2.3.1 Fungsional
Kesehatan mulut yang rendah berdampak pada kehilangan gigi yang dapat menyebabkan masalah pada pengunyahan dan pola makan sehingga mengganggu status
nutrisi. Individu yang kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya hanya dapat memakan makanan yang lembut sehingga nutrisi bagi tubuh menjadi terbatas.
26
Populasi yang mengalami kehilangan gigi terutama kehilangan seluruh gigi akan mengubah pola
konsumsinya, sehingga makanan yang keras dan kesat seperti buah-buahan, sayur – sayuran dan daging yang merupakan sumber vitamin, mineral dan protein menjadi
sesuatu hal yang sulit bahkan tidak mungkin untuk dikunyah.
27
Hasil penelitian Osterberg dkk 1996 menemukan bahwa kemampuan mengunyah pada pasien yang kehilangan
seluruh gigi hanya
1 6
dari pasien yang memiliki gigi asli. Kekuatan gigit pada pemakai GTP hanya sekitar 20 jika dibandingkan dengan subjek yang masih bergigi. Hal ini
dapat menjelaskan mengapa orang yang kehilangan gigi – geliginya mengeluhkan kesukaran dalam mengunyah makanan yang keras.
12
2.3.2 Sistemik
Dampak sistemik yang timbul akibat kehilangan gigi berupa penyakit sistemik seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular artherosclerosis.
Penyebabnya adalah status gigi yang buruk dan perubahan pola konsumsi.
14-15
Kurangnya konsumsi kalsium dan vitamin D yang berasal dari buah – buahan dan sayur – sayuran
akibat kehilangan gigi dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis.
28
Selain itu, penyakit kardiovaskular dapat disebabkan bersatunya agen infeksius dalam bentuk
atheroma dan faktor predisposisi genetik terhadap penyakit periodontal dan penyakit
kardiovaskular. Penyebaran bakteri dari penyakit periodontal akan masuk ke sirkulasi pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan resiko sistemik.
29
2.3.3 Emosional
Dampak emosional adalah perasaan atau reaksi yang ditunjukkan pasien sehubungan dengan status kehilangan seluruh gigi yang dialaminya.
30
Kehilangan gigi dapat merubah bentuk wajah, tinggi muka dan vertikal dimensi serta rahang yang
prognasi sehingga menimbulkan reaksi seperti merasa sedih dan depresi, kehilangan kepercayaan diri, merasa tua, perubahan tingkah laku, merasa tidak siap untuk menerima
kehilangan gigi dan tidak ingin orang lain melihat penampilannya saat tidak memakai gigitiruan serta mengubah tingkah laku dalam bersosialisasi. Fiske dkk 1998
menyatakan bahwa hilangnya gigi dan pemakaian gigitiruan berdampak pada psikososial seseorang.
12
Penelitian oleh Davis dkk 2000 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh emosional yang signifikan sebagai konsekuensi kehilangan gigi, 45 dari pasien
kehilangan seluruh gigi di London sulit untuk menerima kehilangan gigi.
30
2.4 Jenis – Jenis Gigitiruan