Tujuan Penyusunan SKL Ruang Lingkup Penyusunan

3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja; dan 4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu. Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan, serta masyarakat luas. Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera. Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar 19.248 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan sumber: www.infokursus.net di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen standar kompetensi lulusan disingkat skl, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan. Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL

SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar mandiri, sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program

Industri konstruksi berkembang pesat sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang Sipil dan Arsitektur. Perkembangan ini ditandai dengan telah banyaknya gedung-gedung bertingkat tinggi, jembatan layang dan bangunan sipil lainnya. Namun perkembangan ini juga disusul dengan masih banyaknya kecelakaan kerja di sektor konstruksi tersebut dan dominasinya pada tenaga kerja yang jatuh dari ketinggian ketika bekerja. Perancah merupakan salah satu sarana penunjang dalam pekerjaan pembangunan maupun pemeliharaan infrastruktur tersebut di atas dan merupakan bangunan pelataran platform yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyanggara tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Kondisi ini menyadarkan banyak pihak bahwa perancah dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan mendidik tenaga kerja terampil dalam pemasangan dan pembongkaran perancah, sehingga pekerja yang bekerja di ketinggian dapat bekerja dengan selamat dan penyedia jasa pekerjaan konstruksi dapat terhindar dari kecelakaan kerja yang sangat merugikan perusahaan. Program kursus dan pelatihan perancah, merupakan program kursus dan pelatihan untuk menghasilkan tenaga kerja perancah yang bersertifikasi level 2 dan level 3. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta didik agar memiliki s i k a p d a n t a t a n i l a i , ke m a m p u a n d i b i d a n g ke r j a , penguasaan pengetahuan operasional lengkap, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan perancah level 2 dan level 3. Standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program kursus dan pelatihan untuk perancah level 2 adalah selama 75 jam dan untuk perancah level 3 adalah selama 100 jam, dengan proporsi waktu 30 teori dan 70 praktik. Pelaksanaan program kursus dan pelatihan ini mengacu kepada metode pelatihan berbasis kompetensi, yang memprasyaratkan peserta kursus dan pelatihan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan pelatihan yang sudah ditawarkan. Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK bidang perancah yang independen dan diakui oleh pemerintah, dunia usaha dan dunia industry. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi TUK. Sedanglan uraian program kursus dan pelatihan ini adalah.

1. Nama Program

SKL berbasis KKNI ini dibuat untuk program kursus dan pelatihan perancah, level 2 dan 3.

2. Tujuan a . Umum

Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta didik agar memiliki s i k a p d a n t a t a n i l a i , ke m a m p u a n d i b i d a n g ke r j a p e r a n c a h , penguasaan pengetahuan operasional lengkap, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan perancah p a d a level 2 dan level 3. b . Khusus Secara khusus, tujuan kursus dan pelatihan perancah pada level 2 dan 3 dideskripsikan sebagai berikut. 1 Perancah Scaffolding Level 2 a Mampu membaca gambar kerja perancah, mampu memasang dan memelihara perancah selama penggunaannya serta mampu membongkar perancah pada waktunya dengan selamat. b Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja sebagai operator perancah serta diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam tahapan pekerjaan perancah. c Bertanggung jawab pada pekerjaannya sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain. 2 Perancah Scaffolding Level 3 a Selain mampu melaksanakan serangkaian tugas pada pekerjaan perancah level 2 di atas, peserta pelatihan dan kursus perancah level 3 ini diharapkan juga mempunyai kemampuan merencanakan perancah sebagai penunjang pekerjaan konstruksi yang dikerjakan serta kebutuhan bahannya, mampu menghitung rencana biaya pekerjaan perancah, dapat memastikan bahwa pelaksanaan dan pembongkaran perancah dilaksanakan dengan benar dan selamat, serta mempunyai kemampuan memeriksa, mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan perancah. b Mampu menerjemahkan informasi berkaitan dengan perancah, menggunakan peralatan pemasangan dan pembongkaran perancah berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, sebagian merupakan hasil kerja dengan pengawasan tidak langsung. c Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya. d Bertanggung jawab pada pekerjaan dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Manfaat

Program kursus dan pelatihan perancah scaffolding level 2 dan 3 akan bermanfaat bagi. a . Peserta didik kursus dan pelatihan perancah scaffolding, mempunyai kemampuan dan ketrampilan di bidang pekerjaan perancah pada level 2 dan level 3 serta bersertifikat. b . Lembaga pengguna stakeholder d i bidang konstruksi bangunan sipil dan arsitektur dapat merekrut dengan mudah calon tenaga kerja dan atau penyedia jasa pekerjaan di bidang perancah level 2 dan 3, dan memastikan pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan baik, aman, dan pekerjaannya sesuai dengan biaya, mutu dan waktu yang direncanakan karena didukung tenaga kerja perancah yang professional. c . Lembaga penyelenggara kursus m e n g g u n a k a n S K L s e b a g a i p e d o m a n u n t u k menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan p e r a n c a h l e v e l 2 d a n 3 .

4. Kualifikasi Peserta

Calon peserta pelatihan dalam bidang perancah level 2 minimal memiliki ijazah SMP atau yang sederajat. Persyaratan calon peserta pelatihan bidang perancah level 3 harus memiliki sertifikat level 2 bidang perancah.

5. Durasi Kursus dan Pelatihan

a. Waktu kursus dan pelatihan untuk perancah level 2 adalah selama 75 jam. b. Waktu kursus dan pelatihan untuk perancah level 3 masukan perancah level 2 adalah 25 jam.

6. Metode Kursus dan Pelatihan

Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan berbasis kompetensi dengan cara. a . Ceramah. b . Tanya jawab. c . Demonstrasi. d . Praktik.

7. Uji Kompetensi

Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, kemampuan bidang kerja, serta hak dan tanggung jawab peserta kursus dan pelatihan.

8. Sertifikat Kelulusan

Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan perancah yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK bidang Perancah yang diakui oleh pemerintah, dunia usaha dan dunia industri, baik nasional maupun internasional. Peserta yang dinyatakan lulus uji kompetensi mendapatkan sertifikat kompetensi. Blangko sertifikat kompetensi diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blangko sertifikat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi danatau Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK bidang perancah. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah sertifikat perancah.

D. Ruang Lingkup Penyusunan

Program kursus dan pelatihan Perancah merupakan program kursus dan pelatihan untuk membekali peserta didik agar memiliki s i k a p d a n t a t a n i l a i , ke m a m p u a n d i b i d a n g ke r j a Pe r a n c a h , penguasaan pengetahuan operasional lengkap, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan perancah pada level 2 dan level 3.

a. Perancah Level 2

1 Mampu membaca gambar kerja perancah, mampu memasang dan memelihara perancah selama penggunaannya serta mampu membongkar perancah pada waktunya dengan selamat. 2 Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan factual bidang kerja sebagai operator perancah serta diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam tahapan pekerjaan perancah tersebut diatas. 3 Bertanggung jawab pada pekerjaannya sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

b. Perancah Level 3

1 Selain mampu melaksanakan serangkaian tugas pada pekerjaan perancah level 2 di atas, peserta pelatihan dan kursus perancah level 3 ini diharapkan juga mempunyai kemampuan merencanakan perancah sebagai penunjang pekerjaan konstruksi yang dikerjakan serta kebutuhan bahannya, mampu menghitung Rencana Biaya pekerjaan perancah serta dapat memastikan bahwa pelaksanaan dan pembongkaran perancah dilaksanakan dengan benar dan selamat. Dan mempunyai kemampuan memeriksa, mengawasi dan mengvaluasi pekerjaan perancah. 2 Mampu menerjemahkan informasi berkaitan dengan perancah, menggunakan peralatan pemasangan dan pembongkaran perancah berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang mana sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung. 3 Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjannya. 4 Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain. Untuk mencapai kompetensi tersebut, disusun Standar Kompetensi Lulusan Berbasis KKNI mencakup pada setiap jenjang yang ada pada KKNI, dimana setiap bidang keterampilan memiliki tingkatan jenjang yang berbeda yang meliputi Profil Lulusan, Jabatan Kerja, Capaian Pembelajaran, Standar Kompetensi Lulusan, Rekognisi Pembelajaran Lampau Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK yang independen dan diakui oleh pemerintah, dunia usaha dan dunia industri. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi TUK dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi tersebut.

E. Pengertian 1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 85 80

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Fiscall Stress Terhadap Kinerja Keuangan Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara

6 85 122

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS

2 16 53