55 hidup yang layak sesuai dengan kedudukan sosial dan martabatnya di
perusahaan dan di masyarakat.
3. Prinsip kesetaraan
Apabila di pasar kerja berlaku tingkat upah dan gaji tertentu yang telah ditentukan antara lain melalui kesepakatan asosiasi pengguna tenaga kerja
maka prinsip ini akan mudah diterapkan. 4.
Prinsip kemampuan organisasi Dalam pemberian kompensasi perusahaan harus sudah melakukan berbagi
pertimbangan terkait kemampuan perusahaan karena pemberian
kompensasi juga harus disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
2.4 Perilaku Etis
2.4.1 Pengertian Perilaku Etis
Perilaku menurut Thoha 2008:34 “adalah suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya”. Ini berarti bahwa seorang
individu dengan lingkungannya, yang dalam hal ini adalah perusahaan, menentukan perilaku keduanya secara langsung. Keduanya mempunyai sifat-sifat
khusus atau karakteristik tersendiri dan jika kedua karakteristik berinteraksi maka akan menimbulkan perilaku individu dalam organisasi.
Etika ethics secara luas dapat diartikan sebagai serangkaian prinsip nilai atau moral. Menurut Daft
2002:167 “Etika merupakan prinsip-prinsip dan nilai- nilai moral yang mengatur perilaku seseorang atau sebuah kelompok dalam
hubungannya dengan apa yang benar atau yang salah.
Universitas Sumatera Utara
56 Menurut Griffin dan Ebert 2006:58 pengertian “etika” merupakan
keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Perilaku etis adalah perilaku
yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik.
Dari masing-masing pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa Perilaku Etis Karyawan adalah interaksi karyawan terhadap perusahaan dengan
mengikuti prinsip-prinsip dan nilainilai moral yang berlaku. Perilaku etis sangat diperlukan dalam masyarakat, tidak lain halnya dalam
perusahaan. Perilaku ini menjaga agar baik manajemen maupun karyawan- karyawan di dalamnya berkomunikasi secara efektif. Agar kebutuhan akan
perilaku etis terpenuhi, maka dibuatlah serangkaian prinsip atau nilai moral yang telah ditentukan dalam undang-undang dan peraturan. Akan tetapi, prinsip-prinsip
etis harus dapat didefinisikan dengan baik karena bila tidak, akan menjadi tidak berguna.
2.4.2 Dimensi Perilaku Etis
Menurut Robbins judge 2008:152 dimensi pengukuran perilaku etis karyawan dapat dilihat dari hal-hal berikut ini:
1. Kesetiaan terhadap organisasi. Kesetiaan karyawan terhadap organisasi
dapat menunjukkan seberapa besar loyalitas karyawan terhadap perusahaaan dengan menjaga dan membela organisasi, mengutamakan
kepentingan organisasi serta mampu menyimpan rahasia organisasi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
57 2.
Menghargai hubungan. Dengan menghargai hubungan antara sesama rekan kerja karyawan cenderung memprtimbangkan implikasi etis dari
tindakan-tindakan mereka terhadap individu lain. Seperti menghargai pendapat orang lain, menghorma sesama rekan kerja, tidak mencela
ataupun menghina hasil kerja orang lain. 3.
Kehadiran. Kehadiran merupakan keikutsertaan karyawan secara fisik dan mental terhadap aktifitas kerja dan jam-jam efektif. Kehadiran dapat
dilihat dari hadirnya karyawan setiap hari kerja, ketepatan jam masuk dan pulangnya karyawan, dan tidak meninggalkan kantor pada jam kerja.
4. Kedisplinan. Kedisplinan merupakan sikap seseorang yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti dan mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Kedisplinan karywan dapat dilihat dari sikap taat karyawan
pada peraturan yang berlaku didalam perusahaan, tingkah laku karyawan didalam perusahaan yang mencerminkan karyawan yang disiplin seperti
bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan perusahaan.
2.4.3 Prinsip Etis