Indonesia Ni Okeru Hariryouho No Rekishi

(1)

INDONESIA NI OKERU HARIRYOUHO NO REKISHI

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN O

L E H

EDWIN SYAHPUTRA NIM 062 203 056

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN

2009


(2)

INDONESIA NI OKERU HARIRYOUHO NO REKISHI

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN O

L E H

EDWIN SYAHPUTRA NIM 062 203 056

PEMBIMBING PEMBACA

Alimansyar, S.S Rani Arfianty, S.S

NIP 132 313 750 NIP 132 307 627

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Falkultas Sastra USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN

2009


(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra

Univesitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,

Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum. NIP 131662152


(4)

1. Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum (……….)

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. NIP 132 098 531

Panitia :

No. Nama Tanda Tangan

2. Ali Mansyar, S.S (……….)


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Kertas Karya ini yang berjudul “Sejarah Akupuntur di Indonesia ”.

Penulis menyadari bahwa masalah yang hendak dibahas cukup luas dan pelik, maka sudah tentu pula dalam tulisan ini terdapat kelemahan dan kekurangan dalam cara penyampaiannya, baik dari segi informasi maupun dari segi penyampaiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kerelaan dan petunjuk dari pihak-pihak yang berkompeten, untuk dapat mengembangkan dan menyajikan tulisan-tulisan lain di hari esok, demi penyempurnaan pembahasan maupun penyempurnaan manfaat ilmiahnya.

Dalam kertas karya ini penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum, selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Alimansyar,S.S selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga selesainya kertas karya ini.

4. Ibu Rani Arfianty, S.S, selaku Dosen Pembaca.

5. Seluruh staf pengajar pada program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.


(6)

6. Teristimewa kepada orangtua, Ibunda tercinta Alm.Nurmala dan Ayahanda M.Syafii,B.A yang telah senantiasa melimpahkan kasih sayangnya, mendukung dan memberikan doa restu serta bantuan moril maupun materil sehingga selesainya Kertas Karya ini.

7. Abang dan Adik-adik tersayang ( Irwan, Indra, dan Sari ), Bu Zaenab dan Keluarga serta Bude Ati dan keluarga yang senantiasa membantu dan mendukung penulis hingga terselesaikannya Kertas Karya ini.

8. Sahabat-sahabat yang selalu setia dalam suka dan duka, (Arga, Sigit, Mantri), kepada genk Dedy community, dan juga Alumni Hinode.

9. Seluruh mahasiswa Bahasa dan Sastra Jepang stambuk 2006 Azhari, Ilmi, Marini, Andar, Irwan, Rizaldi (terimakasih atas buku akupunturnya) dan yang tidak dapat saya sebutkan, terimakasih atas dukungannya untuk penulis.

10. Kepada “daisuki na hito” Lilis Yuanita yang selalu memberikan semangat kepada penulis hingga terselesaikannya Kertas Karya ini.

Akhir kata, tiada lain harapan penulis semoga Allah SWT selalu melindungi dan semoga Kertas Karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009 Penulis

Edwin Syahputra


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Metode Penulisan ... 2

BAB II GAMBARAN UMUM AKUPUNTUR 2.1. Pengertian Akupuntur ... 3

2.2 Macam-macam Rangsangan ... 4

2.3 Manfaat Akupuntur ... 6

BAB III SEJARAH AKUPUNTUR DI INDONESIA 3.1 Masuknya Akupuntur ke Indonesia ... 9

3.2 Perkembangan Akupuntur ... 9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 11

4.2 Saran ... 13


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Didunia pengobatan, dikenal dua jenis pengobatan yaitu pengobatan barat dan pengobatan timur. Pengobatan barat, didasarkan pada pengembangan dan praktek pengobatan yang terjadi dan berlaku di dunia barat (Eropa dan Amerika). Pengobatan ini lebih menitik beratkan pada penggunaan bahan kimia. Di sisi lain, pengobatan timur berkembang di Asia, khususnya Cina. Pengobatan cara timur ini lebih menitik beratkan pada penggunaan dan pemanfaatan unsur-unsur alami, seperti pemijatan, penusukan, pemanasan serta terapi dengan ramuan dari dedaunan. Para ahli pengobatan timur, biasanya mengklaim bahwa pengobatan yang mereka lakukan adalah bersifat alami dan bebas dari efek samping.

Akupuntur merupakan pengobatan dengan cara menusukan jarum pada tubuh pasien (Koosnadi Sahputra, 2005). Akupuntur dilakukan dengan cara menusukan jarum dibagian tubuh tertentu, dan dengan penusukan ini diharapkan akan terjadi dampak tertentu. Dampak ini hanya akan terjadi bila penusukan dilakukan pada titik yang tepat, dan tidak adanya dampak sama sekali bila penusukan dilakukan tidak pada titik yang tepat.

Pemikiran dasar dari akupuntur adalah sistem keseimbangan di dalam tubuh yang dikenal sebagai homeostasis, yang menunjukan keberadaan alam semesta, bumi dan manusia dapat bertahan hidup karena adanya hukum alam yang selalu mengarah pada keseimbangan. Apabila manusia mengikuti aturan-aturan di dalam keseimbangan hukum


(9)

alam berarti kita akan menjalankan hidup sehat, sedangkan manusia yang tidak mengikuti keseimbangan hukum alam, berarti akan sakit. Semua fenomena alam ini selalu berpasangan yang umum sifatnya berlawanan dinamis, tetapi membentuk satu kesatuan seperti malam dan siang, panas dan dingin, padat dan cair, dan lain-lain. Apabila unsur-unsur yang berlawanan itu menyatu dan membangun sebuah keharmonisan maka keseimbangan yang secara umum sehat akan tercapai.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat Akupuntur tersebut untuk dijadikan bahan kajian penulisan tugas akhir ini. Oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan sejarah dan perkembangan Akupuntur di Indonesia.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang pengobatan secara alami (akupuntur), selain menggunakan pengobatan medis.

2. Untuk menambah wawasan penulisan maupun pembaca tentang akupuntur. 3. Mengetahui perbedaan antara pengobatan akupuntur dengan cara pengobatan

lainnya.

4. Sebagai salah satu syarat kelulusan bagi penulis.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini penulis membatasi masalah hanya pada jenis akupuntur, manfaat akupuntur, dan sejarah mengenai akupuntur seperti masuknya akupuntur ke Indonesia serta perkembangan akupuntur di Indonesia.


(10)

1.4 Metode Penelitian

Dalam penyelesaian kertas karya ini, penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data atau informasi dengan membaca buku dan beberapa artikel dalam situs internet sebagai refrensi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam kertas karya ini.


(11)

BAB II

GAMBARAN UMUM AKUPUNTUR

2.1 Pengertian Akupuntur

Menurut buku pedoman praktis belajar akupuntur, akupuntur berasal dari kata Latin. Acus yang artinya jarum dan Punctur yang artinya menusuk, jadi akupuntur berarti “menusuk dengan jarum” (Dr. Djuharto S.S, 1982). Didalam bahasa Inggris menjadi to

puncture, sedangkan dalam bahasa Cina adalah cenciu. Kata tersebut kemudian

diadaptasikan kedalam bahasa Indonesia menjadi akupunktur atau tusuk jarum. Akupuntur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pasien, telinga, kepala, sekitar telapak kaki dan tangan untuk mempengaruhi / memperbaiki kesalahan aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi (dibaca : Chi). Dalam pergerakannya Qi mengalir searah dalam sistem saluran yang disebut dengan meridian.

