagaimana pola kehilangan gigi berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

5. Bagaimana jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Binaan

Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010


(23)

1.4Hipotesis

Ada hubungan yang signifikan antara pola kehilangan gigi dengan karakteristik masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010.

1.5Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat yang mengalami kehilangan gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

2. Untuk mengetahui pola kehilangan gigi berdasarkan umur masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

3. Untuk mengetahui pola kehilangan gigi berdasarkan jenis kelamin masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

4. Untuk mengetahui pola kehilangan gigi berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

5. Untuk mengetahui jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010


(24)

1.6Manfaat Penelitian

1. Memperoleh data-data mengenai pola kehilangan gigi berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan serta jenis gigitiruan yang dibutuhkan berdasarkan pola kehilangan gigi masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

2. Data – data yang diperoleh mengenai pola kehilangan gigi dan jenis gigitiruan yang dibutuhkan masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010, dapat sebagai referensi bagi Departemen Prostodonsia FKG USU untuk mengetahui dan mendapatkan informasi jenis gigitiruan yang dibutuhkan masyarakat di daerah tersebut


(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor Penyebab Kehilangan Gigi

Kehilangan gigi – geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Faktor bukan penyakit seperti gaya hidup dan faktor sosio – demografi juga berpengaruh terhadap kehilangan gigi.1 Kehilangan gigi – geligi meningkat seiring dengan bertambahnya usia akibat efek kumulatif dari karies dan penyakit periodontal.7

2.1.1 Faktor Penyakit

Karies gigi adalah salah satu penyebab kehilangan gigi yang paling sering terjadi pada dewasa muda dan dewasa tua. Karies merupakan penyakit infeksi pada gigi. Karies pada gigi yang tidak dirawat dapat bertambah buruk, sehingga akan menimbulkan rasa sakit dan berpotensial menyebabkan kehilangan gigi. Walaupun secara keseluruhan karies menurun di Amerika, tetapi penurunan ini tidak terjadi pada kelompok usia tua.7

Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi pada jaringan pendukung gigi yang apabila tidak dirawat akan menyebabkan hilangnya gigi. Penyakit periodontal dapat menyebabkan resorbsi tulang alveolar dan resesi gingiva serta bertambah parah di usia tua. Penyakit periodontal akan meningkat dengan meningkatnya umur, dari 6% pada umur 25 – 34 tahun menjadi 41% pada umur 65 tahun keatas.7


(26)

2.1.2 Faktor Bukan Penyakit

Faktor sosio – demografi seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah kehilangan gigi.1 Di Meksiko, Medina – Solis dkk (2006) mendapati prevalensi kehilangan seluruh gigi pada dewasa muda sekitar 2,4% sedangkan pada dewasa tua yang berumur 65 tahun keatas sekitar 30,6%.18

Berdasarkan penelitian Hugo dkk (2007) memperkirakan bahwa perempuan mengalami kehilangan gigi yang lebih banyak dibandingkan laki – laki disebabkan perempuan takut pergi ke dokter gigi.19 Pada penelitian O’Mullane dkk (1993) menunjukkan bahwa perempuan paling tinggi mengalami kehilangan gigi, tetapi belum ada kejelasan mengenai hal ini. Pada penelitian Corbert dkk (2001) menyatakan bahwa perempuan memiliki sedikit resiko penyakit periodontal tetapi besar kemungkinan resiko untuk karies yang dapat menyebabkan hilangnya gigi.20 Pendapatan dan pendidikan berbanding terbalik dengan jumlah kehilangan gigi. Data dari Behavioral Risk Factor Survaillance System (BRFSS) pada tahun 2004 – 2006 menunjukkan populasi yang mengalami kehilangan lebih dari 6 gigi sebanyak 23% pada kelompok pendidikan SMA atau SMP, SD dan tidak sekolah, 15% pada pendidikan Perguruan Tinggi.5 Terdapat hubungan antara kehilangan gigi dengan tingkat pendidikan. Masyarakat dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki kesadaran untuk memperbaiki kesehatan rongga mulut, menggunakan fasilitas kesehatan gigi dan mulut serta gaya hidup yang lebih baik untuk memperhatikan kesehatan rongga mulut.Umumnya tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai status ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan yang


(27)

rendah, sehingga dapat melakukan perawatan gigi dan mulut sesuai dengan anjuran dokter gigi.1

2.2 Pola Kehilangan Gigi

Berdasarkan hasil penelitian Bernard (2007) menyatakan bahwa pola kehilangan gigi terjadi oleh karena adanya kehilangan gigi premolat dan molar tiga yang semakin meningkat untuk kebutuhan ortodonti dan prosedur bedah.21 Pola kehilangan gigi adalah struktur kehilangan gigi yang diklasifikasikan atas kehilangan gigi sebagian berdasarkan Klasifikasi Kennedy dan kehilangan seluruh gigi. Kehilangan gigi baik sebagian atau seluruhnya merupakan indikator kesehatan mulut suatu populasi. Jumlah kehilangan gigi merupakan penilaian dari sukses atau tidak suatu prosedur pencegahan dan perawatan kesehatan gigi – geligi.1

2.2.1 Kehilangan Gigi Sebagian

Kehilangan gigi sebagian adalah kehilangan satu atau lebih gigi pada rahang atas atau rahang bawah.19 Kehilangan gigi sebagian diklasifikasikan menjadi empat metode berdasarkan Klasifikasi Kennedy yaitu: Klas I adalah kehilangan gigi pada kedua sisi rahang di bagian posterior; Klas II adalah kehilangan gigi pada satu sisi rahang di bagian posterior; Klas III adalah kehilangan gigi di satu sisi rahang antar gigi anterior dan posterior; Klas IV adalah kehilangan gigi pada bagian anterior, melewati garis tengah.22

Penelitian Prabhu dkk (2009) pada umur 35 – 44 tahun, setelah diteliti paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian dan paling banyak kehilangan pada gigi molar dan premolar.20 Pada penelitiannya juga menyatakan bahwa kehilangan gigi sebagian paling tinggi terjadi di rahang bawah dibandingkan di rahang atas. Hal ini disebabkan


(28)

gigi molar permanen rahang bawah adalah gigi yang pertama erupsi di rongga mulut sehingga memungkinkan persentase karies yang tinggi dan kemungkinan dicabut akan lebih cepat.3

Kehilangan gigi bagian posterior seperti Klas I, Klas II dan Klas III Kennedy lebih banyak terjadi dibandingkan Klas IV Kennedy, hal ini disebabkan gigi posterior memiliki fungsi pengunyahan sehingga secara fungsional lebih banyak digunakan daripada gigi anterior.23

2.2.2 Kehilangan Seluruh Gigi

Kehilangan seluruh gigi diklasifikasikan atas kehilangan seluruh gigi hanya di rahang atas, kehilangan seluruh gigi hanya di rahang bawah dan kehilangan seluruh gigi di rahang atas dan di rahang bawah.24 Persentase kehilangan seluruh gigi meningkat dengan meningkatnya umur. Pada penelitian Lin dkk (2001), dari 1515 sampel berumur 65 – 74 tahun, 16% diantaranya masih terdapat gigi – geligi dalam lengkung rahang, tetapi tidak mempunyai hubungan oklusal yang baik.20 Pada tahun 1993, sepertiga usia 65 tahun keatas mengalami kehilangan seluruh gigi. Akibat banyaknya upaya perawatan konservasi dalam hal pencegahan seperti bahan restorasi yang lebih baik dan endodontik menyebabkan terjadinya penurunan kehilangan seluruh gigi.25

2.3 Dampak Kehilangan Gigi

Kehilangan gigi sebagian maupun seluruhnya dapat menimbulkan dampak, seperti dampak fungsional, sistemik dan emosional.11-13


(29)

