BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Gotong Royong merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia, karena setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai suatu warisan budaya
saling membantu antara individu yang satu dengan yang lainnya.Kegiatan gotong royong dilaksanakan dalam mencari kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti : berburu,
bertani, dan membuat alat – alat peperangan bahkan untuk membangun suatu perkampungan. Budaya seperti ini harus dilestarikan sampai kapanpun.
Salah satu dari bentuk gotong royong adalah gotong royong dalam bertani. Misalnya penyemaian benih, membajak dan mencangkul sawah, menanam benih, dan
panen. Melihat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, maka gotong royong memiliki ciri khas masing – masing. Misalnya yang saya bahas adalah masalah gotong
royong bertani pada masyarakat Minang Kabau. Ciri khas dari gotong royong bertani pada masyarakat Minang Kabau adalah dari semua kegiatan bertani tersebut didominasi
oleh wanita. Dari penyemaian benih, menanaman benih di sawah, sampai panen dilakukan oleh para wanita. Sedangkan para pria hanya bekerja ketika membajak
mencangkul sawah,dan ketika panen. Dengan uraian di atas maka penulis dalam kertas karya ini menulis judul
Gotong Royong Bertani pada Masyarakat Minang Kabau.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi syarat kelulusan dari Fakultas Sastra Program D III USU
2. Penulis ingin menyampaikan kepada pembaca khususnya para mahasiswa
untuk mengenal dan memahami gotong royong bertani dalam suatu suku bangsa, sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
3. Untuk menambah wawasan pembaca tentang gotong royong bertani pada
masyarakat Minang Kabau
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam kertas karya ini penulis membatasi pembahasannya oada masalah gotong royong bertani pada mayarakat Minang kabau. Khususnya dalam penyemaian benih,
membajak dan mencangkul sawah, menanam benih di sawah, dan panen. Sebelum pembahasannya penulis menjelaskan tentang pengertian dan bidang – bidang gotong
royong, letak geografis,mata pencaharian, dan kependudukan masyarakat Minang Kabau.
1.4 Metode Penulisan