Dalam tubuh manusia terdapat 670 titik utama dan beberapa titik ekstra. Titik yang digunakan dipilih secara cermat oleh akupunturis untuk melancarkan aliran dan mengembalikan keseimbangan Qi (energi vital) yang apabila aliran tenaga ini terganggu, maka badan kita akan terasa sakit. Sehingga tujuan pengobatan akupuntur adalah untuk mengembalikan keseimbangan energi vital (homeostasis), serta mengoptimalkan terbentuknya antibodi pada tubuh pasien dengan adanya aliran Qi yang seimbang serta harmoni lalu lintas energi vital sesuai teori lima unsur sehingga gangguan kesehatan dapat teratasi. Semakin lancar dan seimbang Qi, maka semakin sehatlah seseorang.


(12)

Jarum akupuntur pertama kali digunakan berkisar 2000 tahun yang lalu, dan terbuat dari bambu yang diruncingkan atau dari batu. Sekarang kebanyakan digunakan jarum yang terbut dari besi baja. Jarum besi baja sulit hancur, fleksibel dan tidak berkarat. Tetapi ada juga jarum emas yang merupakan jarum termahal dikalangan jarum-jarum lain. Jarum ini dipercayai bisa mengeluarkan Qi seratus kali lipat daripada jarum-jarum biasa. Jarum akupuntur memiliki pangkal berulir dan ujung tajam yang sangat tipis. Panjangnya bermacam-macam tergantung daerah tubuh yang diobati. Saat ini para akupunturis yang menggunakan jarum dalam prakteknya, hanya menggunakan jarum dengan sekali pakai, atau paling tidak pemakaian jarum untuk satu seri pengobatan pada pasien yang sama. Itupun setiap kali jarum dipakai harus disterilisasikan terlebih dahulu.

Akupuntur menjadi suatu sistem yang lengkap dan konsisten sehingga akupuntur merupakan satu-satu nya pengobatan tradisional yang dapat diangkat menjadi suatu cara pengobatan yang baku. Dengan demikian pengobatan akupuntur dapat dipelajari secara sistematis melalui suatu metode yang terus dapat dikembangkan secara ilmiah. Oleh karena itulah, metode pengobatan akupuntur bersifat akomodatif dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

2.2 Macam – Macam Rangsangan

Berbagai efek rangsangan yang ditemukan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diterapkan dalam ilmu akupuntur. Pada awalnya, alat–alat yang digunakan untuk merangsang titik – titik akupuntur secara tradisional adalah benda–benda tajam ( jarum metal ). Saat ini, alat–alat yang digunakan telah berkembang pesat sesuai dengan inovasi baru dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Akibatnya, pengobatan


(13)

akupuntur modern tidak hanya dilakukan dengan menggunakan tusukan jarum, melainkan dapat digunakan pula jenis rangsangan yang lainnya. Saat ini, beberapa rangsangan yang telah digunakan dalam pengobatan akupuntur sebagai berikut.

2.2.1 Rangsangan Mekanis

Rangsangan mekanis, yaitu rangsangan yang dilakukan dititik – titik tertentu pada tubuh dengan kekuatan mekanis seperti pijatan yang disebut

akupreser atau dengan jarum yang disebut akupuntur yang murni. Rangsangan

mekanis ini dapat dilakukan pula dengan cara memijat ( pressure ), menotog (

pushing ), mengerok (rapping), atau mencubit ( clutching ).

2.2.2 Rangsangan Panas ( thermis )

Rangsangan panas yang dilakukan dalam akupuntur yaitu, rangsangan dengan menggunakan moksa yang disebut moxibustion. Dalam ilmu akupuntur klasik, akupuntur dan moksibasi menjadi kesatuan ilmu yang dikenal dengan

“akupuntur dan moksibasi”. Moksa dibuat dari daun artemisia vulgaris yang

dikeringkan, kemudian dihaluskan dan dibungkus ( digulung ) dengan kertas khusus membentuk batang – batang silinder. Oleh karena itu bentuk moksa seperti ini disebut moksa silinder.

