9
mempekerjakan individu lain agent untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agent untuk membuat
keputusan atas nama principal tersebut. Selain itu mereka juga menyatakan bahwa ada dua cara dalam tata kelola perusahaan yang dapat digunakan
dalam mengatasi masalah keagenan yakni kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Dengan adanya kepemilikan manajerial yang
tinggi dapat mengurangi adanya konflik keagenan yang akan meningkatkan kinerja perusahaan.
2.1.2 Teori Sinyal
Menurut Brigham dan Houston 2006:39 “perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan
saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara- cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur
modal yang normal”. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada
pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar investor, kreditor.
Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga
yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk
10
mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya
dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan
informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Laba merupakan bagian
dari laporan keuangan sehingga laba seharusnya juga berguna untuk keputusan kredit.
2.1.3 Kinerja Keuangan 2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer. Karena penilaian kinerja
pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi
11
non akuntansi untuk menilai kinerja manajer atau pimpinan perusahaan.
Menurut Mangkunegara 2000:67 dalam Fianka 2008, Kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kemudian menurut Sulistiyani 2003:223 dalam Fianka 2008, “Kinerja seseorang merupakan kombinasi
dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Sedangkan menurut Hasibuan 2003:34 dalam
Fianka 2008 mengemukakan bahwa “kinerja prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu”. Menurut Rivai 2004:309 dalam Fianka 2008
mengemukakan bahwa kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya dalam perusahaan. Menurut Mulyadi 1997:419 dalam Sucipto 2003:1, penilaian
kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.
12
Sedangkan menurut Hastuti 2005 dalam Pranata 2007:19, kinerja perusahaan adalah hasil banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh
manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan
ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan merupakan
salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai ratio perbandingan antara masukan dan
keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal. Sehingga dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan, kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba.
2.1.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja
Setiap kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan terhadap manajemennya tentu memiliki tujuan yang
bermanfaat bagi manajemen itu sendiri. Begitu pula penilaian kinerja suatu perusahaan juga memiliki tujuan yang diperhatikan
13
oleh perusahaan. Penilaian kinerja diperlukan oleh manajemen untuk mengetahui bagaimana kualitas manajemen organisasi
maupun manajemen keuangan perusahaan tersebut. Menurut Mulyadi dalam Sucipto 2003:2, penilaian kinerja bertujuan
“untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang
tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja dan
waktu serta penghargaan.
2.1.4 Tobin’s Q 2.1.4.1 Pengertian Tobin’s Q