1. PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN
GAMBAR 4.1. PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN
Dari tabel di atas kebijakan moneter utama di Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai mata uang. Hal ini ditegaskan dalam UU. No 23 Tahun 1999, dimana tujuan utama Bank Indonesia adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Stabilitas ini penting mengingat 1) makin kompleksnya sistem keuangan, 2) tuntutan masyarakat lebih tinggi, 3) perkembangan teknologi yang berpengaruh pada sistem pembayaran, 4) Globalisasi dan perdagangan bebas
Menyikapi stabilitas yang harus dicapai, maka pemerintah melalui Bank Indonesia pada tahun 1999 mengeluarkan kebijakan yang disebut Inflation Targetting Framework (ITF). Pada intinya ITF merupakan perencanaan moneter masa depan dimana inflasi dipatok secara tranparan disertai dengan penyampaian informasi secara jelas (eksplisit) kepada masyarakat. Dengan harapan dapat mereduksi ekspektasi negatif dan memberikan pencapaian yang jelas mengenai kebijakan moneter. ITF ini tidak hanya memberikan pedoman untuk pengendalian inflasi, tetapi bagaimana dapat digunakan sebagai kerangka (framework) untuk mengetahui respon kebijakan moneter. Sehingga inflasi terarah, yang selanjutnya diharapkan dapat menjamin pencapaian kestabilan kondisi ekonomi.
ITF sebagai kerangka kebijakan moneter dapat dijadikan media monitoring kaitannya dengan sistem peringatan dini terhadap krisis mata uang. Kerangka monitoring ini tercermin dari penjagaan inflasi sesuai sasaran, yaitu rendah dan stabil. Inflasi yang rendah dan stabil tentunya merupakan insentif untuk memompa kinerja perekonomian, diantaranya menstimulasi pertumbuhan kredit domestik, menjaga nilai tukar pada level optimal, dan menjaga jumlah uang beredar agar tetap sesuai dengan kapasitas perekonomian.
Kebijakan ITF dipandang tepat karena di Indonesia sebagaimana telah terbukti dalam penelitian ini terjadi perubahan struktural atau perubahan perilaku dari indikator makroekonomi. Perubahan itu secara substansinya merupakan dampak dari kebijakan moneter di era krisis yang tidak konsisten (time inconsistency). Hal itu membuat perubahan dalam kebijakan nilai tukar menjadi free floating dan perubahan sasaran operasional menjadi tingkat bunga (BI rate). Dengan demikian, Bank Indonesia saat ini memegang kendali dalam menentukan arah kebijakan moneter. Yang terpenting untuk dijaga oleh pemerintah, dalam hal ini BI adalah menjaga dan memprediksi perilaku masyarakat dalam memegang uang kartal. Sehingga kredibilitaslah yang saat ini perlu dibangun dan terus ditingkatkan agar ekspektasi masyarakat sesuai dengan arah kebijakan BI.
Oleh karena itu, keuntungan penerapan ITF kaitannya dengan penerapan early warning sistem of crisis adalah :
1. Dengan penerapan ITF akan memperjelas komitmen BI dalam mengendalikan inflasi dan menggunakan inflasi sebagai satu-satunya nominal anchor. Kejelasan ini mengingat di masyarakat sering masih banyak menemui adanya anchor yang lain seperti target base money, suku bunga riil, ataupun nilai tukar (Carare dan Stone : 2003)
2. Penerapan ITF merupakan salah satu cara mengembalikan kredibilitas Bank Indonesia sebagai pengendali inflasi melalui komitmen pencapaian target inflasi.
3. Keberhasilan penerapan ITF di beberapa negara berkembang membantu mengurangi masalah currency mismatch, sebuah permasalahan yang sering 3. Keberhasilan penerapan ITF di beberapa negara berkembang membantu mengurangi masalah currency mismatch, sebuah permasalahan yang sering
4. Dalam ITF formula kebijakan bersifat “forward looking” mengingat kebijakan moneter memerlukan time lag yang cukup panjang
5. Secara empiris pengalaman sejumlah negara maju menunjukkan keberhasilan target inflasi. Dapat dilihat dari kinerja inflasi yang lebih rendah setelah penerapan ITF. Tidak hanya itu, penargetan ini mampu menurunkan ekspektasi inflasi karena pembentukan kredibilitas tercapai
Operasi Respon Kebijakan
Indikator
Sasaran Akhir
BI RATE
Perkiraan Sasaran
masyarakat OPT, Fasbi,
nilai tukar
OUTPUT
- Trade off yang Forex
Kebijakan
optimal antara -
Koridor - Kebijakan
Moneter lain
output dan Suku Bunga
1. Determinan Inflasi
inflasi -
Perbankan
2. Keterkaitan antar
Pengaruh
Struktur
variable ekonomi
Suku Bunga
3. Transmisi moneter
Ekspektasi
Koordinasi Pemerintah
Model, riset, statistik,
KOMUNIKASI KEBIJAKAN
KREDIBILITAS
- Komitmen dan konsistensi
KEBIJAKAN
Pembentukan ekspektasi
Sumber : Bank Indonesia