2.3.1 Fungsional

Kesehatan mulut yang rendah berdampak pada kehilangan gigi yang dapat menyebabkan masalah pada pengunyahan dan pola makan sehingga mengganggu status nutrisi. Individu yang kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya hanya dapat memakan makanan yang lembut sehingga nutrisi bagi tubuh menjadi terbatas.26 Populasi yang mengalami kehilangan gigi terutama kehilangan seluruh gigi akan mengubah pola konsumsinya, sehingga makanan yang keras dan kesat seperti buah-buahan, sayur – sayuran dan daging yang merupakan sumber vitamin, mineral dan protein menjadi sesuatu hal yang sulit bahkan tidak mungkin untuk dikunyah.27 Hasil penelitian Osterberg dkk (1996) menemukan bahwa kemampuan mengunyah pada pasien yang kehilangan seluruh gigi hanya 1/6 dari pasien yang memiliki gigi asli. Kekuatan gigit pada pemakai GTP hanya sekitar 20% jika dibandingkan dengan subjek yang masih bergigi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang kehilangan gigi – geliginya mengeluhkan kesukaran dalam mengunyah makanan yang keras.12

2.3.2 Sistemik

Dampak sistemik yang timbul akibat kehilangan gigi berupa penyakit sistemik seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular (artherosclerosis). Penyebabnya adalah status gigi yang buruk dan perubahan pola konsumsi.14-15 Kurangnya konsumsi kalsium dan vitamin D yang berasal dari buah – buahan dan sayur – sayuran akibat kehilangan gigi dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis.28 Selain itu, penyakit kardiovaskular dapat disebabkan bersatunya agen infeksius dalam bentuk atheroma dan faktor predisposisi genetik terhadap penyakit periodontal dan penyakit


(30)

kardiovaskular. Penyebaran bakteri dari penyakit periodontal akan masuk ke sirkulasi pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan resiko sistemik.29

2.3.3 Emosional

Dampak emosional adalah perasaan atau reaksi yang ditunjukkan pasien sehubungan dengan status kehilangan seluruh gigi yang dialaminya.30 Kehilangan gigi dapat merubah bentuk wajah, tinggi muka dan vertikal dimensi serta rahang yang prognasi sehingga menimbulkan reaksi seperti merasa sedih dan depresi, kehilangan kepercayaan diri, merasa tua, perubahan tingkah laku, merasa tidak siap untuk menerima kehilangan gigi dan tidak ingin orang lain melihat penampilannya saat tidak memakai gigitiruan serta mengubah tingkah laku dalam bersosialisasi. Fiske dkk (1998) menyatakan bahwa hilangnya gigi dan pemakaian gigitiruan berdampak pada psikososial seseorang.12 Penelitian oleh Davis dkk (2000) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh emosional yang signifikan sebagai konsekuensi kehilangan gigi, 45% dari pasien kehilangan seluruh gigi di London sulit untuk menerima kehilangan gigi.30

2.4 Jenis – Jenis Gigitiruan

Gigitiruan dapat membantu seseorang yang mengalami kehilangan gigi sebagian atau seluruh gigi untuk mengembalikan fungsi dan estetis yang hilang.7 Tidak semua pasien yang mengalami kehilangan gigi sebagian menggunakan gigitiruan disebabkan takut akan membahayakan atau merusak gigi lainnya. Pada penelitian Mukatash (2010) menyatakan bahwa kesadaran pasien dalam kebutuhan untuk membutuhkan gigitiruan (demand) lebih sedikit dibandingkan kebutuhan yang seharusnya (need).31 Penelitian Ariyani (2006) pada masyarakat Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, persentase


(31)

responden yang menggunakan gigitiruan paling tinggi yaitu GTSL sebanyak 39,13%, serta diikuti GTC dan GTP dengan jumlah yang sama yaitu 30,43%.10

2.4.1 Gigitiruan Lepasan

Gigitiruan lepasan terdiri atas gigitiruan penuh (GTP) dan gigitiruan sebagian lepasan (GTSL).

2.4.1.1 Gigitiruan Penuh

Gigitiruan penuh (GTP) adalah gigitiruan yang menggantikan seluruh gigi – geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya di rahang atas dan rahang bawah. Tujuan pembuatan GTP adalah untuk memenuhi kebutuhan estetik, fonetik, dukungan oklusal, untuk pengunyahan, kenyamanan dan kesehatan jaringan pendukung. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan GTP yaitu:32

a. Dukungan

Dukungan terhadap gigitiruan diberikan oleh tulang (rahang bawah dan rahang atas) dan jaringan yang menutupinya.

b. Stabilitas

Kontak yang rapat antara basis gigitiruan dengan mukosa, besar dan bentuk daerah pendukung, bentuk permukaan yang dipoles, serta lokasi dan susunan anasir gigitiruan yang mempengaruhi kestabilan gigitiruan.

c. Retensi

Faktor – faktor retensi gigitiruan yaitu adhesi, kohesi, tegangan permukaan antar fasial, daya tarik menarik kapiler, tekanan atmosfer dan otot-otot mulut dan wajah.


(32)

2.4.1.2 Gigitiruan Sebagian Lepasan

Gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigitiruan untuk menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dibuka pasang oleh pasien. 22 Indikasi pemakaian GTSL yaitu:33

1. Panjang daerah tidak bergigi tidak memungkinkan pembuatan GTC 2. Tidak terdapat gigi penyangga di sebelah distal ruang tidak bergigi 3. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat

2.4.2 Gigitiruan Cekat

Gigitiruan cekat adalah gigitiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi dan tidak dapat dilepas dan dipasang oleh pasien yang terdiri dari gigitiruan cekat anterior (mahkota) dan posterior (jembatan).33

Indikasi pemakaian GTC yaitu:10,33

1. Menggantikan gigi yang hilang satu atau beberapa gigi

2. Gigi yang dijadikan sebagai penyangga harus sehat dan jaringan periodontal relatif baik


(33)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan survei observatif.34

3.2 Populasi Penelitian

Masyarakat yang dibagi atas tiga kelompok umur yaitu 20 – 39 tahun, 40 – 59 tahun dan ≥ 60 tahun di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010.

3.3 Sampel

Berdasarkan data jumlah penduduk yang diperoleh, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara nonprobabiliti yaitu purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive dengan mengadakan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi karakteristik populasi dan kemudian menetapkan sampel berdasarkan pertimbangan pribadi.34

Tabel 1. JUMLAH POPULASI USIA 20 – ≥ 60 TAHUN BERDASARKAN DATA KANTOR KEPALA DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG TAHUN 2009

Dengan menggunakan rumus oleh Soekidjo Notoadmojo (2005) 34

Usia 20 – 39 tahun 40 – 59 tahun ≥ 60 tahun Jumlah ( Jiwa) Jumlah 631 445 196 1272


(34)

p x q N – n d = Z x x

n N – 1 Dimana,

d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan. Biasanya 0,05 atau 0,001

Z = Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang sesuai dengan derajat kemaknaan 95%

p = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p = 0,05

q = 1,0 – p

N = Besarnya populasi n = Besarnya sampel

Jadi besar sampel untuk penelitian ini adalah: 0,05 = 1,95 x 0,05 x 0,95 x 1272 – n

n 1272 – 1 0,0262 = 0,0475 x 1272 – n

n 1271 18,1n = 1272 – n

19,1n = 1272 n = 66,6 ≈ 67


(35)

Oleh karena pada penelitian ini dibagi atas tiga kelompok umur, maka besar sampel pada setiap kelompok yaitu 67 orang, maka jumlah seluruh sampel adalah 201 orang.

