pelanggan untuk melihat, mengamati, menyentuh, dan mencobanya serta pada akhirnya membeli dengan bersemangat.
b. Promotion promosi Promotion yang sudah dikenal dibisnis ritel merupakan bentuk khas dari
advertising, sales promotion dan personal selling.
2.3. Services pelayanan
Menurut survey AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan
temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang terdiri atas : a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang
mudah dijangkau. b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance AC, lampu, kebersihan, fasilitas
belanja, fasilitas pendukung, dan services semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf toko
Pada prinsipnya pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu memperhatikan semua aspek mulai dari signed papan nama toko, pintu masuk,
keset masuk, seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan toilet. Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan keterampilan
dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.
2.4 Merchandise barang yang dijual
Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti.
Namun, dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu.
Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kwalitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan
harus dapat dilaksanakan dengan baik. Merchandising akan lebih optimal bila didukung oleh data, fakta dan temuan lain dilapangan melalui aktivitas studi dan
riset.
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
2.4.1. Prinsip Umum Merchandising
Secara umum
merchandising berfungsi sebagai berikut: 1.
Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis, pelanggan
akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan. 2.
Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cendrung
tertarik dengan apa yang dilihatnya. 3.
Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.
4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan,
informasi, atau pamflet selebaran dalam toko. 5.
Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6.
Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving. 7.
Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga.
2.4.2. Elemen- elemen yang termasuk didalam merchandising.
Elemen- elemen yang termasuk didalam merchandising, antara lain : 1.
Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam rangka mengkomunikasikan dibagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan
barang stok didalam toko. 2.
Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media indoor dan out
door. 3.
Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar.
4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak
langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan. 5.
Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang tersebut.
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
2.4.3. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Merchandising
Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu
mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat
menarik konsumen melalui merchandising adalah : a. Citra toko Store Image
Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang
pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal. Aspek eksterior logo, nama toko, petunjuk, pesan tokoslogan yang
ditonjolkan juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.
b. Pajangan depan Window Display Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping kiri dan
kanan sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi
pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru masehi, imlek, liburan
sekolah, hari valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yangt harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang
luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan
tema yang ditentukan.
c. Bagian dalam toko Inside the Store Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising item barang lengkap,
keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya, namun tidak semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat
beli.
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
d. Lampu penerangan Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian
pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kwalitas dan warna untuk memberikan
gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut.
Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.
e. Kekuatan warna Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising.
Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.
2.5. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan
Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan
dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.
2.5.1. Dasar store lay out
Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling
berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan. Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan
mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan
sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi
harapan kenyamanan pelanggan, yaitu : 1.
Pajangan akhir end display untuk supermarket di depan mesin kasir a.
Studi tentang antrian konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah.
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung
penjualan selayaknya dipresentasikan dilokasi pajangan akhir.
2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan
a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang
itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci,
pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket. b.
Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas
konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut. c.
Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang
menggerakkan pelanggan untuk membeli.
2.5.2. Lay out dan Implikasinya
Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di apotek bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas
dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya.
1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi lay out beraliran lurus
Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :
a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien
b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan
c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat
d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik
Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a.
Suasana dingin biasa-biasa saja b.
Pelanggan serba ingin cepat-cepat c.
Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
2. Desain kurva atau aliran bebas
Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang
bervariasi secara bebas. Kekurang pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.
3. Desain tipe U, L dan tipe II
Lay out ini umumnya dipakai untuk ethical counter.
Gambar 2.1. Lay out tipe U
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
Tempat penyerahan
obat jadi
Ruang pembuatan pulveres dan
kapsulkrim Meja penyiapan obatetiketing
and packaging
Gambar 2.2 Lay Out Tipe L
Tempat penyerahan
obat jadi
Ruang pembuatan pulveres dan
kapsulkrim
Gambar 2.3 Lay Out Tipe II
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
2.5.3. Cara Menata Perbekalan Farmasi di Apotek
Tata cara penataan perbekalan farmasi obat di apotek dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Penataan di ruang peracikan atau penyiapan obat ethical counter
Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi bagian ethical counter antara lain :
a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropik dan obat keras daftar G. Untuk golongan narkotika dan psikotropika yaitu :
̇ Golongan narkotika diruang peracikan, disimpan di lemari khusus
narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. ̇
Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya.
Untuk golongan obat keras daftar G dan obat ethical lainnya di ruang peracikan, disimpan di lemari yang di disain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan
farmasi yaitu : •
Lemari perbekalan obat solid , yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, kaplet, kapsul, pill, dll.
• Lemari perbekalan obat semi solid, yaitu tempat penyimpanan obat yang
berbentuk semi solid seperti salep, krim, pasta, jelly,dll. •
Lemari perbekalan obat cairan, yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirup.
• Lemari pendingin kulkas yaitu tempat penyimpanan obat yang harus
disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaksin, suppose, ovule, injeksi,dll.
b. Bentuk dan tanda lemari rak obat o
Bentuk lemari rak obat Mengingat jenis obat-obat ethical memiliki merek yang sangat banyak
jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat menampung banyak jenis obat, sehingga pemakaian ruangan menjadi lebih
efisien dan dapat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat. o
Tanda lemari rak obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk perbekalan farmasi disetiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat
berupa : Tergantung di atas lemari obat
Menempel pada lemari obat c. Higienitas yaitu menjaga kondisi kebersihan obat yang berada di dalam lemari,
agar kualitas obat dapat terjamin dan dapat menjaga agar obat tidak rusak dimakan tikus, berdebu, terurai karena cahaya atau kelembaban udara.
2. Penataan di ruang penjualan obat bebas OTC
Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter antara lain yaitu :
a. Estetika, yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau lemari
obat bebas, bebas terbatas dan obat OTC agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli impuls buying bagi konsumen.
b. Lay out, yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan
kenyamanan, kemudahan keluar-masuk bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.
c. Tanda, yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang
terdapat di setiap lemari atau rak obat.
3. Cara menata ethical dan OTC counter
Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, yaitu :
a. Pada OTC Counter
Ü Estetika, bersih, indah, dan menyenangkan
Ü Informatif, ada tandapetunjuk tentang golongan fungsi obat
b. Pada ethical counter harus dibuat menjadi 2 ruang, yaitu :
Ü Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, kapsul, salep,
krim pada ruangan khusus tertutup kaca transparan, agar konsumen dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan.
Ü Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan
peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen.
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
c. Kenyamanan, ethical dan OTC harus dipisah untuk mencegah antrian konsumen pada satu tempat.
2.5.4. Kriteria Barang dan Posisi Pajangan
Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut:
1. Barang paling laku best seller Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu
dipertimbangkan secara berbeda, yaitu : a.
Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.
b. Jenis barang promosi sale item, posisikan di tempat yang utama.
2. Barang dengan laba tinggi hight profit
Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3.
Barang yang memancing untuk di beli impuls item Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati
untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli.
4. Barang spesial
Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk
membeli. 5.
Barang musiman seasonal items Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu
bahwa barang ini ada ditoko. 6.
Barang dengan persediaan bermasalah Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa
tidak banyak.
2.6. Lokasi
Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak diperhitungkan kembali melalui studi dan riset. Beberapa hal yang secara umum
dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
traffic pengunjung kepadatan pengunjung untuk membeli antara lain adalah transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman dan kelengkapan.
Empat faktor yang mempengaruhi Traffic konsumen, yaitu : a.
Kemudahan transportasi untuk mencapai lokasi Bisnis ritel sangat bergantung pada pelanggan dan pemasok, kedua pihak
ini harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi. b.
Keamanan dan kenyamanan parkir kendaraan Kendaraan roda dua dan empat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraan dilokasi toko juga harus diperhatikan.
c. Kelengkapan Mal, plaza, atau pusat perbelanjaan
d. Daur hidup lokasi
Persiapkanlah segala konsekuensi untuk memilih tempat agar bisa bertahan dan sukses dalam tahap tersebut.
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI
3.1 Kasus Resep Resep 1
Asmarini : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotik Kimia Farma 28 Belawan-Medan, 2007 USU e-Repository © 2008