Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA 28 MEDAN

EVEN RANO SARLO, S.Farm 063202051

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA 27 MEDAN

Disusun Oleh:

Syarifah Risna Maulina,S.Farm

Disetujui Oleh: Pembimbing,

(Imran,S.si, Apt)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt Nip: 131 283 716


(3)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Latihan Kerja Profesi Apoteker di Kimia Farma No. 28 Belawan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Selama Latihan Kerja Profesi ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan dan arahan. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Sartika M. Sinaga, S. Si., Apt., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulis melakukan Latihan Kerja Profesi. 2. Bapak Hendra Farma Johar, M. Si., Apt., selaku Bisnis Manager Apotek

Kimia Farma Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU.

4. Bapak Drs. Syafruddin, M. S., selaku coordinator Program Pendidikan Apoteker Fakultas Farmasi USU.

5. Kakak Sri Saragih yang telah membantu saya menyiapkan semua dana kuliah saya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Medan, Mei 2007


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...v

DAFTAR TABEL...vi

BAB I KIMIA FARMA...1

1. Sejarah Kimia farma...1

2. Bisnis Kimia Farma...3

3. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Managemen Medan ………..…...8

II STRATEGI LAY OUT DALAM MENDEKATKAN PELAYANAN KEPADA PASIEN………..…….12

III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI………..……...24

3.1. RESEP...24

3.2. SWAMEDIKASI...39

IV PEMBAHASAN...49

V KESIMPULAN DAN SARAN ...53

5.1 Kesimpulan ...53

5.2 Saran...53


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1. Lay out tipe U...18 2.2. Lay out tipe L...19 2.3. Lay out tipe II...19


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1.1. Spesialite obat pada resep dari Drg. Irwan Amin kepada Jenni……..25

3.1.2. Spesialite obat pada resep dari Dr. Nurdiani, SpA kepada Idwan…..………..28

3.1.3. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Cesmawati………31

3.1.4. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Martiana………34

3.1.5. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Nurcahaya……….37

3.2.1. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita nyeri lambung ...39

3.2.2. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kutu air...40

3.2.3. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita batuk kering ...41

3.2.4. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita demam...42

3.2.5. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita tenggorokoan gatal...43

3.2.6. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kurang nafsu makan..44

3.2.7. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita muka berjerawat... 45

3.2.8. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita sering buang air besar dan perut mulas...46

3.2.9. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita gatal-gatal...47

3.2.10.Spesialite obat yang diberikan kepada penderita susah buang air besar. ...48


(7)

BAB I KIMIA FARMA

1.1Sejarah Kimia Farma

PT. Kimia Farma dulu berasal dari perusahaan Belanda yang dikuasai dan diambil oleh pemerintah RI (Republik Indonesia) tahun 1958. Melalui penguasa perang, dibutuhkanlah badan pusat penguasaan di masing-masing departemen dan di lingkungan Departemen Kesehatan (DepKes), yang disebut Badan Pusat Penguasaan Perusahaan “Pharmasi Belanda” dan disingkat BAPHAR.

Tugas BAPHAR adalah menguasai dan menyelenggarakan manajemen agar perusahaan yang dikuasai ini dapat menyelenggarakan fungsinya dengan baik. Di bawah ini akan dipaparkan lebih jauh mengenai rincian sejarah berdirinya PT. Kimia Farma.

- Tahun 1958 RI mengeluarkan Undang-Undang No. 86 tentang Nasionalisasi Perusahaan Farmasi Belanda di antara NV. RATHKAMT & Co. tahun 1817.

- PP (Peraturan Pemerintah) No. 2 Tahun 1959 merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang tersebut, yang dimaksud perusahaan untuk Belanda adalah perusahaan yang seluruh atau sebagian merupakan milik perseorangan milik warga Belanda dan bertempat di wilayah RI. - Berdasarkan PP No. 69 Tahun 1961 maka dibentuk BPU (Badan

Pimpinan Umum) Farmasi Negara yang merupakan peleburan di BAPHAR.

- Berdasarkan PP No. 81 Tahun 1961 maka PN (Perusahaan Negara) Pharmasi Radja Farma didirikan. Perusahaan ini merupakan peleburan dari Perusahaan Pharmasi Belanda, di antaranya NV. RATHKAMT & Co.

- Berdasarkan PP No. 79 Tahun 1961 maka PN Pharmasi Nurani Pharma didirikan, yang merupakan peleburan perusahaan Belanda termasuk di antaranya J. VAN GORKOM & Co.


(8)

- Berdasarkan PP No. 84 Tahun 1961 maka PN Pharmasi Nakula Farma didirikan, yang merupakan peleburan perusahaan pharmasi Belanda termasuk di antaranya NV. Bavosta.

- Berdasarkan PP No. 85 Tahun 1961 maka PN Pharmasi dan alat kesehatan Bhineka Kinafarma didirikan, yang merupakan peleburan perusahaan Belanda termasuk di antaranya NV. Bandungsche Kinine Fabrik dan NV. Yodium Ondernening Watudakon.

- Berdasarkan SK (Surat Keputusan) MenKes No. 131-Kab-Bch tanggal 29 April 1968 dibentuk panitia khusus membentuk Persero Farmasi dengan tugas mempersiapkan pembentukan 1 perusahaan Persero yang merupakan peleburan dari BPU/PN Farmasi di lingkungan DepKes. Selain itu berdasarkan PP No. 3 Tahun 1960 maka didirikanlah PN farmasi Kimia Farma, yang merupakan peleburan dari beberapa PN farmasi.

- Berdasarkan PP No. 16 Tahun 1971 maka PN farmasi Kimia Farma ditetapkan menjadi PT. Persero Kimia Farma pada tanggal 16 Agustus 1971 dengan akta notaris Soelaeman Ardja Sasmita, SH No. 18 dengan modal dasar 4,5 milyar dengan unit usaha meliputi:

a. Industri Farmasi (Formulasi dan Manufaktur) di Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Mojokerto.

b. PBF (Pedagang Besar Farmasi) dan alat kesehatan. c. Apotek

- Tanggal 10-18 Mei 2001 Perseroan menyelenggarakan paparan publik dalam rangka memenuhi kewajiban untuk menjadi perusahaan pabrik di empat kota: Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bandung.

- Tanggal 20-22 Juni 2001 Perseroan menyelenggarakan penawaran saham kepada masyarakat.

- Tanggal 4 Juli 2001 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan surabaya sebagai perusahaan publik.

- Tanggal 4 Januari 2003 dibentuk 2 anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution.


(9)

1.2Bisnis Kimia Farma

Kimia Farma adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk sebagai perusahaan perseroan, pada tanggal 16 Agustus 1971, bersamaan dengan masuknya modal asing (luar negeri) ke dalam perekonomian Indonesia, termasuk bisnis bidang farmasi. Sejak saat itu PT. Kimia Farma menyadari dimensi ekonomi Indonesia mulai bergerak menuju sistem ekonomi pasar.

Di samping itu PT. Kimia Farma menyadari peranannya sebagai suatu perusahaan industri farmasi yang dimulai dengan berdirinya NV. Chemicalien Hendel Rathkamp & Co. Tahun 1817, cukup mempunyai pengalaman sebagai industri farmasi yang bereputasi.

Tujuan dan misi Kimia Farma ditetapkan sesuai dengan arahan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai berikut:

A. TUJUAN PERUSAHAAN

Terwujudnya PT. Kimia Farma sebagai salah satu pimpinan pasar (market leader) di bidang farmasi yang menghasilkan produk-produk yang berupa sediaan farmasi, alat-alat kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan yang memiliki keunggulan komparatif yang dapat memuaskan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) masyarakat pengguna dalam arti yang luas melalui proses pertukaran, serta sebagai perusahaan yang tangguh dan mandiri dalam rangka memberikan sumbangan bagi pembangunan kesehatan, pembangunan nasional dan penerimaan negara.

B. MISI PERUSAHAAN

1. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa sediaan farmasi dan alat kesehatan serta jasa pelayanan kefarmasian yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, untuk mewujudkan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk menuju tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

2. Menjadi perintis dan atau menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi atau belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.


(10)

3. Memberikan bimbingan kegiatan kepada sektor swasta khususnya pengusaha ekonomi lemah dan sektor koperasi.

4. Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang kesehatan khususnya dan di bidang ekonomi dan pembangunan umumnya.

Misi tersebut dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:

- Menjamin tersedianya obat dari jenis dan jumlah yang cukup, sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.

- Meningkatkan penyebaran obat secara merata dan teratur sehingga mudah diperoleh masyarakat pada saat yang tepat dengan harga yang terjangkau.

- Menjamin kebenaran khasiat, keamanan, mutu dan keabsahan obat yang beredar, serta meningkatkan kerasionalan dan efisiensi penggunaan obat. - Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang berkaitan

dengan farmasi (obat, alat/bahan medis habis pakai) kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan farmasi maupun tenaga medis lainnya.

C. ARAH PENGUSAHAAN

Arah pengusahaan yang akan dituju adalah terwujudnya: “Perusahaan Farmasi yang terkemuka di Indonesia (market leader) dan mempunyai peranan besar dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara luas”.

Dalam menentukan arah pengusahaan juga diperhatikan kebijksanaan umum jangka panjang perusahaan yang menjadi dasar pertimbangan utama dalam melaksanakan usaha, yaitu:

a. Mengutamakan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diminati masyarakat luas.

b. Mempertimbangkan asas pemerataan dan keterjangkauan. c. Memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.

D. BIDANG INDUSTRI

PT. Kimia Farma sampai sat ini didukung oleh 6 unit pabrik farmasi yang tersebar di kota-kota : Jakarta, Bandung, Semarang, Mojokerto dan Tanjung


(11)

Morawa-Medan. Hal ini kemudian menuntut perhatian terhadap masalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Teknologi IPAL yang dimiliki oleh PT. Kimia Farma telah dibuktikan kehandalannya dalam menangani air limbah produksi dari Unit Produksi Formulasi dan Manufaktur Bandung yang dibuang ke sungai Cikapundung, sekarang potensi pencemarannya dinyatakan telah dieliminasi. Pada saat ini IPAL di Sub Unit Produksi Manufaktur (SUPM) Kimia Farma Semarang dijadikan contoh bagi industri di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Sementara IPAL di Unit Produksi Formulasi dan Manufaktur, Kimia Farma Bandung telah mendapat perhatian dan dikunjungi serta dijadikan studi banding oleh berbagai instansi dalam dan luar negeri, seperti: LIPI, mahasiswa pelbagai Perguruan Tinggi dan lainnya. Teknologi IPAL ini merupakan hasil penemuan Sumber Daya Manusia PT. Kimia Farma sendiri.

Salah satu pilar utama Industri Farmasi adalah kemampuan menguasai dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan kemajuan dalam dunia kedokteran dan kefarmasian.

Untuk menumbuh-kembangkan kemampuan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK, PT. Kimia Farma membangun fasilitas Riset dan Teknologi (RISTEK) yang telah diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan RI pada tanggal 19 Juli 1991 di Bandung.

Kegiatan RISTEK berfungsi mengembangkan produk-produk baru dan melaksanakan kegiatan penelitian serta pembudidayaan tanaman obat sesuai dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

E. BIDANG USAHA

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya PT. Kimia Farma memiliki unit-unit usaha di bidang produksi bahan baku (Manufaktur) maupun obat jadi (Formulasi) dan unit usaha pelayanan distribusi farmasi, baik Perdagangan Besar Farmasi maupun Perapotekan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Unit usaha produksi terdiri dari: Unit Produksi Formulasi (UPF) yang meliputi UPF Jakarta, UPF Bandung, dan Sub Unit Produksi Formulasi Tanjung Morawa Medan, serta Unit Produksi Manufaktur (UPM) yang meliputi UPM Bandung, UPM Iodium


(12)

dan Aether Watudakon Mojokerto dan Pabrik Minyak Lemak Semarang. Produksi-produksi yang merupakan andalan PT. Kimia Farma antara lain:

- Produk Ethical yang penjualannya melalui Apotek dan Rumah Sakit. - Produk OTC yang dapat dijual bebas di Toko Obat, Supermarket, dan

lain-lain.

- Produk Generik Berlogo yang pada saat ini sedang digalakkan penggunaannya oleh Pemerintah.

- Produk Lisensi yang merupakan produk hasil kerjasama dengan beberapa pabrik farmasi terkemuka di luar negeri.

- Produk Bahan Baku, antara lain: Kalium Iodat yang merupakan produk strategis untuk menanggulangi kekurangan Iodium dan garam-garam kimia untuk komoditi ekspor.

- Produk Kontrasepsi Keluarga Berencana: AKDR, Cooper T*

Di samping produk di atas, terdapat produk-produk yang merupakan penugasan dari Pemerintah yaitu obat-obat Narkotik.

F. BIDANG PEMASARAN

Dalam upaya penyebaran, pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan sebagai penjabaran dan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), PT. Kimia Farma sampai pada tahun 1995, memiliki 34 Pedagang Besar Farmasi dan 137 Apotek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga sangat memungkinkan terwujudnya penyebaran dan pemerataan obat-obatan baik untuk sektor swasta maupun sektor Pemerintah, sesuai dengan Trilogi Pembangunan. Perkembangan perusahaan yang didukung oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Perusahaan lainnya, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan performansi perusahaan dari tahun ke tahun.

G. SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam mempertahankan integritas perusahaan dengan masyarakat, PT. Kimia Farma dituntut menumbuhkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan masyarakat akan perbekalan farmasi dan jasa pelayanan kefarmasian.


(13)

Dalam hubungan ini, pola pikir sumber daya manusia perusahaan yang dilandasi tata nilai dan norma-norma budaya perusahaan senantiasa berorientasi pada filsafah bisnis dan sosial.

Untuk itu Sumber Daya Manusia Perusahaan PT. Kimia Farma dituntut kemampuannya untuk meningkatkan nilai tambah dan atau manfaat bagi masyarakat dan bukan semata-mata mencari keuntungan.

Sampai sekarang PT. Kimia Farma memiliki sumber daya manusia 6117 orang yang terdiri dari 249 orang tenaga Apoteker, tenaga Asisten Apoteker 1088 orang, Analis Kimia sebanyak 105 orang dan sejumlah tenaga pendukung dari berbagai disiplin ilmu lainnya.

H. PERFORMANSI PERUSAHAAN

Ditinjau dari posisi PT. Kimia Farma sejak berdirinya sebagai Perseroan tahun 1971 tidak pernah mengalami kerugian. Sejak tahun 1987 peringkat performansi PT. Kimia Farma tumbuh membaik secara bermakna, bahkan sejak tahun 1989 mampu mempertahankan peringkat performansi sebagai “Sehat Sekali” selama 7 tahun berturut-turut, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan RI dan Pendapat Akuntan (BPKP) Wajar tanpa Syarat.

