19
2.1.5.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Secara umum
rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis kelompok rasio keuangan antara lain:
a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan
analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pihak
– pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti
pemasok dan bankir. Rasio likuiditas menurut Horne 2005 adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis.
Masing-masing rasio likuiditas mencerminkan perspektif yang berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas tersebut menurut Kasmir 2009 antara lain rasio lancar current ratio,
rasio sangat lancar quick ratio atau acid test ratio, rasio kas cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to networking
capital.
20
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar,
maka semakin besar rasio lancarnya. Apabila dinyatakan bahwa rasio lancar suatu perusahaan adalah sebesar 2, artinya setiap satu
Rupiah kewajiban lancar akan dijamin oleh dua aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi belum tentu menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya juga tinggi. Dalam menganalisis rasio lancar perlu diperhatikan
apakah yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi. Jika yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi adalah
piutang atau persediaan, maka untuk memenuhi kewajiban lancarnya perusahaan harus terlebih dahulu melakukan penagihan
atas piutang atau menjual persediaan agar diperoleh kas untuk membayar kewajiban lancar tersebut. Kreditor harus menanggung
risiko bahwa kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar kewajiban lancarnya karena perusahaan tidak mampu menagih
piutangnya atau tidak dapat menjual persediaannya. b. Rasio Solvabilitas
Perusahaan memiliki berbagai kebutuhan dalam menjalankan operasinya, terutama yang berkaitan dengan dana
agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam praktiknya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana,
perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat
21
digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan dan kemampuan perusahaan. Sumber-
sumber dana secara garis besar dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman bank atau lembaga keuangan lainnya. Perusahaan
dapat memilih salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari keduanya. Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan, perlu disiasati agar dapat saling menunjang. Dengan kata lain, penggunaan dana yang
bersumber dari pinjaman harus dibatasi. Kombinasi dari penggunaan dana dikenal dengan nama rasio solvabilitas atau
rasio leverage. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang Kasmir, 2009, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya. Rasio solvabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt ratio DR.
Debt Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi
pinjaman Darsono,2005. Nilai DR yang tinggi menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan utang
dibandingkan dengan ekuitas, semakin besar DR mencerminkan
22
solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya rendah.
c. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari- hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat
apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola asset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. Rasio
aktivitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah total assets turn over.
Rasio perputaran total aktiva total assets turn over ratio digunakan untuk mengukur perputaran dari seluruh aktiva
perusahaan . Rasio ini juga dapat dipergunakan untuk mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk
memperoleh penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang dan dapat digunakan
untuk memprediksi laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh rasio
total assets turnover terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba
bersih yang dihasilkan akan semakin meningkatkan penjualan
23
yang berpengaruh terhadap pendapatan. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume
yang memadai bagi kapasitas investasinya. d. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas
menurut Horne 2005 adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Dari rasio ini dapat diketahui
bagaimana tingkat profitabiltas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat
melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable.
Apabila perusahaan dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari luar. Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang
menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi Brigham, 2009. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit margin. Gross profit margin GPM dapat digunakan untuk
mengetahui keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual perusahaan. Gross profit margin menurut Horne 2005
“memberitahu kita laba dari perusahaan yang berhubungan
24
dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”.
2.1.5.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan