PUPIL POPULASI DAN SAMPEL Populasi : semua penderita yang sudah didiagnosa glaucoma simplex pada Sub

2.4. PUPIL

Pupil merupakan indikator kinetik dari fungsi sensorik dan motorik mata dengan retina dan hubungan keduanya. 5,12,18 Fungsi pupil tergantung dari struktur “pupillomotor pathway” 5,12,18 1. Reseptor 2. Akson sel gangglion pada N. Optikus 3. Kiasma optikum 4. Traktus optikum tetapi bukan lateral geniculate body 5. Brachium dari colliculus superior 6. Area pretectal pada mesensefalon 7. Interconnecting neuron untuk pupilokonstriktor pada aculamotor nuclear complex 8. Jalur eferan parasimpatis N. III 9. Jalur eferan simpatis dari hipotalamus ke m. dilator pupil. Dua stimulus utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan ukuran pupil dan reaksinya. Ukuran pupil dapat berubah menurut umur. Pada neonatus pupil lebih miotik dibandingkan dengan umur dekade ke dua. 5 2.5. JALUR REFLEKS CAHAYA Cahaya adalah merupakan stimulus utama terjadinya refleks cahaya pupil. Cahaya yang jatuh retina akan menstimulasi sel-sel fotoreseptor di retina, selanjutnya ke gangglion sel di retina. Stimulus ini akan dilanjutkan melalui akson aferen N. Optikus menuju kiasma optikum selanjutnya berakhir dipretectal nuclear complex. 5 Lateral geniculate nucleus dilewati oleh serabut-serabut pupilomotor. Protectal nuclear complex berhubungan secara silang dan tidak silang dengan nucleus motor parasimpatis Eedinger-Wwestpal yang terdiri dari bagian dorsal nucleus okulomotor. Serabut parasimpatis preganglionik meninggalkan midbrain otak besar sebagai N. III. Setelah bersinaps dengan gangglion siliaris, serabut-serabut post gangglion menginervasi m. sfingter pupil. Stimulus cahaya pada satu mata, akan menyebabkan terjadinya konstriksi pupil bilateral dan simetris. 5,7,8,19,20 ©2003 Digitized by USU digital library 8 Gambar 7. Jalur refleks cahaya 5

2.6. PEMERIKSAAN “PUPIL CYCLE TIME”

Pupil cycle time adalah metode klinik untuk mendeteksi disfungsi pupil light reflex pathway, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk kontriksi dan redilatasi pupil. 5,7,19,20 Pemeriksaan pupil cycle time dilakukan dengan rangsangan sinar vertikal di tepi pupil, maka akan terjadi kontriksi pupil dan kemudian dilatasi pupil tersebut. Pada saat retina terangsang akan terjadi konstriksi pupil yang akan mengakibatkan sinar akan tertutup pada bagian pupil yang konstriksi, akibatnya terjadi dilatasi pupil kembali. 22 Alat : - Stopwatch - Slitlamp Teknik : 21 - Seberkas sinar difokuskan di tepi pupil, digeser perlahan-lahan dari arah limbus ke sentral pupil - Dilihat konstriksi pupil - Sinar dipertahankan pada posisi ini yaitu posisi sinar terhalang masuk akibat miosis. - Akibatnya pupil dilatasi retina tidak disinari kembali ©2003 Digitized by USU digital library 9 - Sinar akan mengenai retina lagi, demikian terjadi seterusnya berulang- ulang osilasi pupil. Hal ini dihitung sampai 5 kali dan dicatat dengan penggunaan stop watch. Selanjutnya angka yang didapat dibagi 5 sehingga didapatlah waktu pupil cycle time. Nilai : Osilasi pupil terjadi setiap 752 milidetik–900 milidetik. Bila pupil cycle time memanjang 950 milidetik atau berbeda 70 milidetik antara kedua mata, berarti ada gangguan hantaran saraf optik. 20,21

B. KERANGKA KONSEPSIONAL

Glaucoma simplex adalah suatu penyakit optic neuropathy kronis Optic neuropathy yang kronis akan merusak sel gangglion di retina. Sel gangglion adalah awal dari perjalanan cahaya dari syaraf mata. Pupil cycle time merupakan pemeriksaan dini terjadinya optic neuropathy pada penderita glaucoma simplex BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BENTUK PENELITIAN Penelitian ini adlah suatu penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan metode observasi klinik non randomize untuk melihat perubahan pupil cycle time pada penderita glaocoma simplex 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di SMF Penyakit Mata RSUP. H. Adam Malik Medan pada setiap hari pukul 9.00–12.00 Wib. Penelitian dimulai bulan Maret – April 2003.

3.3. POPULASI DAN SAMPEL Populasi : semua penderita yang sudah didiagnosa glaucoma simplex pada Sub

Bagian Glaucoma SMF Penyakit Mata RSUP. H. Adam Malik Medan. 3.4. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN - Snellen chart - Senter - Binocular loupe - Direct Ophtalmoscope - Stopwatch - Slitlamp merk Inami-Japan L-0185 dengan lampu 6V, 30W halogen. - Perimetri Goldmann - Lensa Trimiror

3.5. BESAR SAMPEL Jumlah sample yang diambil ditentukan berdasarkan rumus :