3.4 Variabel Penelitian 3.4.1Variabel Bebas

Penduduk di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang mengalami kehilangan gigi dengan karakteristik:

1. Umur ( dibagi atas tiga kelompok yaitu 20 – 39 tahun, 40 – 59 tahun dan ≥ 60 tahun)

2. Jenis Kelamin, dibedakan atas laki-laki dan perempuan

3. Tingkat pendidikan, dibedakan atas tidak bersekolah, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

3.4.2 Variabel Terikat

1. Pola kehilangan gigi

2. Kebutuhan jenis gigitiruan yaitu: a. GTP

b. GTSL c. GTC

3.4.3 Variabel Terkendali

Peneliti dan alat ukur yang sama

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali


(36)

3.4.5 Kriteria Sampel

1. Kriteria inklusi :

- Responden yang digunakan adalah masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

- Responden berjumlah 201 orang yang berumur 20 - ≥ 60 tahun

- Responden yang memiliki tingkat pendidikan dari tidak sekolah sampai Perguruan Tinggi

- Responden mengalami kehilangan gigi di rahang atas, rahang bawah serta di rahang atas dan rahang bawah

- Responden tidak memakai gigitiruan 2. Kriteria eksklusi :

- Responden yang pernah atau sedang memakai gigitiruan

- Responden tidak mengalami kehilangan gigi di rahang atas, rahang bawah serta rahang atas dan rahang bawah

3.5 Definisi Operasional

1. Pola kehilangan gigi adalah struktur kehilangan gigi – geligi yang terbagi dua yaitu kehilangan gigi sebagian dan kehilangan seluruh gigi – geligi. Kehilangan gigi sebagian sesuai dengan klasifikasi Kennedy

2. Kebutuhan jenis gigitiruan adalah kebutuhan akan pemakaian gigitiruan yaitu GTP, GTSL atau GTC sesuai dengan pola kehilangan gigi


(37)

3. GTP adalah gigitiruan yang menggantikan seluruh gigi geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya di rahang atas dan rahang bawah

4. GTSL adalah gigitiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi pada rahang atas atau rahang bawah yang dapat dibuka pasang oleh pasien

5. GTC adalah gigitiruan untuk menggantikan satu atau lebih gigi – geligi yang hilang yang dilekatkan secara permanen ke satu atau lebih gigi yang bertindak sebagai penyangga

6. Umur pasien adalah umur kronologis dan penentuannya dihitung menurut ulang tahun terakhir, dibagi atas beberapa kategori menurut Erikson yaitu 20 – 39 tahun, 40 – 59 tahun dan ≥ 60 tahun

7. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien yaitu laki-laki atau perempuan 8. Tingkat pendidikan adalah status pendidikan terakhir pasien yang dibedakan atas tidak bersekolah, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai dan waktu penelitian adalah Januari – Februari 2010.

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1.1 Alat Penelitian

1. Alat tulis


(38)

3. Kaca mulut, sonde, dan pinset 4. Sarung tangan

3.7.1.2 Bahan Penelitian

1. Lembar Kuesioner

2. Surat pernyataan kesediaan untuk menjadi subjek penelitian

3.7.2 Cara Penelitian

3.7.2.1 Pendaftaran dan Pencatatan Identitas Pasien

Setelah surat izin penelitian dari FKG USU dan dari Kepala Desa diperoleh peneliti, kemudian subjek penelitian dibagikan surat pernyataan kesediaan untuk menjadi subjek penelitian sehingga dilakukan pemeriksaan. Setelah itu, Masyarakat di data dan dilakukan pencatatan terhadap identitas subjek meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat dan tingkat pendidikan terakhir. Umur dikelompokkan atas kelompok 20 – 39 tahun, 40 – 59 tahun dan ≥ 60 tahun. Jenis kelamin masyarakat dikelompokkan atas laki -laki dan perempuan. Tingkat pendidikan dikelompokkan atas tidak sekolah, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

3.7.2.2 Pemeriksaan Gigi Pasien

Setelah dilakukan pengisian lembar kuesioner mengenai data subjek penelitian, dilakukan pemeriksaan gigi untuk melihat pola kehilangan gigi pada rahang atas dan rahang bawah, kondisi gigi-geligi yang masih ada, serta menentukan jenis gigitiruan yang baik untuk digunakan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan oleh tim yang terdiri atas dua orang yaitu satu pemeriksa dan satu pencatat, yaitu orang yang sudah mengetahui dan paham dalam menentukan pola kehilangan gigi dan indikasi jenis gigitiruan untuk digunakan pada kehilangan gigi tersebut.


(39)

3.8 Analisis Data

Semua data yang diperoleh, diproses dan diolah dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 15.0. Data yang diperoleh dari setiap responden berupa data demografi dan data klinis yang merupakan hasil wawancara peneliti kepada sampel yang mengalami kehilangan gigi.

Hubungan antara pola kehilangan gigi dengan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan dianalisis dengan menggunakan uji t.


(40)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Masyarakat yang Mengalami Kehilangan Gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Hasil penelitian pada responden yang mengalami kehilangan gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Periode Januari – Februari 2010 ini menunjukkan bahwa kelompok umur 20 – 39 tahun, 40 – 59 tahun dan ≥ 60 tahun telah ditentukan jumlahnya yaitu 67 orang setiap kelompok. Jumlah perempuan paling banyak ditemui pada waktu penelitian dilakukan yaitu 131 orang (65,2%). Jumlah laki – laki paling tinggi terdapat pada kelompok umur 40 – 59 tahun dan ≥ 60 tahun yaitu 29 orang (14,4%), sedangkan jumlah perempuan paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 tahun yaitu 55 orang (27,4%). Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD paling tinggi yaitu 98 orang (48,8%). Pada responden tidak sekolah paling tinggi pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 22 orang (10,9%), tingkat SD paling tinggi pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 36 orang (17,9%), tingkat SMP paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 dan 40 – 59 tahun yaitu 13 orang (8,9%), tingkat SMA paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 tahun yaitu 26 orang (12,9%) dan tingkat Perguruan Tinggi hanya terdapat pada kelompok umur 20 – 39 tahun yaitu 1 orang (0,5%). (Tabel 2)


(41)

Tabel 2. PERSENTASE DISTRIBUSI KARAKTERISTIK MASYARAKAT YANG MENGALAMI KEHILANGAN GIGI DI DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG TAHUN 2010

Karakteristik

Umur

Jumlah

20 – 39 40 – 59 ≥ 60

n % n % n % n %

Jenis kelamin

Laki – Laki 12 5,9 29 14,4 29 14,4 70 34,8 Perempuan 55 27,4* 38 18,9 38 28,9 131* 65,2

Jumlah 67 33,3 67 33,3 67 33,3 201 100

Tingkat Pendidikan

Tidak

Sekolah 0 0 14 6,9 22 10,9 36 17,9 SD 27 13,4 35 17,4 36 17,9* 98* 48,8

SMP 13 6,5 13 6,5 9 4,5 35 17,4

SMA 26 12,9 5 2,5 0 0 31 15,4

Peguruan

Tinggi 1 0,5 0 0 0 0 1 0,5

Jumlah 67 33,3 67 201 67 33,3 201 100

*Persentase tertinggi distribusi karakteristik masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung

4.2 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Umur Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Kehilangan gigi di rahang atas paling tinggi terjadi pada umur 20 – 39 tahun adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy yaitu 13 orang (6,5%). Kehilangan seluruh gigi di rahang atas paling tinggi pada umur 40 – 59 tahun yaitu 2 orang (0,9%). Kehilangan gigi di rahang bawah paling tinggi terjadi pada umur 20 – 39 tahun adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy yaitu 24 orang (11,9%). Kehilangan seluruh gigi di rahang bawah paling tinggi pada umur ≥ 60 tahun yaitu 3 orang (1,5%) . Kehilangan gigi di rahang atas dan rahang bawah paling tinggi terjadi pada umur ≥ 60 tahun adalah kehilangan seluruh gigi yaitu 18 orang (8,9%). Kehilangan gigi sebagian paling tinggi terjadi pada umur 40 – 59 tahun adalah kehilangan gigi sebagian di Klas III Kennedy yaitu 12 orang (5,9%). Kehilangan seluruh gigi di rahang atas dan kehilangan


(42)

gigi sebagian di rahang bawah paling tinggi teradi pada umur ≥ 60 tahun yaitu 6 orang (2,9%) serta kehilangan gigi sebagian di rahang atas dan kehilangan seluruh gigi di rahang bawah paling tinggi terjadi pada umur ≥ 60 tahun yaitu 7 orang (3,5%). (Tabel 3)

Tabel 3. PERSENTASE POLA KEHILANGAN GIGI BERDASARKAN UMUR MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI JANUARI – FEBRUARI 2010

Pola Kehilangan Gigi

Umur

Jumlah 20 – 39 40 – 59 ≥ 60

n % n % n % n %

Rahang Atas

Sebagian

Klas I 0 0 1 0,5 0 0 1 0,5

Klas II 2 0,9 2 0,9 0 0 4 1,9

Klas III 13 6,5* 6 2,9 0 0 19 9,5

Klas IV 3 1,5 0 0 0 0 3 1,5

Seluruh 0 0 2* 0,9 0 0 2 0,9

Rahang Bawah

Sebagian

Klas I 3 1,5 5 2,5 1 0,5 9 4,5

Klas II 9 4,5 6 2,9 1 0,5 16 7,9

Klas III 24 11,9* 10 4,9 2 0,9 36 17,9

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0

Seluruh 0 0 0 0 3* 1,5 3 1,5

Rahang atas dan Rahang

Bawah

Seluruh – Seluruh 0 0 2 0,9 18 8,9* 20 9,9

Sebagian – sebagian

Klas I 2 0,9 7 3,5 8 3,9 17 8,5

Klas II 2 0,9 9 4,5 7 3,5 18 8,9

Klas III 9 4,5 12 5,9* 9 4,5 30 14,9

Klas IV 0 0 0 0 1 0,5 1 0,5

Seluruh – Sebagian

Klas I 0 0 1 0,5 6 2,9* 7 3,5

Klas II 0 0 2 0,9 2 0,9 4 1,9

Klas III 0 0 1 0,5 0 0 1 0,5

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0

Sebagian – Seluruh

Klas I 0 0 1 0,5 7 3,5* 8 3,9

Klas II 0 0 0 0 2 0,9 2 0,9

Klas III 0 0 0 0 0 0 0 0

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 67 33,3 67 33,3 67 33,3 201 100

*Persentase tertinggi pola kehilangan gigi berdasarkan umur

Uji t menunjukkan ada hubungan yang signifikan ( p < 0,05 ) antara umur dengan pola kehilangan gigi rahang atas, rahang bawah serta rahang atas dan rahang bawah. Rata – rata kehilangan gigi sebagian paling tinggi di rahang atas dan rahang bawah yaitu


(43)

2,8 dan kehilangan seluruh gigi paling tinggi di rahang bawah yaitu 3,0. Standard deviasi kehilangan gigi sebagian dan seluruh gigi paling tinggi di rahang atas dan rahang bawah yaitu 0,7 dan 0,4. (tabel 4)

Tabel 4. UJI T ANTARA UMUR DENGAN POLA KEHILANGAN GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI JANUARI – FEBRUARI 2010

Pola Kehilangan Gigi P X SD

Rahang Atas

- Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi Rahang Bawah

- Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi Rahang atas dan rahang bawah - Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi

0,001* 0,000* 0,000* 1,3 2,0 1,5 3,0 2,2 2,8 0,5 0,0 0,6 0,0 0,7 0,4

* Signifikan antara umur dengan pola kehilangan gigi

4.3 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Kehilangan gigi di rahang atas pada jenis kelamin perempuan yang paling tinggi adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy yaitu 14 orang (6,9%), sedangkan pada laki – laki yaitu 5 orang (2,5%). Kehilangan seluruh gigi di rahang atas memiliki jumlah yang sama pada laki – laki dan perempuan yaitu 1 orang (0,5%). Kehilangan gigi di rahang bawah pada jenis kelamin perempuan yang paling tinggi adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy yaitu 29 orang (14,4%), sedangkan pada laki – laki yaitu 7


(44)

orang (3,5%). Kehilangan seluruh gigi di rahang bawah pada perempuan yaitu 2 orang (0,9%), sedangkan pada laki – laki hanya 1 orang (0,5%). Kehilangan gigi di rahang atas dan rahang bawah pada jenis kelamin perempuan yang paling tinggi adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy yaitu 19 orang (9,5%), sedangkan pada laki – laki yaitu 11 orang (5,5%). Kehilangan seluruh gigi memiliki nilai yang sama antara laki – laki dan perempuan yaitu 10 orang (4,9%). Kehilangan seluruh gigi di rahang atas dan kehilangan gigi sebagian di rahang bawah pada perempuan yaitu 5 orang (2,5%). Kehilangan gigi sebagian di rahang atas dan kehilangan seluruh gigi di rahang bawah memiliki nilai yang sama pada laki – laki dan perempuan yaitu 4 orang (1,9%). (Tabel 5).

Tabel 5. PERSENTASE POLA KEHILANGAN GIGI BERDASARKAN JENIS KELAMIN MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG


(45)

KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI JANUARI – FEBRUARI 2010

Pola Kehilangan Gigi

Jenis Kelamin

Jumlah Laki – laki Perempuan

n % n % n %

Rahang Atas

Sebagian

Klas I 1 0,5 0 0 1 0,5

Klas II 3 1,5 1 0,5 4 1,9

Klas III 5 2,5 14 6,9* 19 9,5

Klas IV 2 0,9 1 0,5 3 1,5

Seluruh 1 0,5 1 0,5 2 0,9

Rahang Bawah

Sebagian

Klas I 2 0,9 7 3,5 9 4,5

Klas II 3 1,5 13 6,5 16 7,9

Klas III 7 3,5 29 14,4* 36 17,9

Klas IV 0 0 0 0 0 0

Seluruh 1 0,5 2 0,9* 3 1,5

Rahang atas dan Rahang

Bawah

Seluruh – Seluruh 10 4,9 10 4,9* 20 9,9 Sebagian

– Sebagian

Klas I 9 4,5 8 3,9 17 8,5

Klas II 5 2,5 13 6,5 18 8,9 Klas III 11 5,5 19 9,5* 30 14,9

Klas IV 1 0,5 0 0 1 0,5

Seluruh – Sebagian

Klas I 2 0,9 5 2,5* 7 3,5

Klas II 1 0,5 3 1,5 4 1,9

Klas III 0 0 1 0,5 1 0,5

Klas IV 0 0 0 0 0 0

Sebagian – Seluruh

Klas I 4 1,9* 4 1,9* 8 3,9

Klas II 2 0,9 0 0 2 0,9

Klas III 0 0 0 0 0 0

Klas IV 0 0 0 0 0 0

Jumlah 70 34,8 131 65,2 201 100

*Persentase tertinggi pola kehilangan gigi berdasarkan jenis kelamin

Uji t menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan ( p < 0,05 ) antara jenis kelamin dengan pola kehilangan gigi rahang atas, rahang bawah serta rahang atas dan rahang bawah. Rata – rata kehilangan gigi sebagian dan seluruh gigi paling tinggi di rahang bawah yaitu 1,8 dan 1,7. Standard deviasi kehilangan gigi sebagian dan seluruh gigi paling tinggi di rahang atas yaitu 0,5 dan 0,7. (tabel 6)


(46)

Tabel 6. UJI T ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN POLA KEHILANGAN GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI JANUARI – FEBRUARI 2010

Pola Kehilangan Gigi P X SD

Rahang Atas

- Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi Rahang Bawah

- Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi Rahang atas dan rahang bawah - Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi

0,799* 0,372* 0,298* 1,6 1,5 1,8 1,7 1,6 1,5 0,5 0,7 0,4 0,6 0,4 0,5

*Signifikan antara jenis kelamin dengan pola kehilangan gigi

4.4 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Kehilangan gigi di rahang atas paling tinggi terjadi pada tingkat pendidikan SD adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy yaitu 7 orang (3,5%). Kehilangan seluruh gigi di rahang atas pada responden tidak sekolah yaitu 1 orang (0,5%) dan SD yaitu 1 orang (0,5%). Kehilangan gigi di rahang bawah paling tinggi terjadi pada tingkat pendidikan SD adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy yaitu 13 orang (6,5%). Kehilangan seluruh gigi di rahang bawah paling tinggi pada responden tidak sekolah 2 orang (0,9%). Kehilangan gigi di rahang atas dan rahang bawah paling tinggi adalah kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy terjadi pada tingkat pendidikan SD yaitu 14 orang (6,9%). Kehilangan seluruh gigi paling tinggi terjadi pada tingkat pendidikan SD yaitu 11 orang (5,5%). Kehilangan seluruh gigi di rahang atas dan kehilangan gigi sebagian di rahang bawah paling tinggi pada tingkat pendidikan SD yaitu 4 orang (1,9%).


(47)

Kehilangan gigi sebagian di rahang atas dan kehilangan seluruh gigi di rahang bawah memiliki nilai yang sama pada responden tidak sekolah dan tingkat pendidikan SD sebesar 3 orang (1,5%). (Tabel 7)

Tabel 7. PERSENTASE POLA KEHILANGAN GIGI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI JANUARI – FEBRUARI 2010

Pola Kehilangan Gigi

Tingkat Pendidikan

Jumlah Tidak

Sekolah SD SMP SMA

Pergurua n Tinggi

n % n % n % n % n % n %

Rahang Atas

Sebagian

Klas I 0 0 1 0,5 0 0 0 0 0 0 1 0

Klas II 0 0 2 0,9 1 0,5 1 0,5 0 0 4 1,9

Klas III 0 0 7 3,5* 4 1,9 8 3,9 0 0 19 9,5

Klas IV 0 0 1 0,5 1 0,5 1 0,5 0 0 3 1,5

Seluruh 1 0,5 1 0,5 0 0 0 0 0 0 2 0,9

Rahang Bawah

Sebagian

Klas I 0 0 5 2,5 2 0,9 2 0,9 0 0 9 4,5

Klas II 0 0 9 4,5 4 1,9 3 1,5 0 0 16 7,9

Klas III 2 0,9 13 6,5* 10 4,9 11 5,5 0 0 36 17,9

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Seluruh 2 0,9* 1 0,5 0 0 0 0 0 0 3 1,5

Rahang atas dan Rahang

Bawah

Seluruh – Seluruh 7 3,5 11 5,5* 2 0,9 0 0 0 0 20 9,9

Sebagian – sebagian

Klas I 6 2,9 10 4,9 3 1,5 2 0,9 0 0 17 8,5

Klas II 7 3,5 12 5,9 2 0,9 0 0 0 0 18 8,9

Klas III 3 1,5 14 6,9* 6 2,9 4 1,9 1 0,5 30 14,9

Klas IV 0 0 1 0,5 0 0 0 0 0 0 1 0,5

Seluruh – Sebagian

Klas I 3 1,5 4 1,9* 0 0 0 0 0 0 7 3,5

Klas II 1 0,5 1 0,5 0 0 0 0 0 0 4 1,9

Klas III 0 0 1 0,5 0 0 0 0 0 0 1 0,5

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sebagian – Seluruh

Klas I 3 1,5* 3 1,5* 0 0 0 0 0 0 8 3,9

Klas II 1 0,5 1 0,5 0 0 0 0 0 0 2 0,9

Klas III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 36 15,4 98 47,8 35 20,4 31 15,9 1 0,5 201 100

*Persentase tertinggi pola kehilangan gigi berdasarkan tingkat pendidikan

Uji t menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan ( p < 0,05 ) antara tingkat pendidikan dengan pola kehilangan gigi rahang atas, rahang bawah serta rahang atas dan rahang bawah. Rata – rata kehilangan gigi sebagian paling tinggi di rahang atas yaitu 2,9 dan rata – rata kehilangan seluruh gigi paling tinggi di rahang atas dan rahang bawah


(48)

yaitu 1,8. Standard deviasi kehilangan gigi sebagian memiliki nilai yang sama di rahang atas, rahang bawah serta rahang atas dan rahang bawah yaitu 0,9 dan standard deviasi kehilangan seluruh gigi paling tinggi di rahang atas dan bawah yaitu 0,7. (tabel 8)

Tabel 8. UJI T ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN POLA KEHILANGAN GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI JANUARI – FEBRUARI 2010

Pola Kehilangan Gigi P X SD

Rahang Atas

- Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi Rahang Bawah

- Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi Rahang atas dan rahang bawah - Kehilangan gigi sebagian - Kehilangan seluruh gigi

0,341* 0,160* 0,368* 2,9 1,5 2,8 1,3 2,2 1,8 0,9 0,7 0,9 0,6 0,9 0,7

* Signifikan antara tingkat pendidikan dengan pola kehilangan gigi

4.5 Jenis Gigitiruan yang Dibutuhkan Oleh Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti telah menentukan jenis gigitiruan berdasarkan data pola kehilangan gigi tetapi bukan berdasarkan kebutuhan responden. Persentase jenis gigitiruan paling tinggi dibutuhkan oleh responden berdasarkan data pola kehilangan gigi di Desa Binaan Ujung Rambung yaitu GTSL 112 orang (55,7%), GTC 64 orang (31,8%), dan GTP 25 (12,4%). (Tabel 9)


(49)

Tabel 9. PERSENTASE JENIS GIGITIRUAN YANG DIBUTUHKAN MASYARAKAT DESA BINAAN UJUNG RAMBUNG KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI JANUARI – FEBRUARI 2010

* Persentase tertinggi Kebutuhan jenis gigitiruan

Pola Kehilangan Gigi

Umur

Jumlah

GTP GTSL GTC

n % n % n % n %

Rahang Atas

Sebagian

Klas I 0 0 1 0,5 0 0 1 0,5

Klas II 0 0 4 1,9 0 0 4 1,9

Klas III 0 0 4 1,9 15 7,5 19 9,5

Klas IV 0 0 1 0,5 2 0,9 3 1,5

Seluruh 2 0,9 0 0 0 0 2 0,9

Rahang Bawah

Sebagian

Klas I 0 0 9 4,5 0 0 9 4,5

Klas II 0 0 16 7,9 0 0 16 7,9

Klas III 0 0 5 2,5 31 15,4 36 17,9

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0

Seluruh 3 1,5 0 0 0 0 3 1,5

Rahang atas dan Rahang

Bawah

Seluruh – Seluruh 20 9,9 0 0 0 0 20 9,,9

Sebagian – sebagian

Klas I 0 0 17 8,5 0 0 17 8,5

Klas II 0 0 18 8,9 0 0 18 8,9

Klas III 0 0 14 6,9 16 7,9 30 14,9

Klas IV 0 0 1 0,5 0 0 1 0,5

Seluruh – Sebagian

Klas I 0 0 7 3,5 0 0 7 3,5

Klas II 0 0 4 1,9 0 0 4 1,9

Klas III 0 0 1 0,5 0 0 1 0,5

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0

Sebagian – Seluruh

Klas I 0 0 8 3,9 0 0 8 3,9

Klas II 0 0 2 0,9 0 0 2 0,9

Klas III 0 0 0 0 0 0 0 0

Klas IV 0 0 0 0 0 0 0 0


(50)

BAB 5 PEMBAHASAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik. Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengumpulkan data – data tentang pola kehilangan gigi dan kebutuhan jenis gigitiruan masyarakat Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010, dilanjutkan dengan studi analitik untuk mengamati hubungan antara karakteristik pasien yaitu umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan pola kehilangan gigi.