Posisi finansial yang terus membaik ini mendukung PT. Kimia Farma melaksanakan kewajibannya secara teratur dan tepat waktu dalam pembayaran pajak kepada pemerintah, sehingga sejak tahun 1988 PT. Kimia Farma merupakan salah satu di antara 200 perusahaan pembayar pajak terbesar di Indonesia, dengan predikat “wajib pajak patriot bangsa”. Kepedulian terhadap lingkungan secara kreatif, inovatif dan konsisten telah menghantarkan PT. Kimia Farma sebagai penerima penghargaan Sahwali tahun 1991 dan 1992 dari pemerintah Indonesia di antara sejumlah kecil perusahaan industri yang berwawasan lingkungan. PT. Kimia Farma sebagai BUMN yang memiliki filosofi tumbuh dan berkembang bersama kesejahteraan masyarakat, mengemban tanggung jawab pembinaan terhadap koperasi dan pengusahaan ekonomi lemah dengan menyisihkan sebagian dana binaan koperasi dan perusahaan ekonomi lemah. Sampai akhir 1995 PT. Kimia Farma telah menyalurkan dana binaannya sebesar lebih dari 4 milyar rupiah kepada 512 mitra binaan yang terdiri dari 204 Unit Usaha Ekonomi Lemah,


(14)

80 Unit Koperasi dan 228 keluarga berencana yang tersebar di seluruh Indonesia. Dana yang disalurkan ini diharapkan akan memberikan bobot kepada motto: “Tumbuh dan berkembang bersama kesejahteraan masyarakat”.

1.3PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki beberapa bidang kegiatan, yaitu: bidang industri dan bidang pemasaran. Bidang industri dilakukan oleh PT. Kimia Farma Holding, sedangkan bidang pemasaran dilakukan oleh 2 anak perusahaan yaitu PT. Kima Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution (PT. Kimia Farma PBF).

1. Bidang Industri

a. Riset dan Teknologi

Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), PT. Kimia Farma (Persero) Tbk membangun fasilitas Riset dan Teknologi (RISTEK) yang telah diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan RI pada tanggal 19 Juli 1991 di Bandung. Kegiatan RISTEK berfungsi untuk mengembangkan produk-produk baru dan melaksanakan kegiatan penelitian serta pembudidayaan tanaman obat sesuai dengan amanat GBHN.

Dalam melakukan inovasinya, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk menggunakan teknologi tepat guna dan bekerja sama dengan berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi baik dari dalam dan luar negeri. b. Produksi

Dalam melaksanakan kegiatan, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk didukung oleh unit-unit usaha di bidang bahan baku (manufaktur), unit produksi obat jadi (formulasi) dan unit usaha pelayanan distribusi farmasi (baik berupa Pedagang Besar farmasi maupun Apotek-apotek) di seluruh Indonesia.

Sampai saat ini PT. Kimia Farma (Persero) Tbk memiliki 4 unit pabrik farmasi yang terdiri dari Unit Produksi Manufaktur (UPM) dan Unit Produksi Formulasi (UPF). UPM yang dimiliki PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah UPM Bangunan, UPM Iodium dan Aether Watukadon (Jombang) dan Pabrik


(15)

Minyak Lemak (Semarang). Sedangkan UPF yang dimiliki PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah UPF Jakarta, UPF Bandung dan sub UPF Tanjung Morawa (Medan). Berbagai produk yang dihasilkan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah:

1. Produk Ethical yang penjualannya melalui Apotek dan Rumah Sakit. 2. Produk OTC (Over The Counter).

3. Produk Generik Berlogo yang penjualannya saat ini sedang digalakkan Pemerintah.

4. Produk Lisensi yang merupakan produk hasil kerjasama dengan beberapa pabrik farmasi terkemuka di luar negeri.

5. Produk Bahan Baku, antara lain adalah Kalium Iodat (yang merupakan produk unggulan untuk menanggulangi kekurangan Iodium) dan garam-garam kimia (merupakan produk strategis untuk komoditi ekspor).

6. Produk Kontrasepsi Keluarga Berencana, seperti Alat Produk Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan Cooper T*

7. Produk-produk yang merupakan penugasan dari Pemerintah seperti Narkotik dan obat-obat INPRES.

2. Bidang Pemasaran

Dalam upaya perluasan, penyebaran, pemerataan dalam pendekatan pelayanan kefarmasian dalam masyarakat sebagai penjabaran dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN), PT. Kimia Farma telah membentuk jaringan distribusi yang terorganisir dan telah memiliki PBF serta apotek-apotek yang tersebar di seluruh propinsi yang terkoordinasi dalam unit-unit pemasaran daerah, sehingga memungkinkan terwujudnya penyebaran dan pemerataan obat. Pada tanggal 4 Januari 2003 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk membentuk 2 anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading ang Distribution (PT. Kimia Farma PBF) yang berada di bawah PT. Kimia Farma Holding.


(16)

a. PT. Kimia Farma Apotek

Apotek merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pada masyarakat, olah karena itu PT. Kimia Farma Apotek mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi PT. Kimia Farma Apotek adalah menjadi apotek pilihan utama masyarakat (Top of Mind)di Indonesia.

2. Misi PT. Kimia Farma Apotek:

a Memberikan jasa pelayanan ritel farmasi dan jasa pelayanan kesehatan yang terkait, yan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan dalam harapan dinamis.

b Melakukan pengembangan usaha dalam rangka mengembangkan nilai perusahaan untuk pemegangan saham dan pihak-pihak yang berkepentingan.

c Mengembangkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Sebagai usaha peningkatan pelayanan kepada masyarakat, PT. Kimia Farma Apotek terus berusaha menambah jumlah apotek dan daerah penyebarannya di seluruh Indonesia dengan membuka outlet-outlet baru. Tetapi bukan hanya jumlah apotek yang ditingkatkan melainkan juga kualitas pelayanan, yang dilakukan dengan cara antara lain:

1. Penyediaan berbagai sarana untuk menciptakan suasana aman dan nyaman.

2. Penempatan personalia yang terampil dan ramah. 3. Penempatan harga yang bersaing.

4. Kecepatan pelayanan dan kelengkapan obat. b. Sistem Manajemen PT. Kimia Farma Apotek

Sistem manajemen PT. Kimia Farma Apotek terdiri dari Direktur Utama dan Direktur Operasional. Direktur Utama bersama dengan Direktur Operasional sebagai Dewan Direksi membawahi staf direktur apotek yang terdiri dari Manager Senior :


(17)

1. Pengembangan Apotek

2. Pelayanan dan Pengendalian Mutu (PPM) 3. Pengadaan dan Sistem Informasi Apotek 4. Akuntansi dan Keuangan

5. Umum dan Sumber Daya Manusia

6. Operasional Apotek/Unit Apotek Daerah (UAD) (Struktural)

Hingga saat ini Operasional Apotek/Unit Apotek Daerah (UAD) PT. Kimia Farma Apotek ada 9 Unit Apotek Daerah (UAD) yang tersebar di Indonesia yaitu UAD: Sumatera bagian Selatan. Sumatera bagian Utara, DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Indonesia Timur, Bali dan Nusa Tenggara.

UAD Jaya ada 7 Apotek Administrator yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Pontianak, Bogor dan RSCM.

PT. Kimia Farma Apotek menggunakan sistem grouping. Dimana dengan sistem grouping ini Apotek Kimia Farma ada yang berfungsi sebagai Apotek Administrator, ada yang berfungsi sebagai Apotek Pelayanan (APP) dan juga ada yang hanya berfungsi sebagai Apotek berdiri sendiri. Meskipun demikian posisi Apotek Administrator dan APP hanya fungsinya saja, Apotek Administrator selain berfungsi sebagai pelayanan/penjualan, juga melakukan kegiatan pembelian/pengadaan barang, penyimpanan dan pengeluaran fisik barang (gudang), pencatatan administrasi dan keuangan. Sedangkan di APP hanya murni melakukan kegiatan pelayanan saja. Kegiatan seperti pengadaan barang, penyimpanan barang, pencatatan administrasi dan keuangan dilakukan di apotek administrasi masing-masing.


