BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Andaliman merupakan rempah asli dari Sumatera Utara dan disebut sebagai the golden spicy from North Sumatera. Tanaman ini ditemukan tumbuh liar di daerah
Tapanuli dan dimanfaatkan sebagai rempah pada masakan adat Batak Angkola dan Batak Mandailing. Buah andaliman dipakai sebagai bumbu penyedap masakan yang
memberikan rasa pedas dan aroma yang khas Sibuea, 2002; Katzer, 2004. Menurut Parhusip 2005, masakan yang menggunakan andaliman umumnya lebih tahan lama.
Andaliman mengandung senyawa terpenoid yang mempunyai aktivitas antimikroba dan antioksidan Wijaya, 2000.
Pemanfaatan andaliman masih sebatas penggunaanya sebagai bumbu masakan tetapi saat ini juga telah berkembang penelitian yang mencoba menggali potensi
andaliman sebagai obat sakit perut, perangsang nafsu makan, dan tonik Hasairin, 2004. Ekstrak kasar buah andaliman memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan
antimikroba yang potensial Wijaya, 2000; Siregar, 2003. Manfaat lain buah andaliman berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai insektisida untuk menghambat
pertumbuhan Sitophilus zeamais Andayanie, 2000. Senyawa metabolit yang terdapat pada tanaman andaliman hanya bisa dimanfaatkan jika dilakukan pengekstraksian
bagian dari tanaman tersebut. Pemanfaatan metabolit secara langsung dari tanamannya dibutuhkan banyak biomassa atau bagian tanaman sehingga mengganggu
kelangsungan hidup dan keberadaan tanaman ini. Hingga kini usaha budidaya tanaman ini sulit dilakuka n. Pada umumnya penyebaran tanaman ini dilakukan oleh
burung, hal ini terbukti tidak ada ditemukannya anakan andaliman di sekitar tanaman induknya Siregar, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Mikroba endofit adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis bakteri dan fungi yang hidup di dalam jaringan tanaman xylem dan phloem, daun, akar,
buah, dan batang. Mikroba ini hidup bersimbiosis saling menguntungkan, dalam hal ini mikroba endofit mendapatkan nutrisi dari hasil metabolisme tanaman dan
memproteksi tanaman melawan herbivora, hama dan penyakit sedangkan tanaman mendapatkan derivat nutrisi dan senyawa aktif yang diperlukan selama hidupnya
Tanaka et al., 1999. Hampir setiap tanaman tingkat tinggi memiliki beberapa mikroorganisme endofit yang mampu menghasilkan metabolit sekunder. Bahan aktif
yang dihasilkan mikroorganisme endofit ini diperkirakan memiliki kemampuan yang sama dengan bahan aktif yang dihasilkan tanaman inangnya. Telah banyak penelitian
yang dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme endofit pada beberapa tanaman, misalnya pada tanaman obat Tan and Zou, 2001, tanaman perkebunan dan tanaman
budidaya seperti kelapa sawit Wibowo, 2008; Sembiring, 2008, padi Zinniel et al., 2002, dan tanaman-tanaman hutan Strobel, 2002; Suryanarayanan et al., 2002.
Untuk mengetahui potensi mikroorganisme endofit khususnya fungi endofit pada tanaman andaliman yang dapat berperan sebagai antifungal masih perlu
dilakukan penelitian. Isolasi dan uji kemampuan antifungal fungi endofit dari akar, batang, daun, dan buah melalui aktivitas antagonis, diharapkan akan diperoleh isolat
fungi endofit yang potensial sebagai antifungal. Selanjutnya isolat tersebut akan diujikan pada fungi perusak makanan. Fungi perusak makanan yang diperoleh dari
makanan yang sudah rusak yaitu roti dan nasi dijadikan sebagai fungi uji. Setelah mengetahui adanya aktivitas antifungal dari fungi endofit tanaman andaliman melalui
uji antagonis fungi endofit dengan fungi perusak makanan, diharapkan dapat diperoleh fungi endofit yang potensial penghasil senyawa antifungal yang baru dan unik dalam
menghambat pertumbuhan fungi perusak makanan.
Universitas Sumatera Utara
1. 2 Permasalahan