5.1 Karakteristik Masyarakat yang Mengalami Kehilangan Gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang mengalami kehilangan gigi di Desa Binaan Ujung Rambung Periode Januari – Februari 2010 diperoleh 201 sampel yang memiliki karakteristik terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan di kelompok umur 20 – 39 tahun (27,4%) dan tingkat pendidikan SD di kelompok umur ≥ 60 tahun (17,9%). Pada penelitian ini karakteristik umur sudah dilakukan pengelompokan yaitu umur 20 – 39 tahun, 40 – 59 tahun dan ≥ 60 tahun dengan jumlah yang sama untuk diteliti dikarenakan peneliti mempunyai data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dari balai desa Ujung Rambung. Pada penelitian ini, disetiap kelompok umur terlihat lebih banyak jenis kelamin perempuan dibandingkan laki – laki, hal ini disebabkan penelitian dilakukan pada hari kerja dan tim peneliti berkunjung ke rumah –


(51)

rumah penduduk, sehingga banyak dijumpai perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sedangkan laki – laki kebanyakan bekerja sebagai petani, pedagang dan sektor jasa lainnya. Sampel dengan tingkat pendidikan SD juga lebih banyak di kelompok umur ≥ 60 tahun, kemungkinan disebabkan karena masyarakat di Desa Ujung Rambung pada umumnya memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah sehingga tidak mampu mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, selain itu kurangnya minat masyarakat dahulu dan lokasi SMP dan SMA yang jauh dari Desa Ujung Rambung, membuat masyarakat malas untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

5.2 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Umur Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Berdasarkan hasil penelitian, kehilangan seluruh gigi terjadi paling tinggi pada kelompok umur ≥ 60 tahun (8,9%) di rahang atas dan rahang bawah, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Medina – Solis dkk (2006) yang menyatakan prevalensi kehilangan seluruh gigi pada dewasa muda sekitar 2,4% sedangkan pada dewasa tua yang berumur 65 tahun keatas sekitar 30,6%.18 Kehilangan gigi sebagian di rahang atas, rahang bawah serta rahang atas dan rahang bawah paling tinggi pada kelompok umur 20 – 39 tahun dan 40 – 59 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Prabhu dkk (2009) yang menyatakan pada kelompok umur 35 – 44 tahun, paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian dan paling banyak kehilangan gigi molar dan premolar.3

Berdasarkan umur, kehilangan gigi sebagian paling tinggi yaitu Klas III Kennedy pada umur 20 – 39 tahun dan 40 – 59 tahun. Diikuti dengan kehilangan gigi Klas II


(52)

Kennedy, Klas I kennedy dan paling sedikit Klas IV Kennedy. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Prabhu dkk (2009) yaitu pada umur 35 – 44 tahun paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy diikuti dengan kehilangan gigi sebagian Klas II Kennedy, Klas I Kennedy dan paling sedikit mengalami kehilangan gigi sebagian Klas IV Kennedy, hal ini disebabkan gigi posterior pada kedua sisi rahang memiliki fungsi pengunyahan sehingga secara fungsional lebih banyak digunakan daripada gigi anterior yang memiliki fungsi untuk memotong makanan dan estetis.23 Lokasi gigi posterior juga lebih sulit untuk dibersihkan sehingga lebih mungkin untuk terjadi kerusakan yang akhirnya menyebabkan gigi harus dicabut.3 Kehilangan gigi sebagian lebih banyak terjadi dibandingkan kehilangan gigi seluruhnya dan paling tinggi terjadi di rahang bawah dibandingkan di rahang atas, hal ini disebabkan karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Prabhu dkk (2009) bahwa gigi molar permanen rahang bawah adalah gigi yang pertama erupsi di rongga mulut sehingga memungkinkan persentase karies yang tinggi dan kemungkinan dicabut akan lebih cepat.3

Kehilangan seluruh gigi paling tinggi di rahang atas dan rahang bawah pada kelompok umur ≥ 60 tahun (8,9%). Hal ini sesuai dengan penelitian Lin dkk (2001) yang menyatakan bahwa umur 65 – 74 tahun yang mengalami kehilangan seluruh gigi hanya 6% walaupun giginya masih ada tetapi diindikasikan untuk dicabut, hal ini berarti bahwa sebagian dari umur 65 – 74 tahun masih mempunyai gigi pada lengkung rahangnya, tetapi memiliki hubungan oklusi yang tidak baik.20

Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan umur (p>0,05). Hasil uji statistik tersebut sesuai dengan penelitian Medina – Solis dkk (2006) yang menyatakan semakin meningkat umur, maka


(53)

kehilangan gigi akan semakin banyak pada rongga mulut. Hal ini disebabkan adanya karies gigi dan penyakit periodontal yang merupakan alasan hilangnya gigi, dimana kedua faktor tersebut akan bertambah parah dengan meningkatnya umur.18

5.3 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Berdasarkan hasil penelitian, kehilangan gigi – geligi terlihat lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan laki – laki, hal ini disebabkan karena jumlah sampel penelitian didapati lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki – laki pada saat penelitian dilakukan. Hal ini sesuai dengan penelitian Luan dkk (1989), di Cina Utara menemukan perempuan lebih banyak mengalami kehilangan gigi dibandingkan laki – laki disebabkan karena jumlah sampel perempuan lebih tinggi. Pada penelitian O’Mullane dkk (1993) menunjukkan bahwa perempuan paling tinggi mengalami kehilangan gigi, tetapi belum ada kejelasan sampai sekarang mengenai hal ini. Pada penelitian Corbet dkk (2001) menyatakan bahwa perempuan memiliki sedikit resiko penyakit periodontal tetapi besar kemungkinaan resiko untuk karies yang dapat menyebabkan kehilangan gigi.20

Berdasarkan jenis kelamin, kehilangan gigi sebagian dan seluruhnya paling tinggi terjadi pada perempuan dibandingkan laki – laki. Hasil penelitian Prabhu dkk (2009) menyatakan bahwa perempuan mempunyai tingkat pendidikan dan tingkat pekerjaan yang lebih rendah sehingga dalam segi keuangan perempuan sangat bergantung pada laki – laki terutama untuk kebutuhan perawatan giginya. Hal ini mungkin dapat menjadi


(54)

alasan kehilangan gigi lebih tinggi pada perempuan.3 Berdasarkan Klasifikasi Kennedy, perempuan paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian pada semua Klasifikasi Kennedy. Prabhu dkk (2009) juga meneliti hubungan antara Klasifikasi Kennedy dengan jenis kelamin dari penelitiannya terlihat jumlah perempuan paling tinggi pada semua Klasifikasi Kennedy serta menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan Klasifikasi Kennedy.3

Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan jenis kelamin. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shamdol dkk (2008), menyatakan jumlah kehilangan gigi berhubungan dengan jenis kelamin.7

5.4 Pola Kehilangan Gigi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Berdasarkan hasil penelitian, kehilangan gigi paling tinggi terjadi pada tingkat pendidikan SD. Sampel yang berpendidikan Perguruan Tinggi hanya berjumlah 1 orang yang dijumpai pada umur dewasa muda (20 – 39 tahun), sehingga kemungkinan pada tingkat pendidikan tersebut hanya mengalami kehilangan gigi sebagian, sedangkan kehilangan seluruh gigi di rahang atas dan rahang bawah paling tinggi pada sampel SD (5,5%), tidak sekolah (3,5%) dan SMP (0,9%).

Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan tingkat pendidikan (p>0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian Prabhu dkk (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang


(55)

signifikan antara kehilangan gigi dengan tingkat pendidikan.3 Pada penelitian Esan dkk (2004) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu tingkat pendidikan mempengaruhi kehilangan gigi pada suatu penduduk disebabkan pada tingkat pendidikan yang tinggi, seseorang akan lebih banyak mendapat informasi tentang kesehatan gigi dan mulutnya, dapat mencari perawatan dengan cepat dan dapat rutin melakukan perawatan dibandingkan tingkat pendidikan yang rendah. Biasanya tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai status ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga dapat melakukan perawatan gigi dan mulut sesuai dengan anjuran dokter gigi.1 Data dari Behavioral Risk Factor Survaillance System (BRFSS) pada tahun 2004 – 2006 menunjukkan populasi yang mengalami kehilangan 6 gigi atau lebih dengan pendidikan SMA atau SMP, SD dan tidak sekolah yaitu 23% dan Perguruan Tinggi yaitu 15%.5

5.5 Jenis Gigitiruan yang Dibutuhkan oleh Masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

Kebutuhan gigi tiruan pada penelitian ini berdasarkan pola kehilangan gigi dan ditentukan oleh peneliti (need), bukan kebutuhan yang berasal dari keinginan responden (demand). Pada penelitian Mukatash (2010) menyatakan bahwa kesadaran pasien dalam kebutuhan untuk menggunakan gigitiruan (demand) lebih sedikit dibandingkan kebutuhan yang seharusnya (need).31 Berdasarkan hasil penelitian, jenis gigitiruan yang paling tinggi dibutuhkan (need) oleh masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung yaitu gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) (55,7%), gigitiruan cekat (GTC) (31,8%) dan


(56)

gigitiruan penuh (GTP) (12,4%). Hal ini sesuai dengan penelitian Ariyani (2006) pada masyarakat Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, persentase responden yang menggunakan gigitiruan paling tinggi yaitu GTSL (39,13), serta diikuti GTC dan GTP dengan jumlah yang sama (30,43%).10

Hasil penelitian ini menunjukkan jenis GTSL lebih banyak dibutuhkan dibanding jenis gigitiruan lain, oleh karena jumlah kehilangan gigi sebagian yang tinggi pada Klas I dan II Kennedy serta pada kasus Klas III dan Klas IV Kennedy yang kehilangan beberapa gigi dan kasus kehilangan gigi dengan rentang yang panjang.33

Jenis GTC yaitu gigitiruan jembatan, jumlahnya lebih sedikit dari GTSL. Hal ini disebabkan karena gigitiruan jembatan hanya dapat diindikasikan pada kasus kehilangan gigi satu dan beberapa elemen gigi serta gigi penyangga yang relatif baik dan adanya indikasi umur pasien untuk perawatan dengan gigitiruan jembatan.33

Jenis GTP paling sedikit jumlahnya dibandingkan dengan jenis gigitiruan yang lain. Menurut penelitian Chester W.Douglas dkk (1984) terjadi penurunan kehilangan seluruh gigi yang menyebabkan penurunan kebutuhan GTP. Sebagian besar masyarakat telah menyadari bahwa gigi asli dapat dipertahankan selama hidup. Adanya upaya pencegahan, bahan restorasi yang lebih baik pada perawatan konservasi dan endodontik menyebabkan terjadinya penurunan insiden kehilangan seluruh gigi.27 Pada penelitian ini lokasi tempat tinggal populasi merupakan Desa Binaan FKG USU yang sudah pernah diadakan penyuluhan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya serta diharapkan jumlah pasien yang mengalami kehilangan seluruh gigi semakin berkurang.


(57)

Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah jumlah sampel yang tidak sama dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan yang menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Peneliti berusaha untuk mendapatkan kejujuran pasien, tapi kemungkinan ada beberapa pasien yang tidak menjawab pertanyaan dengan jujur sehingga dapat menyebabkan bias pada penelitian.


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian “Pola Kehilangan Gigi dan Kebutuhan Jenis Gigitiruan Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010” adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik pasien yang mengalami kehilangan gigi di Desa Binaan Ujung Rambung, paling tinggi dijumpai berjenis kelamin perempuan di kelompok umur 20 – 39 tahun (27,4%) dan tingkat pendidikan SD di kelompok umur ≥60 tahun (17,9%).

2. Persentase kehilangan gigi sebagian pada umur dewasa muda (20 – 39 tahun) dan umur pertengahan (40 – 59 tahun) paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy, kemudian diikuti Klas I Kennedy, Klas II Kennedy dan Klas IV Kennedy di rahang atas, rahang bawah, serta rahang atas dan rahang bawah . Umur dewasa tua (≥ 60 tahun) paling tinggi mengalami kehilangan seluruh gigi. Berdasarkan hasil statistik, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan umur

3. Berdasarkan data karakteristik masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung diperoleh laki – laki berjumlah 34,8% dan perempuan berjumlah 65,2% sehingga kehilangan gigi sebagian dan seluruhnya terlihat lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki – laki

4. Berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan SD paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian dan kehilangan seluruh gigi. Hasil uji statistik


(59)

menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan tingkat pendidikan

5. Berdasarkan hasil penelitian, sesuai dengan pola kehilangan gigi masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung, jenis gigitiruan yang paling tinggi diperlukan (need) untuk masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung yang mengalami kehilangan gigi yaitu gigitiruan sebagian lepasan (GTSL).

6.2Saran

Saran penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan pola kehilangan gigi dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai karena kehilangan gigi tidak hanya berdasarkan faktor sosio – demografi (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan penghasilan)

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan lebih proporsional dari umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan agar data lebih mewakili dari karakteristik yang telah ditentukan

3. Penelitian lebih lanjut diharapkan peneliti dapat menggunakan sampel yang lebih representatif


(60)

DAFTAR RUJUKAN

1. Esan TA, Olusile AO, Akeredolu PA, Esan AO. Socio-demographic factors and edentulism the Nigerian experience. BMC Oral Health 2004; 4(3): 1-6.

2. Pallegedara C, Ekanayake L. Tooth loss, the wearing of dentures and associated factors in Sri Lankan older individuals. Gerodontology 2005; 22: 193-9.

3. Prabhu N, Kumar S, D’souza M, Hegde V. Partial edentulousness in a rural population based on Kennedy’s classification: An epidemiological study. J Prosthodont 2009; 9: 18-23.

4. Santrock JW. Psychology. 7th ed. New York : McGraw-Hill Companies Inc, 2005 : 135.

5. Washington State Department of Health. Oral health. Januari 2008.

6. Millar WJ, Locker D. Edentulism and denture use. Health Reports 2005; 17(1): 55-8.

7. Vargas CM, Kramarow EA, Yellowitz JA. The oral health of older Americans. Aging trends(3). National Center for Health Statistics, 2001: 1-8.

8. Hartono R, Kosasih A, Hidayat H, dkk. Estetik & prostetik mutakhir. Jakarta: EGC, 1992: 4.

9. Teofilo LT, Leles CR. Patients’ self-perceived impacts and prosthodontic needs at the time and after tooth loss. Braz Dent J 2007; 18(2); 91-6.


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian “Pola Kehilangan Gigi dan Kebutuhan Jenis Gigitiruan Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010” adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik pasien yang mengalami kehilangan gigi di Desa Binaan Ujung Rambung, paling tinggi dijumpai berjenis kelamin perempuan di kelompok umur 20 – 39 tahun (27,4%) dan tingkat pendidikan SD di kelompok umur ≥60 tahun (17,9%).

2. Persentase kehilangan gigi sebagian pada umur dewasa muda (20 – 39 tahun) dan umur pertengahan (40 – 59 tahun) paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian Klas III Kennedy, kemudian diikuti Klas I Kennedy, Klas II Kennedy dan Klas IV Kennedy di rahang atas, rahang bawah, serta rahang atas dan rahang bawah . Umur dewasa tua (≥ 60 tahun) paling tinggi mengalami kehilangan seluruh gigi. Berdasarkan hasil statistik, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan umur

3. Berdasarkan data karakteristik masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung diperoleh laki – laki berjumlah 34,8% dan perempuan berjumlah 65,2% sehingga kehilangan gigi sebagian dan seluruhnya terlihat lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki – laki

4. Berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan SD paling tinggi mengalami kehilangan gigi sebagian dan kehilangan seluruh gigi. Hasil uji statistik


(2)

menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dengan tingkat pendidikan

5. Berdasarkan hasil penelitian, sesuai dengan pola kehilangan gigi masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung, jenis gigitiruan yang paling tinggi diperlukan (need) untuk masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung yang mengalami kehilangan gigi yaitu gigitiruan sebagian lepasan (GTSL).

6.2Saran

Saran penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan pola kehilangan gigi dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai karena kehilangan gigi tidak hanya berdasarkan faktor sosio – demografi (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan penghasilan)

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan lebih proporsional dari umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan agar data lebih mewakili dari karakteristik yang telah ditentukan

3. Penelitian lebih lanjut diharapkan peneliti dapat menggunakan sampel yang lebih representatif


(3)

DAFTAR RUJUKAN

1. Esan TA, Olusile AO, Akeredolu PA, Esan AO. Socio-demographic factors and edentulism the Nigerian experience. BMC Oral Health 2004; 4(3): 1-6.

2. Pallegedara C, Ekanayake L. Tooth loss, the wearing of dentures and associated factors in Sri Lankan older individuals. Gerodontology 2005; 22: 193-9.

3. Prabhu N, Kumar S, D’souza M, Hegde V. Partial edentulousness in a rural population based on Kennedy’s classification: An epidemiological study. J Prosthodont 2009; 9: 18-23.

4. Santrock JW. Psychology. 7th ed. New York : McGraw-Hill Companies Inc, 2005 : 135.

5. Washington State Department of Health. Oral health. Januari 2008.

6. Millar WJ, Locker D. Edentulism and denture use. Health Reports 2005; 17(1): 55-8.

7. Vargas CM, Kramarow EA, Yellowitz JA. The oral health of older Americans. Aging trends(3). National Center for Health Statistics, 2001: 1-8.

8. Hartono R, Kosasih A, Hidayat H, dkk. Estetik & prostetik mutakhir. Jakarta: EGC, 1992: 4.

9. Teofilo LT, Leles CR. Patients’ self-perceived impacts and prosthodontic needs at the time and after tooth loss. Braz Dent J 2007; 18(2); 91-6.


(4)

10. Ariyani. Pemakaian dan kualitas gigitiruan yang digunakan masyarakat kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Dentika dent J 2006; 11(2): 122-7.

11. Jones JA, Orner MB, Spiro A, Kressin NR. Tooth loss and dentures: patients’ perspectives. Int Dent J 2003; 53: 327-34.

12. Allen PF, McMillan AS. A review of the functional and psychosocial outcomes of edentulousness treated with complete replacement dentures. J Can Dent Assoc 2003; 69(10); 662-e.

13. McMillan AS, Wong MCM. Emotional effect of tooth loss in community-dwelling elderly people in Hong Kong. Int J Prosthodont 2004; 17(2): 172-6.

14. Hung HC, Willett W, Ascherio A, Rosner BA, Rimm E, Joshipura KJ. Tooth loss and dietary intake. J Am Dent Assoc 2003; 134: 1185-92.

15. Stolzenberg-Solomon RZ, Dodd KW, Blaser MJ, Virtamo J, Taylor PR, Albanes D. Tooth loss, pancreatic cancer, and Helicobacter pylori. Am J Clin Nutr 2003; 78: 176-81.

16. Surat Keterangan Jumlah Penduduk Kecamatan Pantai Cermin Desa Ujung Rambung Tahun 2009.

17. Abidin T. Buku Panduan Pelaksanaan Kegiatan di Desa Binaan Pepsodent – FKG USU. Medan, 2009: 2.

18. Medina-Solis CE, Perez-Nunez R, Maupome G, Casanova-Rosado JF. Edentulism among Mexican adults aged 35 years and older and associated factors. Am J Public Health 2006; 96(9): 1578-81.


(5)

19. Hugo FN, Hilgert JB, de Sousa MLR, da Silva DD, Pucca Jr GA. Correlates of partial tooth loss and edentulism in the Brazilian elderly. Community Dent Oral Epidemiol 2007; 35: 224-32.

20. Lin HC, Corbet EF, Lo ECM, Zhang HG. Tooth loss, occluding pairs, and prosthetic status of Chinese adults. J Dent Res 2001; 80(5): 1491-95.

21. Bernard ML, Thomas KL, Edward CL, Mok WH, Eric CM. Pattern of tooth loss in young Hongkong adults: a preliminary study based on Prince Philip Dental Hospital Patients in 1984, 1998 and 2004. HKDJ 2007; 4: 22-7.

22. Carr AB, McGivney GP, Brown DT. Removable partial prosthodontics. 11th ed. Missouri: Elsevier Mosby, 2005: 19-20, 218-20.

23. Indonesian e-dental Information. Kehilangan gigi. Januari 2009. <http://www.geocities.com/sjuhada/kehilangangigi.html> (12 April 2010).

24. Douglass CW. Will there be a need for complete denture in united states in 2020?. J Prosthet Dent 2002; 87: 5-8.

25. Douglass CW, Watson AJ. Future needs for fixed and removable partial denture in the united states. J Prosthet Dent 2002; 87: 9 – 14.

26. Brown TT, Goryakin Y, Finlayson TL. The effect of functional limitations on the demand for dental care among adults 65 and older. Can Dent J 2009; 37(8): 549-58.

27. Hutton B, Feine J, Morais J. Is there an association between edentulism and nutritional state?. J Can Dent Assoc 2002; 68 (3): 182-7.

28. Moynihan PJ. The relationship between nutrition and systemic and oral well-being in older people. J Am Dent Assoc 2007; 138: 493-7.


(6)

29. Qiao YL, Dawsey SM, Dong ZW, Taylor PR. Tooth loss is associated with increased risk of total death and death from upper gastrointestinal cancer, heart disease, and stroke in a Chinese population –based cohort. Int J Epidemiol 2005; 34: 467-74.

30. Davis DM, Fiske J, Scott B, Radford DR. The emotional effects of tooth loss: a preliminary quantitative study. Braz Dent J 2000; 188(9): 503-6.

31. Mukatash GN, Al-Rousan M, Al-Sakarna B. Needs and demands of prosthetic treatment among two groups of individuals. Indian J 2010; 21(4): 564-7.

32. Wikipedia. Dentures. Agustus 2007. <http:www.wikipedia/denture.htm> (20 Oktober 2007).

33. Santiko AA. Preparasi minimal pada pembuatan gigitiruan cekat dengan fiber reinforced composite. Maj Ked GI 2010; 17(1): 15-8.


Dokumen yang terkait

Pola Kehilangan Gigi Dan Kebutuhan Jenis Gigitiruan Masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010

2 60 63

Prevalensi Penyakit Mulut pada Anak Usia 12-15 Tahun di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara Tahun 2009.

0 41 81

Hubungan Early Childhood Caries dengan Kebersihan Rongga Mulut Anak Usia 36-71 Bulan dan Ibu di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

2 42 110

Hubungan Status Karies dan Gingivitis dengan Oral Hygiene pada Anak Usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

6 89 147

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Pengetahuan Ibu PKK tentang Kanker Payudara di Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

3 66 62

Perbandingan Oral Higiene Dan Karies Gigi Pada Anak Tuna Netra Dan Tidak Tuna Netra Usia 12 Dan 15 Tahun

0 39 62

Perbedaan status oral higiene dan pengalaman karies gigi pada penderita dan bukan penderita asma usia 20-30 tahun di RSUP H.Adam Malik Medan

6 108 62

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERKAWINAN USIA MUDA DI DESA KUALA LAMA KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 2 21

Rendahnya persepsi masyarakat terhadap pemakaian gigitiruan di Desa Ujung Rambung, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai Minor perception of denture wear’s at Ujung Rambung Village, Pantai Cermin Subdistrict, Serdang Bedagai Regency

0 0 7