aktiva lancar yang likuid dan selalu dalam keadaan berputar. Seberapa cepat piutang dikonversikan menjadi kas merupakan kebijakan perusahaan dengan
menghitung perputaran piutang. Mengetahui bagaimana perputaran piutang kita dapat mengukur pengaruh kebijakan piutang usaha terhadap likuiditas yang dinilai
dengan mempergunakan rasio-rasio likuiditas. Dengan mengetahui perputaran piutang terhadap likuiditas kita dapat melakukan analisis kebijakan piutang usaha
yang digunakan untuk meningkatkan likuiditas. Dari uraian di atas, penulis tertarik menganalisis kebijakan piutang usaha yang digunakan PT Inalum untuk
meningkatkan likuiditas.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, secara sederhana dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti seperti di bawah ini.
1. Bagaimana kebijakan piutang usaha yang diterapkan PT Inalum Kuala
Tanjung tahun 2006 sampai 2008? 2.
Apakah tingkat likuiditas PT Inalum Kuala Tanjung pada tahun 2006 sampai 2008 dipengaruhi kerugian akibat kurs mata uang?
3. Apakah kebijakan piutang usaha perusahaan dapat meningkatkan likuiditas
PT Inalum Kuala Tanjung?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian dapat diuraikan seperti yang di bawah. a.
Untuk mengetahui kebijakan piutang usaha yang diterapakan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2006 sampai 2008.
b. Untuk mengetahui tingkat likuiditas PT Inalum Kuala Tanjung pada
tahun 2006 sampai 2008 dipengaruhi kerugian akibat kurs mata uang. c.
Untuk mengetahui kebijakan piutang usaha perusahaan dapat meningkatkan likuiditas PT Inalum Kuala Tanjung.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal: a.
melalui penelitian yang dilakukan diharapkan dapat lebih mengembangkan dan memperluas wawasan pengetahuan yang berkaitan
dengan materi pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan,
b. penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kebjakan yang akan ditempuh yang berkaitan dengan
pengelolaan piutang, c.
sebagai bahan refrensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perputaran piutang dalam hubungannya dengan
likuiditas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan
Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data
yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangan dari laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh perusahaan. Pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap lapoaran keuangan anatara lain para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers,
investor, karyawan, dan masyarakat. Menurut Harahap 2004:105 ”laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal
adalah Neraca, Laporan rugi Laba, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan posisi Keuangan”.
Sedangkan Riyanto 2001:15 menyatakan laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai adanya keuangan
suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, nilai hutang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan
keuangan labarugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya dalam satu tahun.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang berisi data-data keuangan.
Data-data keuangan ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Sawir 2005:2 adalah sebagai berikut: a.
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, b.
laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, c.
laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di
masa depan. Dari pengertian di atas tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-
sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Pada waktu tertentu manajemen suatu perusahaan harus menyusun dan menyajikan laporan keuangan guna memenuhi kebutuhan para pihak yang
berkepentingan atas suatu perusahaan ini. Mengenai laporan keuangan yang disajikan dan disusun oleh manajemen sesuai Ikatan Akuntan Indonesia,
Universitas Sumatera Utara
2007:2 menyatakan “laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.”
a. Neraca Balance Sheet
Pendapat Skousen 2001:41 yang dimaksud dengan neraca adalah ”laporan sumber-sumber dari suatu perusahaan harta, kewajiban
perusahaan hutang, dan perbedaan antara yang dimiliki harta dan apa yang dipinjam hutang yang disebut ekuitas”. Dalam pengertian aktiva
tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya intangible assets misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan
sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva juga dapat digolongkan seperti di bawah ini.
1 Harta lancar yaitu harta yang berupa uang tunai yang dapat digunakan
dalam jangka pendek 2
Investasi jangka panjang yaitu pernyertaan atau penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka panjang untuk memperoleh
pendapatan
Universitas Sumatera Utara
3 Harta tetap yaitu kekayaan perusahaan yang pemakainya dalam waktu
lama serta mempunyai nilai material. 4
Harta tetap tidak berwujud yaitu hak istimewa yang dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai nilai fisik
5 Harta lain-lain yaitu harta yang tidak dapat dikelompokkan dalam
empat jenis aktiva di atas. Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah seperti di bawah ini.
1 Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan. Kas meliputi koin, uang kertas, cek yang diterima dari langganan dan simpanan perusahaan di bank yang dapat
ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Dalam prakteknya, perusahaan biasanya bisa memiliki beberapa rekening. Misalnya, satu
untuk pembayaran kas umum dan satu lagi untuk pembayaran gaji. 2
Investasi jangka pendek marketable securities, adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas
yang sementara tidak dibutuhkan alat operasional perusahaan. Yang termasuk dalam investasi jangka pendek adalah: deposito di bank,
surat-surat berharga yang berwujud saham, sertifikat bank dan lain-lain investasi yang mudah diperjualbelikan.
3 Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam bentuk wesel yang diatur dalam undang-undang suatu utang formal. Sepanjang piutang wesel diperkirakan akan
Universitas Sumatera Utara
tertagih dalam setahun, maka diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
4 Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain kreditur sebagai
akibat dari penjualan barang secara kredit. Piutang dagang ini diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek,
seperti 30 atau 60 hari. Piutang dagang biasanya disajikan dalam neraca sebesar nilai realisasinya, yaitu nilai normal piutang dikurangi
dengan cadangan kerugian piutang. 5
Persediaan, untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang
sampai tanggal neraca masih berada di gudangbelum laku dijual. Untuk perusahaan manufacturing, persediaan yang dimiliki meliputi:
persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Persediaan merupakan salah satu unsur yang
paling aktif dalam operasional perusahaan, yang secara terus menerus akan diperoleh atau diproduksi untuk dijual.
6 Pendapatan yang masih harus diterima, adalah pendapatan yang sudah
menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasaprestasinya, tetapi belum menerima pembayaran sehingga
merupakan tagihan. 7
Biaya dibayar di muka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasaprestasi, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa
tersebut belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Skousen 2001:42: ”Hutang adalah kewajiban untuk membayar kas, pemindahan asset lain atau memberikan jasa-jasa ke
orang lain.” Sedangkan menurut Munawir 2004:18 ”Hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi,
di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasl dari kreditur”.
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang
lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek satu tahun atau kurang tanggal neraca atau dalam siklus
kegiatan normal perusahaan dengan cara mengurang aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan
hutang lancar yang lain. Hutang lancar dapat dibagi atas:
1 hutang dagang yaitu hutang yang timbul karena adanya transaksi
pembelian secara kredit dimana pelunasannya harus dilakukan dalam jangka pendek,
2 hutang pajak yaitu kewajiban perusahaan yang harus segera dilunasi
kepada pemerintah atas pajak yang dikenakan, 3
hutang dividen yaitu bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham,
4 pendapatan yang diterima dimuka,
Universitas Sumatera Utara
Hutang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu
tahu ditinjau dari tanggal neraca. Modal menggambarkan bagian pemilik perusahaan atau kekayaan
perusahaan yang diukur dengan menghitung selisih antara aktiva dikurangi hutang. Menurut Munawir 2004:19 ”Modal merupakan hak
atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal modal saham, surplus dan laba yang ditahan”.
b. Laporan Laba Rugi Income Statement
Laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau
yang didapat dalam suatu periode. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007:10
laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut yaitu pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau
rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari
aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Universitas Sumatera Utara
Laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang perubahan modal yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Maka dapat diketahui
bahwa laporan perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Penambahan
ekuitas berasal dari investasi dan laba sedangkan pengurangan ekuitas biasanya karena kerugian atau pengambilan pribadi.
d. Laporan Arus Kas
Dalam laporan ini yang dicantumkan semua transaksi dan keterjadian perusahaan yang mempunyai konsekuensi kas. Laporan arus
kas menggambarkan keadaan masa yang akan datamg, karena informasinya dapat digunakan untuk melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus
kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.
B. Piutang 1. Pengertian dan Klasifikasi Piutang
Universitas Sumatera Utara
Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik
langganan-langganan baru. Menurut Riyanto 2001:85 ”penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang
langganan dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk cash inflows yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut”.
Piutang secara umum dapat didefinisikan sebagai tagihan yang timbul atas penjualan barang atau jasa secara kredit. Istilah piutang receivable
meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Menurut Wild 2005:260
”Piutang receivable merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang”.
Menurut Mulyadi 2002:87 ”piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu
tahun, atau dalam siklus kegiatan perusahaan”. Jadi secara umum piutang timbul dari transaksi penjualan barang
dagang atau jasa secara kredit. Piutang juga dapat timbul ketika suatu perusahaan memberi pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima
promeswesel, melakukan suatu jasa, ataupun beberapa tipe transaksi lainnya yang menciptakan suatu hubungan antara pihak yang memberi
pinjaman dengan pihak yang berutang. Piutang mencatat dengan mendebet akun piutang usaha account receivable dan diklasifikasikan dalam neraca
Universitas Sumatera Utara
sebagai aktiva lancar. Menurut Kieso 2002:386 ”piutang diklasifikasikan dalam neraca baik sebagai piutang dagang atau non dagang”.
a. Piutang dagang trade receivable
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis
normal. Kieso 2002:386 mengemukakan bahwa ”piutang dagang biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan biasa
disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih”.
1 Piutang usaha account receivable
Piutang usaha berasal dari penjualan kredit jangka pendek dan biasanya dapat ditagih dalam waktu 30-60 hari. Biasanya piutang
usaha tidak melibatkan bunga, meskipun pembayaran bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan
dalam periode tertentu. Dalam melakukan penjualan kredit, perusahaan biasanya
menawarkan diskon sebagai syarat pembayaran, biasanya 210, n30. Ini berati pelanggan memberikan diskon tunai 2 apabila membayar
dalam 10 hari dari hari penjualan, bila tidak maka pelanggan harus membayar penuh dalam kurun waktu 30 hari. Misalkan penjualan
1,000 dengan syarat 210, n30 untuk mencatat penjualan dan piutang usaha ada 2 metode yaitu metode kotor dan metode bersih, Kieso,
2002.
Universitas Sumatera Utara
Metode Kotor Debet
Kredit Piutang usaha
Penjualan 1,000
1,000 Apabila sebesar 300 diterima dalam periode diskon
Kas Diskon penjualan
Piutang usaha 294
6 300
Pembayaran sebesar 700 diterima setelah periode diskon Kas
Piutang usaha 700
700
Metode Bersih Debet
Kredit Piutang usaha
Penjualan 980
980 Apabila sebesar 294 diterima dalam periode diskon
Kas Piutang usaha
294 294
Pembayaran sisanya sebesar 700 diterima setelah periode diskon Kas
Diskon penjualan yang tidak diambil Piutang usaha
700 14
686
Retur dan potongan penjualan
Dalam bisnis yang normal beberapa barang akan dikembalikan oleh pelanggan dan beberapa potongan harus diberikan
untuk faktor-faktor seperti kerusakan barang yang terjadi selama pengiriman, barang yang terbuang bahkan cacat, atau pengiriman
jumlah atau jenis barang yang tidak benar. Ketika potongan diperlukan, penjualan bersih dan piutang usaha dikurangi.
2 Wesel tagih notes receivable
Universitas Sumatera Utara
Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih dapat
bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang. Wesel tagih mempunyai ciri-ciri yaitu ketentuan pembayaran yang berkelanjutan,
jaminan keamanan melebihi faktur penjualan dan dokumen perdagangan komersial lainnya, dasar formal untuk membentuk bunga.
Wesel tagih dapat digolongkan dalam 2 jenis, yaitu wesel tagih berbunga dan wesel tanpa bunga.
a Wesel tagih berbunga interst bearing notes
Wesel tagih tidak berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar pokok atau jumlah nominal dan ditambah dengan bunga
yang terutang pada tingkat khusus. Pada wesel ini tercantum persen bunga dan jangka waktu pelunasannya. Pada saat jatuh tempo pihak
yang memegang wesel menerima sejumlah nilai nominal dan bunga yang telah tertulis pada wesel.
b Wesel tagih tanpa bunga non interest bearing notes
Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantum persen bunga tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga. Jadi nilai sekarang
merupakan selisih antara nominal dan bunga yang dimasukkan dalam wesel tersebut yang disebut bunga implisit atau bunga efektif.
b. Piutang nondagang nontrade receivable
Universitas Sumatera Utara
Piutang nondagang dan piutang menghasilkan digolongkan ke dalam piutang lain-lain. Pendapat Mulyadi 2002:87 ”piutang nondagang
timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham,
piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga”.
2. Penilaian Kerugian Piutang
Biasanya sebagian besar dari penjualan kredit dipastikan tidak akan tertagih. Beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang
dinamakan beban piutang tak tertagih uncollectiblle account expense, beban piutang macet bad debt expense, atau beban piutang ragu-ragu
dobtful account expense. Faktor-faktor yang mengakibatkan piutang tak tertagih adalah 1 debitur pailit, 2 debitur telah meninggal dunia, 3
debitur melarikan diri. Piutang tak tertagih atau piutang ragu-ragu tentunya mengakibatkan
berkurangnya piutang perusahaan yang akhirnya mengurangi aktiva lancar dan pada akhirnya akan menganggu likuiditas perusahaan.
Terdapat dua metode akuntansi untuk mencatat piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih yaitu metode penyisihan dan metode
penghapusan langsung.
a. Metode penyisihan atau metode cadangan
Universitas Sumatera Utara
Penghapusan piutang tak tertagih akan dilakukan apabila tersedia bukti positif mengenai ketidaktertagihan sebagian besar atau seluruh
piutang. Piutang tak tertagih akan dihapus dengan mendebit perkiraan penyisihan yang sebelumnya telah dibentuk dan mengkredit piutang
usaha. Baridwan 2000:127 menyatakan bahwa
Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : 1. jumlah cadangan dinaikkan
sampai persentase tertentu dari saldo piutang, 2. cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang, 3. jumlah
cadangan dinaikkan sampai suatu jumlah yang dihitung dengan analisa umur piutang.
Contoh 1. PT Citra Jaya pada tanggal 31 Desember 2005 mempunyai saldo piutang
sebesar Rp 20.000.000,00 dan cadangan kerugian piutang menunjukkan saldo kredit Rp 50.000,00. Persentase kerugian piutang ditetapkan sebesar
2 dari saldo piutang, maka: Kerugian piutang 2 x rp 20.000.000,00
Rp 400.000,00 Cadangan kerugian piutang
Kerugian piutang yang dibebankan tahun 2005 Rp 350.000,00
Rp 50.000,00
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2005 yaitu: Debet
kredit Kerugian Piutang
Cadangan kerugian Piutang Rp 350.000,00
Rp 350.000,00
Contoh 2.
Universitas Sumatera Utara
Cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang yang dibebankan dihitung dengan cara mengalihkan persentase tertentu dar
saldo cadangan kerugian piutang. Dari data di atas maka kerugian piutang yang dibebankan adalah sebesar:
Kerugian piutang sebesar 2 x Rp 20.000.000,00 = Rp 400.000,00 Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2005 yaitu:
Debet Kredit
Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang
Rp 400.000,00 Rp 400.000,00
Contoh 3. Jika jumlah cadangan dinaikan sampai suatu jumlah yang dihitung
dengan analisa piutamg maka kerugian piutang dengan cara membuat daftar umur piutang atau biasa disebut dengan analisa umur piutang.
Daftar ini berisi informasi mengenai piutang masing-masing debitur dengan jumlah kelompok piutang yang belum jatuh tempo. Setelah daftar
di buat taksiran maka taksiran kerugian piutang ditentukan dengan cara menetapkan persentase berdasarkan pada pengalaman masa lalu terhadap
total masing-masing kelompok umur piutang. Setelah itu dibandingkan dengan saldo cadangan kerugian piutang. Dari contoh di atas saldo
rekening piutang PT Citra Jaya menunjukkan jumlah sebesar Rp 20.000.000,00 dapat dirinci berdasarkan pada daftar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
PT CITRA JAYA ANALISA UMUR PIUTANG
31 Desember 2000 Dalam Ribuan Rupiah
Nama Jumlah
Beban jatuh
tempo Lewat Jatuh Tempo Hari
1-30 31-60
61-90 91-180
181-365 365
UD Maju 2.500
1.500 -
1.000 -
- -
- Toko Indah
1.500 -
- -
- -
500 1.000
PT Risa 1.750
- -
- 1.500
250 -
- UD Sanjaya
1.250 -
- -
- -
1.250 -
PT Sinar 2.000
1.000 1.000
- -
- -
- Basri
2.000 1.500
- 500
- -
- -
UD Polka 2.250
1.000 500
- -
750 -
- PT Harmoni
1.750 1.750
- -
- -
- -
CV Jaya 2.500
1.250 -
1.000 -
- -
- UD Sari
2.500 1.250
1.500 -
- -
- -
Jumlah 20.000
9.250 3.000
2.500 1.500
1.750 1.750
1.000
Sumber Baridwan 2000:130
Pihak PT Citra Jaya menetapkan persentase kerugian sebagai berikut: Belum jatuh tempo
0,5 Lewat jatuh tempo 1-30 hari
1 Lewat jatuh tempo 31-60 hari
2 Lewat jatuh tempo 61-90 hari
5 Lewat jatuh tempo 91-180 hari
10 Lewat jatuh tempo 181-365 hari
20 Lewat jatuh tempo 365 hari
30 Maka taksiran kerugian piutang dapat disususn sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
PT CITRA JAYA TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG
Kelompok Umur Jumlah
Persentase Kerugian Piutang
Taksiran kerugian Piutang
Belum jatuh tempo Rp 9.250.000
0,5 Rp 46.250
Lewat 1-30 hari Rp 3.000.000
1 Rp 30.000
Lewat 31-60 hari Rp 2.500.000
2 Rp 50.000
Lewat 61-90 hari Rp 1.500.000
5 Rp 75.000
Lewat 91-180 hari Rp 1.000.000
10 Rp 100.000
Lewat 181-365 hari Rp 1.175.000
20 Rp 350.000
365 hari Rp 1.000.000
30 Rp 300.000
Jumlah Rp 20.000.000
Rp 351.250
Sumber Baridwan 2000:130
Berdasarkan Tabel di atas maka kerugian piutang tahun 2005 yaitu: Jumlah kerugian piutang
Rp 351.250,00 Cadangan kerugian piutang
Kerugian piutang yang dibebankan Rp 301.250,00
Rp 50.000,00
Maka jurnalnya yaitu: Debet
Kredit Kerugian Piutang
Cadangan kerugian piutang Rp 301.250,00
Rp 301.250,00
b. Metode penghapusan langsung direct write off method
Dengan metode ini maka jumlah kerugian tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak ada rekening cadangan kerugian piutang. Apabila
suatu piutang telah diyakini telah dapat ditagih, maka piutang langsung dihapuskan dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit piutang.
Universitas Sumatera Utara
3. Penghapusan Piutang
a. Metode penyisihan atau metode cadangan
Debet Kredit
Pencatatan pada akhir periode Kerugian piutang
Cdangan kerugian piutang xxx
xxx Periode piutang tidak dapat ditagih, piutang dihapuskan sebesar jumlah
yang diyakini. Cadangan kerugian piutang
Piutang xxx
Xxx Piutang yang dihapuskan dibayar kembali oleh debitur
Kas Cadangan kerugian piutang
xxx xxx
b. Metode penghapusan langsung
Debet Kredit
Pencatatan pada akhir periode Tidak ada jurnal
- -
Periode piutang tidak dapat ditagih, piutang dihapuskan sebesar jumlah yang diyakini.
Kerugian piutang Piutang
xxx xxx
Piutang yang dihapuskan dibayar kembali oleh debitur Piutang
kerugian piutang xxx
xxx Pada saat penerimaan piutang
Kas Piutang
xxx xxx
4. Pengukuran Kebijakan Piutang Usaha
Kebijakan piutang usaha dapat dinilai dengan perputaran piutang dimana posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut, yaitu dengan membagi total penjualan kredit dengan piutang rata-rata. Menurut Munawir
Universitas Sumatera Utara
2004:75 “Makin tinggi rasio perputaran piutang ratio turn over menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah,
sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi over investment
dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut”.
C. Tingkat Rasio Likuiditas 1. Pengertian Likuiditas
Suatu perusahaan harus mempertahankan sumber kas yang mencukupi untuk membayar seluruh tagihannya yang sah pada saat tagihan itu jatuh
tempo. Perusahaan yang tidak dapat mempertahankannya akan mengalami kesulitan likuiditas dan berada dalam kondisi keuangan yang sangat serius.
Menurut Horne 2005:135 ”rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio
ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut”.
Menurut Riyanto 2001:25 ” likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
financial -nya yang segera harus dipenuhi”. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dan dalam
menjalankan operasi perusahaan. Perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban perusahaan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar
Universitas Sumatera Utara
daripada hutang jangka pendeknya. Jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar
kewajiban jangka pendek dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Pengukuran Tingkat Likuiditas
Menurut Riyanto 2001:332 rasio-rasio dalam likuiditas adalah ”current ratio, cash ratio, acid test ratio quick ratio, dan working capital
to total assets ratio ”.
a. Rasio lancar Current Ratio
Rasio umum yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan adalah current ratio yang memberikan ukuran kasar tentang likuditas
perusahaan, sebagaimana yang dikemukakan Wals 2003:106 Perhitungan rasio ini didasarkan pada perbandingan sederhana
antara total aktiva lancar dan kewajiban lancar. Aktiva lancar merupakan jumlah likuid, misalnya kas, yang tersedia untuk bisnis.
Sementara kewajiban lancar memberikan indikasi kebutuhan akan kas di masa depan.
Menurut Horne 2005:135: ”Rasio lancar adalah aktiva lancar dibagi kewajiban lancar. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menutupi kewajiban lancar dengan aktiva lancar perusahaan”. Sawir 2005:8 mengatakan:
Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan
untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari
kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo
uang.
Universitas Sumatera Utara
Aktiva lancar Rasio Lancar =
x 100 Hutang Lancar
b. Cash Ratio Rasio kontan
Cash Ratio yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangakan.
Kas + Efek Cash Ratio =
x 100 Hutang Lancar
c. Acid test Ratio Rasio Cair atau Quick Ratio
Menurut Sartono 2000:62 “quick ratio acid test ratio adalah rasio antara aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi hutang lancar.
Rasio ini mengukur solvabilitas jangka pendek tetapi tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan aktiva lancar
yang kurang liquid”. Sedangkan menurut Horne 2005:69 “acid test ratio memberikan ukuran yang mendalam tentang likuiditas daripada rasio
lancar”. Aktiva lancar - Persediaan
Quick Ratio = x 100
Hutang Lancar
d. Working Capital to Total Assets
Working capital to total assets digunakan untuk menghitung
berapa kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Working capital to
Universitas Sumatera Utara
total assets adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid quick assets. Aktiva lancar-hutang lancar
Working capital to total assets= x100
Total Aktiva
D. Analisis Kebijakan Piutang terhadap Tingkat Likuiditas
Piutang sebagai bagian dari modal kerja yang selalu mengalami perputaran. Periode perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya
ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit, sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal
kerja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya, makin pendek syarat pembayaran kredit maka
makin pendek pula terikatnya modal kerja dalam piutang, sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin besar. Tingkat perputaran piutang
ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang akan diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu, suatu
sistem pengelolaan dan pengawasan terhadap piutang sangatlah penting, karena tanpa dilakukannya pengawasan, piutang akan menumpuk menjadi suatu tingkat
yang berlebihan dan akan mengakibatkan arus kas akan menurun, dan piutang tak tertagih akan menutupi laba dari penjualan.
Piutang adalah pos penting dalam perusahaan karena merupakan bagian akhir lancar yang likuid dan selalu dalam keadaan berputar. Dengan mengetahui
Universitas Sumatera Utara
bagaimana tingkat perputaran piutang pada PT Inalum Kuala Tanjung, kita dapat mengukur pengaruh kebijakan piutang terhadap likuiditas perusahaan.
Untuk menilai kebijakan piutang usaha salah satu yang dipergunakan adalah perputaran piutang yaitu mengkonversikan piutang menjadi kas dalam jangka
waktu satu tahun. Dapat dicari dengan: Penjualan
Perputaran piutang = Rata-rata piutang
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu