Risiko Penularan TB Paru Gejala – Gejala TB Paru

2.1.3 Risiko Penularan TB Paru

Risiko penularan tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Penderita TB paru dengan BTA + memberikan risiko penularan lebih besar dari penderita TB paru dengan BTA -. Risiko setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberkulosis Infection = ARTI yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1 , berarti diantara 1000 penduduk terdapat sepuluh orang terinfeksi setiap tahun. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1 – 3 . Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif Depkes RI, 2009. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan meningkatnya risiko penularan pasien TB Paru, antara lain : - Lokasi penyakitnya di paru, saluran napas atau laring. - Terdapatnya batuk atau tenaga yang mendorong kuman tersebut keluar. - Dahak BTA positif. - Terdapatnya kavitas paru. - Pasien tidak menutup mulut dan hidung pada waktu batuk atau bersin Kemenkes RI, 2012.

2.1.4 Gejala – Gejala TB Paru

Gejala TB dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala sistemik dan gejala respiratorik Aditama, 2002. a. Gejala sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam tidak tinggi selama lebih satu bulan, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik. Universitas Sumatera Utara b. Sedangkan gejala repiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa berlangsung secara terus-menerus selama 3 minggu atau lebih. Hal ini terjadi apabila sudah melibatkan brochus. Gejala respiratorik lainnya adalah batuk produktif sebagai upaya untuk membuang ekskresi peradangan berupa dahak sputum. Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk berdarah disebabkan karena pembuluh darah pecah, akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai pula dengan rasa nyeri pada dada. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka suspek pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.

2.2 Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS