Rahma Tia Harahap : Penentuan Bilangan Volatile Fatty
Acid VFA
Dalam Lateks Kebun Pada Pembuatan Karet Remah, 2008.
USU Repository © 2009
- Faktor di kebun, yaitu meliputi jenis klon yang digunakan, sistem sadap yang dilakukan, serta faktor kebersihan pohon.
- Iklim. Jika musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi sedangkan musim kemarau keadaan lateks akan menjadi tidak stabil.
- Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan harus tahan karat.
- Kualitas air dalam pengolahan. - Komposisi lateks itu sendiri.
2.3 Pengolahan Lateks
2.3.1 Penyadapan Lateks
Pemungutan hasil tanaman karet dikenal dengan istilah penyadapan. Penyadapan karet merupakan mata rantai pertama dalam produksi karet remah yang dilaksankan
dikebun produksi dengan maksud untuk memperoleh lateks atau getah. Penyadapan harus dilakukan dengan dimulai sepagi mungkin, karena bila penyadapan dilakukan
pada pagi hari, tekanan turgor pembuluh karet masih tinggi sehingga keluarnya lateks dari pembuluh yang terpotong berlangsung dengan aliran yang deras dan lateks yang
dihasilkan masih segar serta bermutu tinggi. Kesalahan pada penyadapan akan membawa akibat yang sangat merugikan bagi produksinya.
Apabila hujan sejak dini hari penyadapan harus dimulai agak siang, karena penyadapan setelah hujan atau terpaksa dilakukan pada saat hujan, akan menghasilkan
lateks yang bersifat encer dan mudah keluar dari alur sadapan serta mudah mengalami prakoagulasi. Pengumpulan lateks ini dilaksanakan 3 – 4 jam setelah penyadapan
dilaksanakan. Kenaikan suhu di dalam tempat pengumpulan lateks dapat
Rahma Tia Harahap : Penentuan Bilangan Volatile Fatty
Acid VFA
Dalam Lateks Kebun Pada Pembuatan Karet Remah, 2008.
USU Repository © 2009
mengakibatkan pemuaian butir-butir karet sehingga akan terjadi prakoagulasi. Oleh sebab itu setelah selesai pengumpulan lateks ember pengumpul janganlah diletakkan
di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Untuk menghindari hal ini sering digunakan zat anti koagulasi. Tetapi pemakaiannya harus dibatasi karena penambahan
asam yang berlebihan dalam proses koagulasi juga dapat menghambat proses pengeringan.
2.3.2 Prakoagulasi
Lateks saat keluar dari pembuluh lateks masih dalam keadaan steril, tetapi karena lateks mengandung komposisi bukan karet di mana merupakan media tumbuh yang
baik bagi mikroorganisme, maka dengan cepat akan tercemar oleh mikroba dan kotoran yang berasal dari lingkungan udara dan peralatan yang digunakan. Mikroba
akan merombak karbohidrat, lipid dan lemak menjadi volatile fatty acid sejenis asam lemak eteris.
Prakoagulasi terjadi karena kemantapan bagian koloidal yang terkandung dalam lateks berkurang. Bagian-bagian koloidal ini kemudian menggumpal menjadi
satu dan membeku. Prakoagulasi ini dapat terjadi karena hadirnya bakteri yang akan mengehasilkan volatile fatty acid, dan juga dipengaruhi oleh enzim. Terbentuknya
volatile fatty acid akan menurunkan pH lateks dan mengganggu kemantapan lateks.
Penyebab terjadinya prakoagulasi antara lain : 1. Penambahan asam
Penambahan asam organik maupun anorganik mengakibatkan turunnya pH lateks titik isoelektrik sehingga lateks kebun akan membeku.
Rahma Tia Harahap : Penentuan Bilangan Volatile Fatty
Acid VFA
Dalam Lateks Kebun Pada Pembuatan Karet Remah, 2008.
USU Repository © 2009
2. Mikroorganisme Lateks adalah media tumbuh yang baik bagi mikroorganisme. Microorganisme
ini menghasilkan asam-asam lemak yang dapat menurunkan pH sehingga lateks membeku. Pertumbuhan mikroorganisme di dalam lateks disebabkan suhu udara.
3. Iklim Air hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam yang larut dalam
batang, di mana zat-zat ini akan mengkatalisis terjadinya prakoagulasi. Lateks yang baru disadap juga mudah menggumpal jika terkena sinar matahari sehingga
kestabilan koloidnya rusak oleh panas yang terjadi. 4.Pengangkutan
Pengankutan yang terlambat ataupun jarak yang jauh menyebabkan lateks tiba di tempat pengolahan pada siang hari sehingga mengganggu kestabilan
lateks. Jalanan yang terguncang-guncang menyebabkan kerusakan kestabilan koloid. 5. Kotoran atau bahan-bahan lain yang tercampur
Lateks akan mengalami prakoagulasi bila dicampur denganair kotor, atau tercampu dengan kotoran atau bahan lain yang mengandung kapur atau asam.
Untuk menekan pertumbuhan mikroba sekaligus mencegah terjadinya prakoagulasi dalam lateks dapat dilakukan dengan penambahan zat anti koagulan. Zat antikoagulan
yang sering digunakan adalah sebagai berikut : 1. Soda Natrium karbonat, Na
2
CO
3
Anti koagulan ini tidak mempengaruhi waktu pengeringan dan kualitas produk yang dihasilkan, hanya mudah membentuk gas asam arang CO
2
dalam lateks, sehingga mempermudah pembentukan gelembung gas dalam koagulum.
Rahma Tia Harahap : Penentuan Bilangan Volatile Fatty
Acid VFA
Dalam Lateks Kebun Pada Pembuatan Karet Remah, 2008.
USU Repository © 2009
2. Natrium Sulfit Na
2
SO
3
Bersifat senyawa anti koagulan dan desinfektan. Untuk pemakaian segera dibuat larutan 10 dan untuk tiap liter lateks diperlukan 5-10cc senyawa ini dalam
konsentrasi 10. 3. Amonia NH
3
Bahan anti koagulan ini juga dapat bertindak sebagai desinfektan sekaligus digunakan untuk pengawetan lateks karena harganya murah dan hasilnya cukup
baik. Amonia akan bereaksi dengan air menghasilkan ion OH
-
yang dapat menetralkan volatile fatty acid yang terbentuk oleh kegiatan mikroba.
2.3.3. Penggumpalan Koagulasi Lateks