(18)

BAB II

STRATEGI LAY OUT DALAM MENDEKATKAN PELAYANAN KEPADA PASIEN

Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor eksternal dan internal bisnis itu sendiri. Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi harus berubah. Pertama, untuk menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan. Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan.

a. Kondisi Eksternal

Kondisi ini mencakup aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, teknologi, persaingan, globalisasi, dan keamanan.

b. Kondisi Internal

Kondisi internal antara lain meliputi aspek visi, misi, sumber daya (SDM, teknologi, material pendukung, uang dan metode kerja), kapabilitas, kompetensi, dan kegiatan organisasi. Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu mendorong semua sumber daya dan proses manajemen kearah kualitas dan kinerja service yang yang mengacu pada tercapainya customer satisfaction (kepuasan pelanggan). Dapat disimpulkan bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya organisasi ritel adalah services (pelayanan).

I. Basic Principles (prinsip dasar)

Prinsip dasar yang digunakan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu (product, price, place, promotion dan people). Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel dituntut mengenali barang menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta harapan pelanggan.

1. Place atau lokasi dan penempatan barang

Dengan lokasi yang tepat dan sesuai harapan pelanggan, konsumen akan tertarik untuk datang. Penempatan barang (display) yang tepat dan dapat menarik pelanggan untuk melihat, mengamati, menyentuh, dan mencobanya serta pada akhirnya membeli dengan bersemangat.


(19)

2. Promotion (promosi)

Promotion yang sudah dikenal dibisnis ritel merupakan bentuk khas dari advertising, sales promotion dan personal selling.

II. Services (pelayanan)

Menurut survey AC Nielsen Indonesia pada April 2004 ditemukan bahwa service ada pada puncak faktor yang dapat menarik pelanggan. Berdasarkan temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang terdiri atas :

a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang mudah dijangkau.

b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance (AC, lampu, kebersihan, fasilitas belanja), fasilitas pendukung, dan services (semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf toko) Pada prinsipnya pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu memperhatikan semua aspek mulai dari signed (papan nama) toko, pintu masuk, keset masuk, seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan toilet. Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan keterampilan dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian juga pengembangan kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.

.III. Merchandise (barang yang dijual)

Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti. Namun, dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu. Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kwalitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik. Merchandising akan lebih optimal bila didukung oleh data, fakta dan temuan lain dilapangan melalui aktivitas studi dan riset.

3.1. Prinsip Umum Merchandising


(20)

1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi (signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis), pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.

2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cendrung tertarik dengan apa yang dilihatnya.

3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.

4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamflet/ selebaran dalam toko.

5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving.

7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga.


(21)

3.2 Elemen- elemen yang termasuk didalamnya merchandising, antara lain :

1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam rangka mengkomunikasikan dibagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan barang stok didalam toko.

2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media indoor dan out door.

3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar.

4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan.

5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang tersebut.

3.3. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Merchandising

Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui merchandising adalah :

1. Citra toko (Store Image)

Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko

berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.

Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.

2. Pajangan depan (Window Display)

Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang


(22)

sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru (masehi, imlek), liburan sekolah, hari valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yangt harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.

3. Bagian dalam toko (Inside the Store)

Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.

4. Lampu penerangan

Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kwalitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.

5. Kekuatan warna

Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.

3.4. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan

Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.

3.4.1. Dasar store lay out

Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.


(23)

Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu :

1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir

a. Studi tentang antrean konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah.

b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung penjualan selayaknya dipresentasikan dilokasi pajangan akhir.

2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan

a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket.

b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut.

c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli.

3.4.2. Lay out dan Implikasinya

Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di apotek bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya.

1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus) Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :


(24)

b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat

d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja

b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat

c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat

2. Desain kurva atau aliran bebas

Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurang pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.

3. Desain tipe U, L dan tupe II

Lay out ini umumnya dipakai untuk ethical counter.

Gambar 2.1. Lay out tipe U

Bentuk lay out line U

Ruang pembuatan pulveres dan capsul/ krim

Tempat penyerahan obat jadi Meja

penyiapan obat

(ticketing and packaging)


(25)

Meja penyiapan obat

(ticketing and packaging)

Tempat penyerahan obat jadi Ruang pembuatan

pulveres dan capsul/ krim

Gambar 2. 2. Lay out tipe L

Meja penyiapan obat

(ticketing and packaging)

Ruang pembuatan pulveres dan capsul/ krim

Tempat penyerahan obat jadi


(26)

3.4.2. Cara Menata Perbekalan Farmasi di Apotek

Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek dapat dibagi menjadi 2 yaitu penataan:

1. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi bagian di ethical counter antara lain:

a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropik dan obat keras daftar G

Untuk golongan narkotika dan psikotropika yaitu:

̇ Golongan narkotika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

̇ Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya. Untuk golongan keras daftar G dan obat ethical lainnya di ruang peracikan, disimpan di lemari yang didisain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan farmasi yaitu:

- Lemari perbekalan obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, caplet, capsul, pil.

- Lemari perbekalan semi obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk semi solid seperti salep, cream, pasta, jelly.

- Lemari perbekalan obat cairan yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirop

- Lemari pendingin (kulkas) yaitu tempat penyimpanan obat yang harus disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaccin, suppose, ovule, injeksi. b. Bentuk dan tanda lemari (rak) obat

- Bentuk lemari (rak) obat

Mengingat jenis obat – obat ethical memiliki merknya sangat banyak jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat menampung banyak jenis obat, sehngga pemakaian ruangan (space) menjadi lebih efisien dan daat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat.


(27)

- Tanda lemari (rak) obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan keceatan dalam menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa:

• Tergantung di atas lemari obat • Nempel pada lemari obat

c. Hygienitas yaitu menjaga kondisi kebersihan obat yang berada di dalam lemari, agar kualitas obat dapat terjamin dan dapa menjaga obat menjadi tidak rusak (dimakan tikus, banyak debu, terurai terkena cahaya atau kelemababan udara).

2. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)

Hal – hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter antara lain yaitu:

a. Estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau lemari obat bebas, bebas terbatas dan obat (OTC) agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli (impuls buyingbagi setiap konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.

b. Lay out yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan kemudahan (keluar – masuk) bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.

c. Tanda yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang terdapat disetiap lemari atau rak obat.

3. Cara Menata Ethical dan OTC Counter

Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, yaitu:

a. Pada OTC Counter

Ü Estetika, bersih indah, dan menyenangkan


(28)

b. Pada Ethical Counter harus dibuat menjadi 2 ruang yaitu:

Ü Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep, krim pada ruangan khusus tertutup kaca (transparan), agar onsumen dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan.

Ü Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen (confidential room) c. Kenyamanan (Comfortriess), ethical dan OTC counter harus dipisah untuk

mencegah penumpukan (antrian) konsumen pada satu tempat

3.4.3. Kriteria Barang dan Posisi Pajangan

Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut:

1. Barang paling laku best seller

Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :

a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain.

b. Jenis barang promosi (sale item), posisikan di tempat yang utama. 2. Barang dengan laba tinggi (hight profit)

Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3. Barang yang memancing untuk di beli (impuls item)

Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli.

4. Barang spesial

Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli.

5. Barang musiman (seasonal items)

Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada ditoko.


(29)

6. Barang dengan persediaan bermasalah

Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa tidak banyak.

4. Lokasi

Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak diperhitungkan kembali melalui studi dan riset. Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan traffic pengunjung (kepadatan pengunjung untuk membeli) antara lain adalah transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman dan kelengkapan.

Empat faktor yang mempengaruhi Traffic konsumen, yaitu : 1. Kemudahan transportasi untuk mencapai lokasi

Bisnis ritel sangat bergantung pada pelanggan dan pemasok, kedua pihak ini harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi.

2. Keamanan dan kenyamanan parkir kendaraan

Kendaraan roda dua dan empat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraan dilokasi toko juga harus diperhatikan.

3. Kelengkapan Mal, plaza, atau pusat perbelanjaan 4. Daur hidup lokasi

Persiapkanlah segala konsekuensi untuk memilih tempat agar bisa bertahan dan sukses dalam tahap tersebut.


(30)

BAB III

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI 3.1. PELAYANAN RESEP


(31)

Resep :

Drg. Irwan Amin

a. RESEP

R / Clindamicin 150 mg No X S3 dd Cap I

R / Asam mefenamat No. X S3 dd Cap I

R / Cataflam D No.VX S3 dd Tab 1/2 Pro : Jenni

Umur : -

b. KASUS

Berdasarkan obat-obatan yang diberikan dalam resep tersebut dapat disimpulkan pasien menderita sakit gigi karena gigi berlubang.

c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

Tabel 3.1.1. Spesialite obat pada resep dari Drg. Irwan Amin kepada Jenni

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Clindamicin (Kimia Farma) Asam mefenamat (Kimia Farma) Cataflam D (Novartis) Klindamisina Asam mefenamat Kalium diklofenak Calinda, Climadan Benostan, Anastan Eflagen K K K Anti Biotik Untuk mengobati infeksi pada gigi Menghilangkan rasa nyeri Menghilangkan rasa nyeri dan antiinflamasi


(32)

d. PELAYANAN INFORMASI

- Clindamicin

Clindamicin digunakan untuk mengobati Infeksi saluran pernapasan, infeksi gigi, infeksi kulit infeksi jaringan dan tulang, sediaannya berbentuk kapsul, cara pakainya 3 kali sehari 1 kapsul. Hal-hal yang perlu diinformasikan yaitu : obat diminum sesuai dosis, obat ini diminum sampai habis, dijauhkan dari jangkauan anak-anak.

- Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan inflamasi, sediaannya berbentuk kapsul, cara pakainya 3 kali sehari 1 kapsul. Hal yang perlu diinformasikan yaitu :obat diminum sesuai dosis, Simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak – anak, hentikan pemakaian bila tidak sakit lagi

- Cataflam D

Cataflam D digunakan sebagai anti nyeri dan antiinflamasi, bentuk sediaan tablet, cara pakai 3 kali sehari ½ tablet. Hal yang perlu diinformasikan yaitu Minumlah Sesuai Dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak – anak, hentikan pemakaian bila tidak sakit lagi.


(33)

(34)

Resep :

Dr. Nurdiani, SpA

a. RESEP

R / INH 200 mg Mf pulv dTd No XXX S3 dd 1

R / Rifampicin 200 mg Mf pulv dtd No. XXX

S1 dd I R / Vitaplex

S2 dd cth 1 Pro : Idwan

b. KASUS

Berdasarkan obat yang diberikan dalam resep-resep tersebut disimpulkan pasien menderita TBC.

c. SPESIALIZE OBAT PADA RESEP

Tabel 3.1.2. Spesialite obat pada resep dari Dr. Nurdiani, SpA kepada Idwan

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat INH

(Kimia Farma)

Isoniazid Isonex K Untuk

pengobatan TBC Rifampisin

(Kimia Farma)

Rifampisin Megarif K Untuk

pengobatab TBC Vitaplex

(Bernofarm)

Vit A, B1, B2, B6, B12, D

- B Suplemen

makanan Memperbaiki daya tahan tubuh


(35)

d. PELAKSANAAN INFORMASI

- INH

INH digunakan untuk pengobatan TBC, bentuk Sediaan serbuk, cara pakai 1 kali sehari 1 bungkus. Hal yang perlu diinformasikan : minumlah obat sesuai dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, istirahat yang cukup.

- Rifampisin

Rifampisin digunakan untuk pengobatan TBC, Sediaan serbuk, cara pakai 1 kali sehari 1 bungkus. Hal yang perlu diinformasikan : minumlah obat sesuai dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, istirahat yang cukup, jauhkan dari jangkauan anak-anak.

- Vitaplex

Vitaplex digunakan sebagai suplemen dan memperbaiki daya tahan tubuh. Bentuk sediaan sirup, cara Pakai 2 kali sehari 1 sendok teh. Hal yang perlu diinformasikan : Minum sesuai dosis, simpan ditempat kering


(36)

(37)

Resep :

Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD

a. RESEP

R / Norvask No. X S1 dd Tab I R / Neurodial No. XV

S2 dd Tab I R/ Methycobal No. XX Pro : Cesmawati

b. KASUS

Dari obat-obat yang diberikan dalam resep dapat disimpulkan pasien menderita penyakit hipertensi.

c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

Tabel 3.1.3. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Cesmawati.

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat Norvask (Pfizer) Neurodial (Kimia Farma) Methycobal (Eisai) Amilodipina Metampiron, diazepam Mekobalamin Neuropyron Mevrabal K K K Antihipertensi Meringankan rasa sakit sedang sampai berat, terutama nyeri kolik


(38)

d. PELAYANAN INFORMASI

- Norvask

Norvask digunakan sebagai anti hipertensi, bentuk Sediaan tablet, cara Pakai 1 kali sehari 1 Tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai dosis, simpan ditempat kering dan sejuk, hindari makanan yang mengandung gula berlebih, istirahat yang teratur.

- Neurodial

Neurodial digunaan untuk meringankan rasa sakit sedang sampai berat terutama nyeri, kolik, bentuk Sediaan tablet, cara Pakai 2 kali sehari 1 Tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai dosis, simpan di tempat kering dan sejuk.

- Methycobal

Methycobal digunaan sebagai neuropati perife, bentuk Sediaan kapsul, Cara pakai 2 kali sehari 1 kapsul. Hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai dosis, simpan di tempat kering dan sejuk.


(39)

3.1.4. RESEP 4


(40)

Resep :

Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD

a. RESEP

R / Gastran No. XV S3 dd Tab 1 R/ Ranitidin No. XV

S2 dd Tab I R/ Spasmium No. XV

S2 dd Tab 1 Pro : Martiana

b. KASUS

Berdasarkan obat-obat yang diberikan dalam resep dapat disimpulkan pasien menderita tukak lambung

c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

Tabel 3.1.4. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Martiana.

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Gastran (Medifarma) Ranitidin (Dexa Medica) Spasmium (Soho) Al-hidroksida, Mg- hidroksida Ranitidin HCl Klordiazepoksida HCl, Fenilpropiletilamina - Acran - B K K Mengobati nyeri ulu hati, nyeri lambung Mengobati tukak lambung Mengobati tukak lambung


(41)

d. PELAYANAN INFORMASI

- Gastran

Gastran digunakan untuk mengobati mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, bentuk Sediaan tablet, cara pakai 3 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai anjuran, jauhkan dari jangkauan anak-anak, simpan ditempat kering dan sejuk, hindari makanan yang mengandung asam tinggi,

- Ranitidin

Ranitidin digunakan untuk mengobati tukak lambung, bentuk Sediaan tablet, cara pakai 2 Kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan : gunakan sesuai dosis yang dianjurkan, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak-anak, hindari makanan yang mengandung asam tinggi

- Spasmium

Spasmium digunakan untuk mengobati tukak lambung, bentuk Sediaan tablet, cara pakai 2 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak-anak, hindari makanan yang mengandung asam tinggi


(42)

(43)

Resep :

Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD a. RESEP

R / Dolo Neurobion No. X S2 dd Tab 1

R / Na. diklofenak No. X S2 dd Tab 1 Pro : Nurcahaya

b. KASUS

Berdasarkan obat-obat yang diberikan di dalam resep tersebut dapat disimpulkan pasien menderita nyeri antara tulang rusuk

c. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

Tabel 3.1.5. Spesialite obat pada resep Dr. H. T. Bachtiar Panjaitan SpPD kepada Nurcahaya.

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Dolo Neurobion (Merck)

Vit B1, B12, B6, Metampiron

Dolo

Scaneurobion

K Mengobati nyeri

saraf, nyeri antara tulang rusuk, pundak nyeri dan kaku

Na diklofenak Natrium

diklofenak

Deflamat, Difelin


(44)

d. PELAYANAN INFORMASI

- Dolo Neurobion

Dolo Neurobion digunakan untuk mengobati nyeri saraf, nyeri antara tulang rusuk, pundak nyeri dan kaku, bentuk sediaan kaplet, cara pakai 2 kali sehari 1 kaplet. Hal yang perlu diinformasikan : Diminum sesuai dosis, simpan di tempat kering dan sejuk

- Natrium diklofenak

Natrium diklofenak digunakan sebagai anti inflamasi, bentuk sediaan tablet, cara pakai 2 kali sehari 1 tablet. Hal yang perlu diinformasikan : Minumlah sesuai dosis yang dianjurkan, jauhkan dari jangkauan anak-anak, hindari dari cahaya matahari, simpan di tempat kering dan sejuk.


(45)

3.2. PELAYANAN SWAMEDIKASI 3.2.1. KASUS 1

a. KELUHAN

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan nyeri lambung, maka obat yang diinformasikan adalah Magasida

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.1. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita nyeri lambung Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Magasida

(Kimia Farma)

Al hidroksida, Mg hidroksida

Magtacid B Mengobati

tukak lambung, gastritis, refluks esofagitis, perut kembung

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk mengobati tukak lambung, gastritis, perut kembung, bentuk obat suspensi, cara pakai 3 kali sehari 2 sendok takar. Hal – hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan, obat diminum sebelum makan, hindari makanan yang banyak mengandung asam


(46)

3.2.2. KASUS 2

a. KELUHAN

Seorang remaja ke apotek dengan keluhan kulit terkena kutu air, maka obat yang diinformasikan adalah Canesten.

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.2. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kutu air

Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Canesten

(Bayer)

Klotromazol Fungiderm B Mengobati

jamur pada kulit, panu, kadas, kurap, kutu air

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk mengobati jamur pada kulit, panu, kadas, kurap, kutu air, bentuk obat salep, cara pakai dioleskan pada bagian kulit yang kena kutu air. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Hindari kulit yang sakit terhadap udara kotor, obat yang dioleskan jangan terlalu banyak, bila sudah tidak ada kutu airnya pengobatan bisa dihentikan


(47)

3.2.3. KASUS 3

a. KELUHAN

Seorang pria dewasa datang keapotik dengan keluhan batuk kering, maka obat yang diinformasikan adalah Vicks formula 44

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.3. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita batuk kering Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Vicks

Formula 44 (Darya Varia)

Dekstrometorfan HBr, guaifenesin

Siladex, dexmolex

W Pereda batuk tidak berdahak

III. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk meredakan batuk tidak berdahak, bentuk obat sirop, cara pakai 3 kali sehari 1 sendok takar. Hal – hal yang perlu diinformasikan : obat harus diminum sesuai dosis, hindari makanan yang merangsang batuk


(48)

3.2.4. KASUS 4

a. KELUHAN

Seorang ibu membawa anaknya yang mengalami keluhan demam, maka obat yang diinformasikan adalam Sanmol.

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.4. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita demam

Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Sanmol

(Sanbe)

Parasetamol Omegrip, Pamol B Mengatasi panas tinggi

III. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk mengatasi panas tinggi, bentuk obat sirup, cara pakai 3 kali sehari 1 sendok teh. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Obat harus diminum sesuai dosis, harus banyak istirahat


(49)

3.2.5. KASUS 5

a. KELUHAN

Seorang ibu membawa anaknya keapotik mengalami demam, flu dan tidak bisa tidur karena tenggorokan gatal, obat yang diberikan PARATUSIN.

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.5. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita tenggorokoan gatal.0 Nama Obat Komposisi Produk

Lain

Golongan Khasiat Paratusin

(Prafa)

Parasetamol Psevdofedrin HCl

Noskapin Klor feniramid maleat Gliserin Guaiakolat Succus liquiritae Etanol

Termorex Panadol Biogesik anak Tempra

B Antitusif Ekpektoran Anal getik Antipiretik Anti

alergik

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk meringankan rasa sakit, termasuk sakit kepala, demam, hidung tersumbat dan gejala-gejala flu yang disertai batuk dan bersin-bersin, bentuk obat sirup, cara pakai 3 kali sehari 1 sendok teh. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Kocok dahulu sebelum diminum, simpan ditempat kering dan sejuk, jika selama 3 hari sakit berlanjut hubungi dokter.


(50)

3.2.6.

KASUS 6

a. KELUHAN

Seorang Ibu membawa anaknya ke apotik yang berusia 4 tahun mengalami perut buncit, kurang nafsu makan, maka obat yang diinformasikan adalah Combantrin sirup.

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.6. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita kurang nafsu makan. Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Combantrin

(Prizer)

Pyrantel Pamoate

Konvermex (Konimex) Pyrantin (Mecosin)

W Antel minitikum

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk infeksi askariasis, oxyriasis, ankyistomiasis tunggal yang campuran, bentuk obat sirup, cara pakai 10 mg / kg BB dosis tunggal. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Kocok sebelum digunakan, pakailah dosis yang dianjurkan


(51)

3.2.7. KASUS 7

a. KELUHAN

Seorang remaja datang keapotik dan bertanya obat apa yang cocok untuk menghilangkam jerawat, maka obat yang diinformasikan adalah Phisohex.

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.7. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita muka berjerawat. Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Phisohex

(Sanafi)

Triklosan Verile, Dermalos

B Obat jerawat, bisul

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk menghilangkan jerawat, bisul, bentuk Obat bedak, cara pakai dioleskan pada bagian yang berjerawat. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Obat dioleskan hanya pada bagian yang berjerawat, jangan terlalu sering menyentuh jerawat


(52)

3.2.8. KASUS 8

a. KELUHAN

Seorang pelajar datan keapotek sepulang sekolah dengan keluhan sering buang air besar dan perut mulas, maka obat yang diinformasikan adalah New Diatabs.

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.8. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita sering buang air Besar dan perut mulas

Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat New Diatabs

(Medifarma)

Attapulgit aktif Neo Enterostop B Untuk pengobatan simtomatik pada diare nonspesifik dengan mengurangi frekuensi buang air besar dan

memperbaiki konsistensi feses yang encer Attapulgit dapat mengabsorbsi racun, bakteri,yang menyebabkan diare

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk pengobatan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, bentuk Obat tablet, cara pakai dimakan 2 tablet sesudah buang air besar, maksimum 12 tablet dalam satu hari. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan, simpan ditempat kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak-anak


(53)

3.2.9. KASUS 9

a. KELUHAN

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan gatal-gatal diseluruh tubuh, maka obat yang diinformasikan adalah Caladine lotion

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.9. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita gatal-gatal.

Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Caladien

lotion (Yupharin)

Diphenhidramin HCl, Calamin, ZnO, Gliserin, camphor

- W Obat

gatal-gatal

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk mengurangi rasa gatal ditubuh, bentuk Obat lotion, cara pakai dioleskan 2-4 kali sehari pada bagian kulit yang gatal. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Gunakan sesuai dosis, dipakai sehabis mandi, simpan ditempat kering dan sejuk


(54)

3.2.10. KASUS 10

a. KELUHAN

Seorang Ibu datang ke apotik dengan keluhan susah buang air besar, maka obat yang diinformasikan adalah Laxing.

b. SPESIALITE OBAT YANG DIBERIKAN

Tabel 3.2.10. Spesialite obat yang diberikan kepada penderita susah buang air Besar.

Nama Obat Komposisi Produk Lain Golongan Khasiat Laxing

(Soho)

Senae,Aloe,

Foeniculealeusitidis Pamoate

- B Membantu melancark an buang air besar

c. INFORMASI OBAT

Obat ini digunakan untuk membantu melancarkan buang air besar. bentuk Obat kapsul, cara pakai 1 kapsul diminum sebelum tidur. Hal – hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum sesuai dosis, pakailah dosis yang dianjurkan, simpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.


(55)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Lokasi

Apotek Kimia Farma No. 28 terletak di Jalan Sumatera No. 8 Belawan. Letak Apotek Kimia Farma No. 28 berada di daerah yang strategis karena terletak diadaerah arus lalu lintas, mudah dijangkau kendaraan, terletak di pinggir jalan, dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk, rumah sakit serta praktek dokter. Apotek Kimia Farma No. 28 juga bekerja sama dengan dokter untuk praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek.

4.2. Sumber Daya Manusia

Apotek Kimia Farma No. 28 merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas penjualan bebas dan sekaligus kasir. Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang terbagi dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat praktek dokter buka.

Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian shift untuk membicarakan permasalahan yang kadang muncul.

4.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi

Secara umum komoditi di Apotek Kimia Farma No. 28 dapat berupa obat, bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan.

Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada tercapainya pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan konsumen dan tidak terjadi kelebihan persediaan.

Pengadaan perbekalan farmasi khususnya perencanaan dilakukan oleh Apotek Kimia Farma No. 28 Belawan, sedangkan pembelian dilakukan oleh bagian pembelian Bisnis Menejer di Medan. Jumlah barang yang akan dibeli disusun berdasarkan daftar pareto penjualan, jumlah barang yang habis atau


(56)

jumlah sisa stok yang tinggal sedikit. Barang yang akan dipesan dicatat dalam buku defecta.

Pemesanan barang dilakukan dengan mengantar langsung Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) ke bagian pembelian Bisnis Menejer atau melalui telepon bila terjadi pembelian mendesak. Pemesanan ini dilakukan setiap hari kerja.

Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian Bisnis Menejer menggunakan Surat Pesanan (SP). Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui selesman yang datang ke apotek dari masing-masing PBF. Pemasok barang-barang yang akan dibeli, dipilih dengan mempertimbangkan legalitas pemasok, kecepatan pelayanan/pengiriman barang, harga/potongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.

4.4. Kelengkapan Produk

Apotek Kimia Farma No. 28 kurang dapat memenuhi kelengkapan perbekalan farmasi. Hal ini disebabkan terlalu banyaknya item obat yang ada dan tingginya harga obat di pasaran. Untuk mengatasinya maka apotek melakukan permintaan antar sesama Apotek Kimia Farma di Medan.

4.5. Pengaturan Rancangan

Pengaturan penyajian/pemajangan barang (store lay out) sangat penting dalam memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.

Pengaturan rancangan lay out di Apotek Kimia Farma No. 28 sudah cukup baik, namun untuk produk-produk OTC (Over The Counter) penataan letaknya masih kurang baik. Hal ini dikarenakan letak obat-obatnya berada di belakang kasir sehingga konsumen tidak dapat secara leluasa melihat dan memilih produk yang diinginkannya.

Berdasarkan lay out tipe Desain Kurva atau aliran bebas yang umumnya dipakai oleh departement store, memungkinkan pelanggan dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Lay out tipe ini dapat juga digunakan untuk lay out obat-obat bebas (OTC). Namun kekurangan tipe ini, petugas harus ekstra mengontrol keamanan dan stok barang.


(57)

Penyusunan barang pajangan di Apotek Kimia Farma No. 28 diatur berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, dan khasiat farmakologi serta menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu.

4.6. Pilihan Produk

Pilihan produk harus sesuai dengan kebutuhan target pasar. Keinginan konsumen berbeda-beda dan tidak bisa memuaskan sekaligus semuanya, sehingga tidak boleh salah dalam menentukan barang, jenis atau kategori apa yang memang paling laris. Oleh karena itu dituntut kejelian dalam merencanakan pilihan produk. Produk-produk yang diiklankan melalui media cetak dan elektronik juga merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan mengingat produk tersebut sudah dikenal oleh masyarakat sehingga bisa mendapatkan pendapatan apotek.

Produk-produk yang dijual di swalayan Apotek Kimia Farma No. 28 merupakan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat, tetapi pilihan produknya belum maksimal.

4.7. Pelayanan

Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya. Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke Apotek Kimia Farma di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau keluarganya.

Apotek Kimia Farma No. 28 juga memberikan pelayanan khusus kepada konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara langsung. Untuk kondisi seperti ini maka petugas apotek dapat langsung menghubungi Apotek Kimia Farma yang lain untuk mendapatkan obat tersebut, yang kemudian menjanjikan obat tersebut secepatnya pada pasien, dan jika alamat pasien tidak terlalu jauh dari apotek maka obat tersebut dapat diantar langsung ke rumah pasien. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga pendapatan akan meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan tercipta. Namun, pelayanan khusus ini akan menambah biaya operasional dari


(58)

apotek sehingga harus diperhitungkan sebagai biaya tetap. Oleh karena itu, mau tidak mau omset apotek harus ditingkatkan.

4.8. Kebersihan

Salah satu faktor yang paling menentukan bagi pelanggan dalam menilai suatu tempat penjualan adalah kebersihan tempat tersebut. Kebersihan yang dimaksud bukan hanya kebersihan lantai saja, tetapi juga seluruh sudut toko termasuk kebersihan barang-barangnya seperti lampu, rak obat, item-item yang dijual, sampah dan lain-lain juga harus bebas dari debu.

Apotek Kimia Farma No. 28 tidak mempunyai petugas kebersihan. Sehingga kegiatan menyapu, mengepel lantai, membersihkan jendela serta membersihkan rak-rak obat harus dilakukan oleh karyawan atau petugas Apotek Kimia Farma No.28 sendiri di setiap pergantian shift.


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Lokasi Apotek Kimia Farma No.28 terletak cukup strategis, karena terletak di pusat kota belawan, mudah dijangkau, terletak di pinggir jalan utama, dekat dengan rumah penduduk, pusat perbelanjaan dan praktek dokter.

2. Pelayanan Apotek Kimia Farma No.28 sudah baik tapi masih kurang maksimal, karena kelengkapan perbekalan farmasinya kurang dapat dipenuhi yang disebabkan terlalu banyaknya item obat yang ada.

3. Lay Out Apotek Kimia Farma No.28 sudah cukup baik, namun lay out untuk obat-obat bebas dan alat kesehatan perlu diperbaiki.

5.2. Saran

1. Untuk meningkatkan pelayanan sebaiknya Apotek Kimia Farma No.28 perlu menambah karyawan khususnya untuk melayani penjualan obat bebas dan pada saat apotek sedang dalam keadaan ramai.

2. Agar pelanggan tidak merasa kecewa terhadap kekosongan barang/obat sebaiknya Apotek Kimia Farma No.28 lebih memperhatikan lagi dalam hal menentukan jenis barang atau kategori apa yang sering dibutuhkan masyarakat.

3. Agar pelanggan dapat melihat-lihat bagian obat bebas yang bervariasi secara leluasa, maka sebaiknya lay out untuk produk OTC dan ALKES mengikuti seperti lay out di swalayan.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Triyono, S. (2006). Sukses Terpadu Bisnis Ritel dari Merchadising sampai Shringkage. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

ISFI, (2005). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta. ISFI. Kimia Farma, PT. (1990). Panduan Pelayanan Informasi Obat. Jakarta. Tan H. J. (2002). Obat-obat Penting. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.


(1)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Lokasi

Apotek Kimia Farma No. 28 terletak di Jalan Sumatera No. 8 Belawan. Letak Apotek Kimia Farma No. 28 berada di daerah yang strategis karena terletak diadaerah arus lalu lintas, mudah dijangkau kendaraan, terletak di pinggir jalan, dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk, rumah sakit serta praktek dokter. Apotek Kimia Farma No. 28 juga bekerja sama dengan dokter untuk praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek.

4.2. Sumber Daya Manusia

Apotek Kimia Farma No. 28 merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas penjualan bebas dan sekaligus kasir. Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang terbagi dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang maksimal. Ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat praktek dokter buka.

Karyawan selalu melakukan diskusi singkat setiap hari saat pergantian shift untuk membicarakan permasalahan yang kadang muncul.

4.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi

Secara umum komoditi di Apotek Kimia Farma No. 28 dapat berupa obat, bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang tidak mengalami hambatan.

Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada tercapainya pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan konsumen dan tidak terjadi kelebihan persediaan.

Pengadaan perbekalan farmasi khususnya perencanaan dilakukan oleh Apotek Kimia Farma No. 28 Belawan, sedangkan pembelian dilakukan oleh bagian pembelian Bisnis Menejer di Medan. Jumlah barang yang akan dibeli


(2)

jumlah sisa stok yang tinggal sedikit. Barang yang akan dipesan dicatat dalam buku defecta.

Pemesanan barang dilakukan dengan mengantar langsung Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) ke bagian pembelian Bisnis Menejer atau melalui telepon bila terjadi pembelian mendesak. Pemesanan ini dilakukan setiap hari kerja.

Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian Bisnis Menejer menggunakan Surat Pesanan (SP). Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui selesman yang datang ke apotek dari masing-masing PBF. Pemasok barang-barang yang akan dibeli, dipilih dengan mempertimbangkan legalitas pemasok, kecepatan pelayanan/pengiriman barang, harga/potongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.

4.4. Kelengkapan Produk

Apotek Kimia Farma No. 28 kurang dapat memenuhi kelengkapan perbekalan farmasi. Hal ini disebabkan terlalu banyaknya item obat yang ada dan tingginya harga obat di pasaran. Untuk mengatasinya maka apotek melakukan permintaan antar sesama Apotek Kimia Farma di Medan.

4.5. Pengaturan Rancangan

Pengaturan penyajian/pemajangan barang (store lay out) sangat penting dalam memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.

Pengaturan rancangan lay out di Apotek Kimia Farma No. 28 sudah cukup baik, namun untuk produk-produk OTC (Over The Counter) penataan letaknya masih kurang baik. Hal ini dikarenakan letak obat-obatnya berada di belakang kasir sehingga konsumen tidak dapat secara leluasa melihat dan memilih produk yang diinginkannya.

Berdasarkan lay out tipe Desain Kurva atau aliran bebas yang umumnya dipakai oleh departement store, memungkinkan pelanggan dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Lay out tipe ini dapat juga digunakan untuk lay out obat-obat bebas (OTC). Namun kekurangan tipe ini, petugas harus ekstra mengontrol keamanan dan stok barang.


(3)

Penyusunan barang pajangan di Apotek Kimia Farma No. 28 diatur berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, dan khasiat farmakologi serta menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu.

4.6. Pilihan Produk

Pilihan produk harus sesuai dengan kebutuhan target pasar. Keinginan konsumen berbeda-beda dan tidak bisa memuaskan sekaligus semuanya, sehingga tidak boleh salah dalam menentukan barang, jenis atau kategori apa yang memang paling laris. Oleh karena itu dituntut kejelian dalam merencanakan pilihan produk. Produk-produk yang diiklankan melalui media cetak dan elektronik juga merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan mengingat produk tersebut sudah dikenal oleh masyarakat sehingga bisa mendapatkan pendapatan apotek.

Produk-produk yang dijual di swalayan Apotek Kimia Farma No. 28 merupakan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat, tetapi pilihan produknya belum maksimal.

4.7. Pelayanan

Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya. Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke Apotek Kimia Farma di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau keluarganya.

Apotek Kimia Farma No. 28 juga memberikan pelayanan khusus kepada konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara langsung. Untuk kondisi seperti ini maka petugas apotek dapat langsung menghubungi Apotek Kimia Farma yang lain untuk mendapatkan obat tersebut, yang kemudian menjanjikan obat tersebut secepatnya pada pasien, dan jika alamat pasien tidak terlalu jauh dari apotek maka obat tersebut dapat diantar langsung ke rumah pasien. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga pendapatan akan meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan tercipta. Namun, pelayanan khusus ini akan menambah biaya operasional dari


(4)

apotek sehingga harus diperhitungkan sebagai biaya tetap. Oleh karena itu, mau tidak mau omset apotek harus ditingkatkan.

4.8. Kebersihan

Salah satu faktor yang paling menentukan bagi pelanggan dalam menilai suatu tempat penjualan adalah kebersihan tempat tersebut. Kebersihan yang dimaksud bukan hanya kebersihan lantai saja, tetapi juga seluruh sudut toko termasuk kebersihan barang-barangnya seperti lampu, rak obat, item-item yang dijual, sampah dan lain-lain juga harus bebas dari debu.

Apotek Kimia Farma No. 28 tidak mempunyai petugas kebersihan. Sehingga kegiatan menyapu, mengepel lantai, membersihkan jendela serta membersihkan rak-rak obat harus dilakukan oleh karyawan atau petugas Apotek Kimia Farma No.28 sendiri di setiap pergantian shift.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Lokasi Apotek Kimia Farma No.28 terletak cukup strategis, karena terletak di pusat kota belawan, mudah dijangkau, terletak di pinggir jalan utama, dekat dengan rumah penduduk, pusat perbelanjaan dan praktek dokter.

2. Pelayanan Apotek Kimia Farma No.28 sudah baik tapi masih kurang maksimal, karena kelengkapan perbekalan farmasinya kurang dapat dipenuhi yang disebabkan terlalu banyaknya item obat yang ada.

3. Lay Out Apotek Kimia Farma No.28 sudah cukup baik, namun lay out untuk obat-obat bebas dan alat kesehatan perlu diperbaiki.

5.2. Saran

1. Untuk meningkatkan pelayanan sebaiknya Apotek Kimia Farma No.28 perlu menambah karyawan khususnya untuk melayani penjualan obat bebas dan pada saat apotek sedang dalam keadaan ramai.

2. Agar pelanggan tidak merasa kecewa terhadap kekosongan barang/obat sebaiknya Apotek Kimia Farma No.28 lebih memperhatikan lagi dalam hal menentukan jenis barang atau kategori apa yang sering dibutuhkan masyarakat.

3. Agar pelanggan dapat melihat-lihat bagian obat bebas yang bervariasi secara leluasa, maka sebaiknya lay out untuk produk OTC dan ALKES mengikuti seperti lay out di swalayan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Triyono, S. (2006). Sukses Terpadu Bisnis Ritel dari Merchadising sampai Shringkage. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

ISFI, (2005). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta. ISFI. Kimia Farma, PT. (1990). Panduan Pelayanan Informasi Obat. Jakarta. Tan H. J. (2002). Obat-obat Penting. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.