2.2.3 Rangsangan Listrik

Rangsangan aliran listrik dihasilkan dari sebuah alat yang disebut

elektro-stimulator (ES). Rangsangan dengan menggunakan ES pada jarum yang

ditusukan dalam suatu titik disebut akupuntur. Adakalanya elektro-stimulator digunakan tanpa jarum, melainkan dengan elektroda yang terbuat dari karet berkonduktor. Adakalanya elektro-stimulator mempunyai elektroda yang


(14)

runcing seperti pensil. Elektroda inilah yang langsung ditusukan pada titik rangsang. Cara seperti ini disebut elektro-punktur (electro-puncture)

2.2.4 Rangsangan Magnet

Magnet mempunyai kutub positif dan negatif. Diantara kedua kutub tersebut akan terjadi perbedaan potensial yang dapat menimbulkan medan listrik (listrik statis). Magnet yang digunakan dalam akupuntur berbentuk bola-bola yang ukurannya sangat kecil. Bola-bola tersebut dapat ditempelkan dengan menggunakan plester pada titik akupuntur (acupoints) terpilih. Bola magnet ini akan menimbulkan rangsangan yang kecil. Akan tetapi, pemberian rangsangan ini akan berjalan secara terus-menerus. Magnet akupunktur hanya dipakai dalam akupuntur promotif dan akupuntur preventif.

2.2.5 Rangsangan Dengan Getaran Suara

Getaran suara dengan frekuensi tertentu dapat dipakai sebagai sumber rangsangan. Rangsangan dengan getaran suara dalam akupuntur dikenal dengan

ultrasonik-akupuntur.

2.2.6 Rangsangan Dengan Sinar Laser

Penggunaan laser dalam akupuntur adalah teknologi yang baru. Sinar laser merupakan batang sinar monokromatis yang dapat menembus titik-titik tertentu pada tubuh sampai ke bagian jaringan yang lebih dalam.

2.2.7 Rangsangan Dengan Obat / Zat Kimiawi

Akupuntur yang dilakukan dengan cara ini disebut aqua-acupuncture.

Aqua-acupuncture dilakukan dengan cara menusukan jarum pada titik akupuntur


(15)

vitamin (B1, B12), hormon (testosteron), obat pati rasa (anestheticum).

Aqua-acupuncture hanya dilakukan oleh akupunturis berprofesi dokter.

2.2.8 Rangsangan Kombinasi

Rangsangan kombinasi adalah rangsangan yang mengkombinasikan beberapa cara stimulasi. Misalnya, jarum yang digunakan untuk menusuk titik-titik tertentu disisipi moksa bakar pada bagian kepalanya. Dengan cara ini, titik-titik akupuntur ini sekaligus mendapat rangsangan mekanis yang berasal dari jarum dan rangsangan thermis yang berasal dari moksa. Sebenarnya, elektro-akupuntur termasuk rangsangan kombinasi, yaitu tusukan jarum sebagai rangsangan mekanis yang kenudian dihubungkam dengan elektroda listrik yang berperan sebagai rangsangan listrik. Aqua-akupuntur pun sebenarnya adalah rangsangan kombinasi. Dalam hal ini jarum bertindak sebagai rangsangan mekanis dan obat sebagai rangsangan kimiawi.

2.3 Manfaat Akupuntur

Rangsangan kombinasi Menurut ajaran ilmu akupuntur, ini akan memulihkan kesehatan dan kebugaran khususnya sangat baik untuk mengobati rasa sakit. Akupuntur juga merupakan warisan penting ilmu kedokteran tradisional Cina. Karena efektifitas dan kemanjurannya yang menakjubkan, terutama dalam pengobatan penyakit-penyakit dan yang susah / tidak bisa disembuhkan dengan pengobatan medis biasa. Akibatnya ilmu ini berkembang dengan pesat dan diterima hampir disemua bagian ilmu kedokteran barat modern.Selain itu, ada juga beberapa manfaat utama akupuntur, antara lain :


(16)

2.3.1 Mengurangi Rasa Nyeri

Akupuntur bisa mengurangi nyeri akibat sakit kepala kronis. Sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Duke yang dikepalai Dr. Tong Joo Gan melibatkan nyaris 4000 pasien dengan gangguan migrain, tegang di kepala dan beragam bentuk gangguan sakit kepala lain membuktikan bahwa penggunaan akupuntur untuk mengurangi nyeri kepala kronis 62 persen lebih efektif dibanding dengan obat yang hanya mampu mengurangi rasa nyeri kepala hingga 45 persen.

Akupuntur juga mampu mengurangi nyeri yang biasa terjadi usai operasi di kepala, kanker leher, mengrangi efek kemoterapi seperti mual.

2.3.2 Meningkatkan Kesuburan

Tujuan dari akupuntur kesuburan adalah :

• Meningkatkan vitalitas seksual baik pada pria maupun wanita.

• Menyeimbangan hormon-hormon dalam tubuh.

• Meningkatkan sirkulasi darah di daerah rahim dan sekitarnya.

• Meningkatkan produksi sel telur atau sperma serta kualitasnya juga.

2.3.3 Menghaluskan Kulit

Bagian dari manfaat akupuntur adalah untuk kecantikan yang biasa diistilahkan akupuntur estetik medik. Dibidang kosmetik dan kecantikan akupuntur dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, menghilangkan keriput / mengencangkan kulit, mengobati jerawat dan juga yang paling penting adalah untuk mengaktifkan inner beauty yaitu kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa


(17)

/batin seseorang dengan membersihkan dan kemudian mempertebal aura kecantikan yang menyelimuti wajahnya. Semakin tebal kecantikan seseorang semakin bercahaya lah wajahnya. Wajahnya akan terlihat berbinar-binar dan memancarkan daya tarik yang sangat kuat terhadap orang lain maupun pasangannya. Secara medik penusukan titik akupuntur akan merangsang sistem pensarafan sehingga menimbulkan reaksi setempat, reaksi melalui jalur saraf tepi maupun saraf pusat dan reaksi pelepasan zat-zat neurohumoral.

2.3.4 Melangsingkan Tubuh

Target akupuntur untuk urusan langsing ini adalah bagian otak yang disebut Thalamus (bagian terbesar dari batang otak paling atas yang membentuk dinding samping ventrikel ketiga) dan hypothalamus (bagian dasar batang otak paling atas, berada dibawah thalamus). Kedunya adalah bagian dari otak yang mengatur sistem lapar dan haus, detak jantung, jam tidur dan bekerja, pencernaan, dan kontrol keseimbangan cairan tubuh. Dengan menusukan jarum di meridian yang tersambung dengan thalamus, keinginan untuk makan bisa dikendalikan. Meridian adalah jalur atau tempat mengalirnya Qi dalam tubuh.


(18)

BAB III

SEJARAH AKUPUNTUR DI INDONESIA

3.1 Masuknya Akupuntur ke Indonesia

Tidak didapatkan catatan-catatan resmi tentang bagaimana asal mulanya akupuntur masuk ke Indonesia. Diperkirakan akupuntur telah masuk ke wilayah Indonesia sejak para imigran dari daratan Cina pada abad ke 18. Pada saat itu akupuntur hanya dipraktekkan secara tertutup dikalangan masyarakat Cina itu sendiri dan praktisinya pun umumnya adalah seorang Shinshe (dokter tradisional Cina). Namun pada tahun 1962 tim ahli akupuntur didatangkan dari RRC untuk mengobati Presiden Soekarno, maka keberadaan akupuntur pun mulai terdengar di kalangan umum. Apalagi karena kemudian Presiden Soekarno menyarankan para dokter Indonesia agar mempelajari ilmu tersebut, maka mulai menyebarlah ilmu akupuntur di Indonesia. Pada tahun 1963 atas instruksi Mentri Kesehatan masa itu, Prof.Dr.Satrio, Departemen Kesehatan meneliti dan mengembangkan cara pengobatan timur, termasuk Akupunktur dan membentuk sebuah Tim Riset Ilmu Pengobatan Tradisional Timur.

Akupuntur cepat diterima oleh masyarakat Indonesia karena lazimnya lebih murah, cara pelaksanaannya lebih sederhana, mudah dipelajari, aman dengan sedikit atau tanpa komplikasi, memiliki angka keberhasilan cukup tinggi bila syarat-syaratnya seperti, indikasi tepat, kelainan hanya bersifat fungsional, diagnosa tepat, tehnik baik, serta prognose memungkinkan dipenuhi.


(19)

3.2 Perkembangan Akupuntur

Perkembangan akupuntur di Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain tidaklah tertinggal. Hidupnya cara pengobatan akupuntur di Indonesia seumur dengan adanya perantau Cina yang masuk ke negara kita. Mereka membawa kebudayaannya termasuk pengobatan akupuntur ke Indonesia. Maka sejak saat itu praktik akupuntur diadakan secara resmi di RS Cipto Mangunkusumo. Kemudian pada tahun 1975, makin bermunculan organisasi-organisasi peminat akupuntur untuk mengembangkan pengobatan akupuntur. Diantaranya adalah Ikatan Akupunturis Indonesia (IAI), Persatuan Akupuntur Indonesia (PAI), Ikatan Naturopati Indonesia (INI).

Akan tetapi dalam perkembangan berikutnya, muncul undang-undang No.8 tahun 1985 tentang keorganisasian, di Indonesia untuk organisasi seminat diminta untuk melebur menjadi satu, maka pada tahun 1986 IAI dan PAI melebur menjadi PAKSI (Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia). Dalam perkembangannya di Indonesia , tuntutan masyarakat terhadap pelayanan akupuntur semakin meningkat sehingga saat ini telah terbentuk Pendidikan Akupuntur untuk jenjang Diploma Tiga (Ahli Madya Akupuntur). Tenaga akupuntur lulusan D3 merupakan salah satu tenaga kesehatan yang masuk dalam kelompok keterapian fisik. Akupuntur sudah dapat dikatakan memiliki peran, fungsi, dan menjadi salah satu komponen yang diterima di dalam sistem kesehatan masyarakat Indonesia karena sudah memenuhi syarat antara lain :

• Ilmu akupuntur dapat dikembangkan dan diperkenalkan secara meluas.


(20)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan pembahasan dalam tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan bahwa akupuntur merupakan salah satu seni budaya dalam bidang pengobatan tertua di dunia, yang berkembang di Asia khususnya Cina. Akupuntur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan menusukan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pasien yang disebut dengan “acupunture point”, dan dengan penusukan ini diharapkan akan terjadi dampak tertentu. Dampak ini hanya akan terjadi bila penusukan dilakukan pada titik yang tepat, dan tidak adanya dampak sama sekali bila penusukan dilakukan tidak pada titik yang tepat. Cara pengobatan akupuntur ini lebih menitik beratkan pada penggunaan dan pemanfaatan unsur-unsur alami.

Cara pengobatan akupuntur ini biasanya menggunakan tehnik penusukan dengan menggunakan jarum. Jarum yang digunakan adalah jarum besi baja karena sulit hancur, fleksibel dan tidak berkarat. Jarum akupuntur memiliki pangkal berulir dan ujung tajam yang sangat tipis. Panjangnya bermacam-macam tergantung daerah tubuh yang diobati. Pengobatan yang menggunakan cara akupuntur biasanya bersifat alami dan bebas dari efek samping. Selain itu akupuntur juga mempunyai manfaat utama yaitu mengurangi rasa nyeri, meningkatkan kesuburan, melangsingkan tubuh dan juga dalam bidang kecantikan (kosmetik).


(21)

4.2 Saran

1. Penulis berharap agar masyarakat Indonesia bisa mengembangkan dan melestarikan pengobatan tradisional akupuntur.

2. Agar pendidikan ilmu akupuntur lebih dikembangkan di Universitas-universitas di Indonesia.

3. Agar Sarana Pelayanan Kesehatan, dan Rumah Sakit lebih mengadakan pelayanan akupuntur untuk pengobatan dan pencegahan penyakit.

4. Supaya pembaca mengetahui perbedaan antara cara pengobatan medis dan akupuntur.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Koosnadi. 2005. Akupuntur Indonesia, Surabaya : Airlangga University Press

Budi, Haryanto. 2000. Ilmu Akupuntur, Jakarta : KSMF Akupuntur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo


(1)

/batin seseorang dengan membersihkan dan kemudian mempertebal aura kecantikan yang menyelimuti wajahnya. Semakin tebal kecantikan seseorang semakin bercahaya lah wajahnya. Wajahnya akan terlihat berbinar-binar dan memancarkan daya tarik yang sangat kuat terhadap orang lain maupun pasangannya. Secara medik penusukan titik akupuntur akan merangsang sistem pensarafan sehingga menimbulkan reaksi setempat, reaksi melalui jalur saraf tepi maupun saraf pusat dan reaksi pelepasan zat-zat neurohumoral.

2.3.4 Melangsingkan Tubuh

Target akupuntur untuk urusan langsing ini adalah bagian otak yang disebut Thalamus (bagian terbesar dari batang otak paling atas yang membentuk dinding samping ventrikel ketiga) dan hypothalamus (bagian dasar batang otak paling atas, berada dibawah thalamus). Kedunya adalah bagian dari otak yang mengatur sistem lapar dan haus, detak jantung, jam tidur dan bekerja, pencernaan, dan kontrol keseimbangan cairan tubuh. Dengan menusukan jarum di meridian yang tersambung dengan thalamus, keinginan untuk makan bisa dikendalikan. Meridian adalah jalur atau tempat mengalirnya Qi dalam tubuh.


(2)

BAB III

SEJARAH AKUPUNTUR DI INDONESIA

3.1 Masuknya Akupuntur ke Indonesia

Tidak didapatkan catatan-catatan resmi tentang bagaimana asal mulanya akupuntur masuk ke Indonesia. Diperkirakan akupuntur telah masuk ke wilayah Indonesia sejak para imigran dari daratan Cina pada abad ke 18. Pada saat itu akupuntur hanya dipraktekkan secara tertutup dikalangan masyarakat Cina itu sendiri dan praktisinya pun umumnya adalah seorang Shinshe (dokter tradisional Cina). Namun pada tahun 1962 tim ahli akupuntur didatangkan dari RRC untuk mengobati Presiden Soekarno, maka keberadaan akupuntur pun mulai terdengar di kalangan umum. Apalagi karena kemudian Presiden Soekarno menyarankan para dokter Indonesia agar mempelajari ilmu tersebut, maka mulai menyebarlah ilmu akupuntur di Indonesia. Pada tahun 1963 atas instruksi Mentri Kesehatan masa itu, Prof.Dr.Satrio, Departemen Kesehatan meneliti dan mengembangkan cara pengobatan timur, termasuk Akupunktur dan membentuk sebuah Tim Riset Ilmu Pengobatan Tradisional Timur.

Akupuntur cepat diterima oleh masyarakat Indonesia karena lazimnya lebih murah, cara pelaksanaannya lebih sederhana, mudah dipelajari, aman dengan sedikit atau tanpa komplikasi, memiliki angka keberhasilan cukup tinggi bila syarat-syaratnya seperti, indikasi tepat, kelainan hanya bersifat fungsional, diagnosa tepat, tehnik baik, serta prognose memungkinkan dipenuhi.


(3)

3.2 Perkembangan Akupuntur

Perkembangan akupuntur di Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain tidaklah tertinggal. Hidupnya cara pengobatan akupuntur di Indonesia seumur dengan adanya perantau Cina yang masuk ke negara kita. Mereka membawa kebudayaannya termasuk pengobatan akupuntur ke Indonesia. Maka sejak saat itu praktik akupuntur diadakan secara resmi di RS Cipto Mangunkusumo. Kemudian pada tahun 1975, makin bermunculan organisasi-organisasi peminat akupuntur untuk mengembangkan pengobatan akupuntur. Diantaranya adalah Ikatan Akupunturis Indonesia (IAI), Persatuan Akupuntur Indonesia (PAI), Ikatan Naturopati Indonesia (INI).

Akan tetapi dalam perkembangan berikutnya, muncul undang-undang No.8 tahun 1985 tentang keorganisasian, di Indonesia untuk organisasi seminat diminta untuk melebur menjadi satu, maka pada tahun 1986 IAI dan PAI melebur menjadi PAKSI (Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia). Dalam perkembangannya di Indonesia , tuntutan masyarakat terhadap pelayanan akupuntur semakin meningkat sehingga saat ini telah terbentuk Pendidikan Akupuntur untuk jenjang Diploma Tiga (Ahli Madya Akupuntur). Tenaga akupuntur lulusan D3 merupakan salah satu tenaga kesehatan yang masuk dalam kelompok keterapian fisik. Akupuntur sudah dapat dikatakan memiliki peran, fungsi, dan menjadi salah satu komponen yang diterima di dalam sistem kesehatan masyarakat Indonesia karena sudah memenuhi syarat antara lain :


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan pembahasan dalam tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan bahwa akupuntur merupakan salah satu seni budaya dalam bidang pengobatan tertua di dunia, yang berkembang di Asia khususnya Cina. Akupuntur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan menusukan jarum di titik-titik tertentu pada tubuh pasien yang disebut dengan “acupunture point”, dan dengan penusukan ini diharapkan akan terjadi dampak tertentu. Dampak ini hanya akan terjadi bila penusukan dilakukan pada titik yang tepat, dan tidak adanya dampak sama sekali bila penusukan dilakukan tidak pada titik yang tepat. Cara pengobatan akupuntur ini lebih menitik beratkan pada penggunaan dan pemanfaatan unsur-unsur alami.

Cara pengobatan akupuntur ini biasanya menggunakan tehnik penusukan dengan menggunakan jarum. Jarum yang digunakan adalah jarum besi baja karena sulit hancur, fleksibel dan tidak berkarat. Jarum akupuntur memiliki pangkal berulir dan ujung tajam yang sangat tipis. Panjangnya bermacam-macam tergantung daerah tubuh yang diobati. Pengobatan yang menggunakan cara akupuntur biasanya bersifat alami dan bebas dari efek samping. Selain itu akupuntur juga mempunyai manfaat utama yaitu mengurangi rasa nyeri, meningkatkan kesuburan, melangsingkan tubuh dan juga dalam bidang kecantikan (kosmetik).


(5)

4.2 Saran

1. Penulis berharap agar masyarakat Indonesia bisa mengembangkan dan melestarikan pengobatan tradisional akupuntur.

2. Agar pendidikan ilmu akupuntur lebih dikembangkan di Universitas-universitas di Indonesia.

3. Agar Sarana Pelayanan Kesehatan, dan Rumah Sakit lebih mengadakan pelayanan akupuntur untuk pengobatan dan pencegahan penyakit.

4. Supaya pembaca mengetahui perbedaan antara cara pengobatan medis dan akupuntur.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Koosnadi. 2005. Akupuntur Indonesia, Surabaya : Airlangga University Press

Budi, Haryanto. 2000. Ilmu Akupuntur, Jakarta : KSMF Akupuntur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo