a. Dapat diketahui perubahan “pupil cycle time” pada penderita glaucoma simplex.
b. Dengan mengetahui adanya perubahan pupil cycle time pada penderita glaucoma simplex, dapat digunakan sebagai parameter awal terjadinya optic
neuropathy pada penderita glaucoma simplex.
1.5. HIPOTESA
Terjadi pemanjangan pupil cycle time pada penderita glaucoma simplex.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORI
Glaucoma adalah suatu kumpulan penyakit dengan karakteristik optic neuropathy yang dihubungkan dengan penyempitan lapangan pandang dan
peningkatan intra oculi sebagai faktor resiko utama.
2
Di Indonesia prevalensi glaucoma 0,4.
2,3
Di Amerika Serikat 60 -70 penderita glaucoma adalah glaukoma simplek.
2
Glaucoma simplex ditandai dengan progresive optic neuropathy secara lambat, tekanan intra okuler yang meningkat, sudut
iridokornea yang terbuka dan kelainan lapangan pandang yang khas serta perubahan papil lambat dan biasanya mengenai dua mata atau bilateral.
2,6
Glaucoma simplex gejalanya sering tidak dirasakan pada awalnya dan biasanya penderita merasakan apabila penyakitnya sudah berat atau lapang
pandangannya sudah sempit.
2
Perubahan pada papil saraf optik dan lapangan pandang yang terjadi pada glaucoma disebabkan oleh tingginya tekanan intra okuler TIO dan resistensi
aksin papil saraf optik.
2
Pada kebanyakan kasus perubahan lapangan pandang dan papil saraf optic berhubungan dengan kenaikan TIO, tetapi pada beberapa
kasus dengan TIO yang normal dapat juga mengganggu fungsi papil saraf optic.
2
Glaucoma menyebabkan atrofi sel gangglion retina disertai kerusakan akan hilangnya akson-akson serabut saraf optik.
2,3,6,8
Lebih dari 100 tahun telah diketahui bahwa lapangan pandang merupakan tanda klinik yang utama dari kerusakan papil saraf optic yang disebabkan oleh
glaucoma. Pemeriksaan lapangan pandang pada penderita ini memberi arti untuk menentukan diagnosis, prognosis, dan untuk mengetahui secara efektif bagian
lapangan pandang yang masih baik sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya.
2,6
Kerusakan lapangan pandang adalah manifestasi dari terjadinya optic neuropathy pada glaucoma simplex.
9
Glaucoma merupakan penyebab kebutaan yang kedua setelah katarak, dan prevalensi kebutaan yang disebabkan oleh
glaucoma di Indonesia 0,4. Di Amerika Serikat glaucoma merupakan penyebab kebutaan yang paling sering.
2,6,10
2.2. POLA KERUSAKAN AKSON PADA GLAUCOMA SIMPLEX
Saraf optic terdiri dari kumpulan serabur syaraf atau akson, glia, vaskuler dan jaringan ikat.
2,3,6,7,10
Jaringan akson saraf optic tersusun dari sel gangglion retina dalam brntuk lapisan serbut-serabut saraf retina dan dibagi menjadi dua
kelompok. Sebagian besar akson 92 melayani penglihatan sentral atau 25 dari penglihatan, sedangkan sisanya terdiri dari serabut saraf yang berasal dari
bagian temporal retina dibagi oleh rafe horizontal menjadi saraf bagian atas dan
©2003 Digitized by USU digital library 2
bawah makula berjalan melingkari serabut papilomakuler dan disebut serabut arkuata.
6,8,11
Gambar 1. Penampang lintang dinding bolamata manusia dengan lapisan-lapisan
retina. Gambar 2. Gambaran saraf retina dan pembuluh darah retina.
©2003 Digitized by USU digital library 3
Serabut yang berasal dari sel gangglion retina atas akan menempati papil saraf optic bagian atas, sedang yang berasal sel gangglion retina bagian bawah
menempati papil bagian bawah. Serabut saraf dari makula papillomacular bundle, dilapisi oleh mielin yang tipis dan bentuknya kecil, menempati papil
sedikit di bawah daerah midpouint bagian temporal.
2,12
Serabut saraf dari bagian nasal berjalan relatif lurus dan memasuki papil bagian dari bagian nasal. Anatomi
serabut saraf retina dan saraf optic menentukan gambaran yang khas dari kelainan pandang glaucoma.
2,6
Pada glaucoma kerusakan serabut saraf pada papil terutama terletak di bagian superotemporal dan inferotemporal. Tempat ini diduga paling rentan
terhadap kenaikan tekanan intra okuler karena merupakan area watershed pada pertemuan vaskularisasi pembuluh darah silier.
2,7
Gambaran yang khas dari kelainan lapang pandangan pada glaucoma oleh karena kerusakan pada masing-
masing kumpulan serabut saraf bundle dari saraf papil.
2,7
Kerusakan serabut saraf menyangkut serabut saraf arkuata atas dan bawah dari makula dan sepanjang rafe horizontal, akan memberi gambaran
kelainan lapang pandangan berupa defek lapang pandangan yang meluas dari bagian nasal titik fiksasi meluas ke perifer. Bentuk, ukuran dan lokasi dari
skotoma tergantung dari luas dan tempat kerusakan kumpulan serabut saraf papil saraf optik.
2,3,4,12
Kerusakan serabut saraf pada glaucoma ada dua mekanisme yaitu gangguang transport akson dan gangguan vaskularisasi.
2,3,7
Transport akson adalah aliran yang melewati serabut saraf yang berasal dari sel bodi maupun
yang menuju ke sel bodi.
7
Dengan adanya kenaikan TIO akan terjadi gangguan transport akson plasma dan gangguan perfusi pada saraf optic sehingga aliran
darah ke saraf optik berkurang.
2,4,8
2.3. GAMBARAN LAPANGAN PANDANG PADA GLAUCOMA SIMPLEX